[36]Apa ini kebahagiaan? [revisi]

236 10 0
                                    

Ada kalanya waktu hanya mempermainkan kita. Ada kalanya juga waktu kembali menyatukan kita
-Author
🌸🌸

Kling!

Pintu itu terbuka. Sasya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kedai es krim. Tempat yang menjadi favorit nya saat ini.

"Sudah lama nggak datang, mau pesan apa? " tanya pelayan yang sudah mengenal Sasya.

"Abis liburan, kayak biasanya aja. "

"Okay, silahkan tunggu. Kalo mau nyanyi juga boleh. "

"Serius? " tanya Sasya penuh antusias.
Pelayan itu mengangukkan kepalanya, lalu pergi meningalkan Sasya. Cuaca siang hari ini cukup panas, hal itu membuat kedai ini lumayan banyak pengunjung. Tatapan mata Sasya jatuh pada bangku nomor delapan, agak jauh dari tempatnya duduk. Di sana ada kedua remaja yang sedang kasmaran. Membuat Sasya kembali teringat akan sosok Nando.

Cara Nando menatapnya, cara Nando mengajaknya bicara, cara Nando merayunya, cara Nando membuatnya tertawa, cara Nando mengengam jemarinya, cara Nando......

Air mata kembali singgah di pelupuk mata Sasya. Tangannya dengan sigap segera menghapusnya, sebelum meluap membanjiri pipinya. Mungkin dengan bernyanyi akan membuatnya jauh lebih baik, itu yang saat ini sedang dipikirkan Sasya.

===

Kota yang sudah lama ia tinggalkan ternyata masih sama. Masih macet, polusi, dan panas. Ia mengambil nafasnya pelan. Kepalanya kembali penat melihat lalu lintas yang cukup padat itu.

Mungkin lo ada di sana, batinya.

Ia keluar setelah memarkirkan mobilnya. Suara merdu mulai mengema di telinganya. Langkahnya semakin pasti, ia membuka pintu. Aroma vanila yang selalu menempel di kedai tersebut begitu memabukkan. Pandangannya mengamati sekitar, dan berhenti pada satu objek yang berhasil membuat jantungnya kembali berdetak kencang.

===

Sasya menatap sekelilingnya, sebelum mulai membuka mulutnya. Hanya ada satu nama yang kembali hadir di pikirannya. Lelaki itu berhasil membuat pikiran Sasya terpusat padanya. Seolah dia adalah matahari yang membuat Sasya selalu membutuhkannya.

I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain
I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow
Oh, I'm jealous of the wind

*flasback on

"Nando! Jangan hujan-hujan. Lo nanti sakit! " teriak Sasya kearena hujan begitu deras.

Nando tak menghiraukan ucapan Sasya. Ia mengadahkan wajahnya ke udara, Nando memejamkan matanya. Begitulah cara Nando jika sosok Ennola kembali dalam benaknya.

Sasya berdiri meneduh tak jauh dari tempat Nando berdiri. Ia mengamati lelaki itu yang begitu menikmati hujan. Sasya tersenyum mengamati tingkah Nando.

"Lo aneh, kaya anak kecil aja mainan hujan," ujar Sasya menghampiri Nando.

"Kembali, ntar lo sakit! "

"Kalo gue sakit, lo yang harus jagain gue! Ayo neduh! " jawab Sasya membuat Nando menuruti perkataannya.

*flasback off

'Cause I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me

As I sink in the sand
Watch you slip through my hands
Oh, as I die here another day, yeah
'Cause all I do is cry behind this smile
I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me

*flasback on

"Sya, relain Nando pergi. Kasian dia kesakitan," ujar Rita.

"AKU BILANG NGGAK YA NGGAK! NANDO MASIH HIDUP! "

Sasya menarik nafas berat, "Sasya percaya sama Nando. Nando nggak akan ningalin Sasya mah. Nando masih hidup, kasih dia kesempatan buat bangun. "

"3 bulan bukan waktu yang singkat Sya. Ini demi kebaikan Nando," ujar Bunga mencoba menenangkan putrinya.

Sasya masih memeluk Nando dengan erat. Ia menepis semua tangan yang mencoba memisahkannya.

"Mah, Tan, Nando masih hidup. Sasya nggak mau kehilangan dia. NANDO! BANGUN! buktiin ke mereka semua kalo lo masih hidup, GUE BILANG BANGUN!! "

Bunga melepaskan pelukan Sasya ke Nando. Sasya mencoba memberontak, tapi ia sudah tak punya tenaga lagi. Sasya pasrah, air matanya semakin deras.

"NANDO!!!!! " teriak Sasya sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan.

*flasback off

I-I-It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me

(jealous -Labrinth)

Sasya berhasil menyelesaikan nyanyinya. Riuh tepuk tangan membuat dada Sasya semakin sesak. Ia menyeka air matanya. Kenapa lagu itu kembali mengingatkannya dengan Nando?

Hari ini, tepat 6 bulan kepergian lo Nan. Gue berharap lo masih hidup, batin Sasya.

Sasya kembali duduk di kursinya. Ia menikmati es krim di hadapannya. Berusaha mengacuhkan keadaan kedai yang kembali ramai ini. Sasya menundukkan kepalanya, ia tak sadar jika ada sepasang mata yang merindukannya. Merindukan sosok kehadiran Sasya yang pernah singgah di hatinya.

Langkanya ragu-ragu, ia takut jika gadis itu membencinya seperti pertama kali mereka bertemu dulu. Jantungnya kembali berdetak lebih kenyang, ia menghembuskan nafasnya. Dengan jarak sedekat ini ia bisa melihat raut muka Sasya yang sedang menunduk.

Semoga lo nggak berubah, batin lelaki itu.

"Hai, "sapanya lembut.

Suara itu? nggak mungkin dia, batin Sasya.

Sasya menghentikan aktivitasnya. Mendadak sekujur tubuhnya kaku. Pembuluh darah seperti berhenti sejenak. Dadanya berdebar-debar, Sasya memejamkan matanya sejenak. Ia kembali membuka matanya. Sasya menarik nafas sejenak sebelum menatap orang yang berdiri di hadapannya ini.

"Apa kabar? " tanyanya yang kembali membuat Sasya membekap mulutnya sendiri. Mata Sasya mulai berkaca-kaca, mulutnya seketika bisu.
===

Vote+coment
-brilliantradhea

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now