Nando kembali masuk ke dalam mobilnya. Beruntung Sasya masih lelap dalam tidurnya. Itu artinya dia tidak melihat perkelahian dirinya dengan Vando. Nando mengusap tangan Sasya ia mencium kening Sasya singkat.

"Gue akan jagain lo, karena gue sayang sama lo," bisik Nando di telinga Sasya.

Nyeri di pipi kiri dan di sudut bibirnya membuat Nando meringis. Ia tetap berusaha fokus mengendarai mobilnya. Sesekali ia melirik Sasya, hanya memastikan gadis itu masih tertidur. Sesampainya di depan rumah Sasya. Nando segera mengendong Sasya, ia tak mau membangunkan Sasya yang nampaknya sangat lelah.

"Permisi! " teriak Nando.

"I....ya... " jawab Bunga yang masih tidak percaya kehadiran Nando di hadapannya itu.

"Tadi Sasya tidur tan, jadi Nando gendong. Kasian kalo harus bangunin dia. "

"iyaudah kamu bawa ke kamar. "

Nando menganguk singkat. Nando menarik selimut untuk menutupi tubuh Sasya. Gadis itu tidur dengan pulas, ia bahkan tidak terusik saat Nando mengendongnya tadi.

"Muka kamu kenapa Nan? " tanya Bunga khawatir.

"Nggak papa tan, tadi Nando kurang hati-hati jadi jatuh. "

"Jadi Sasya sudah tau semuanya? " tanya Bunga memastikan.

"Sudah tan, Nando juga udah minta maaf sama dia. "

Bunga menghela nafas lega, "Syukurlah, kata Sasya Vando kembali. Apa itu benar Nan? "

"Iya tan, Vando masih hidup. Kalo begitu Nando pamit pulang dulu ya tan, nanti dicariin mamah. "

"Iyaudah, salam buat mama sama Vando. Hati-hati di jalan. "

===

Sasya membuka matanya, "Lah, kok gue di kamar? Apa tadi itu gue cuma mimpi ketemu Nando? "

Bunga masuk ke dalam kamar Sasya. Ia berniat membangunkan Sasya, tapi ternyata Sasya sudah bangun terlebih dahulu.

"Udah bangun Sya? ".

"Nando mana mah? "

"Pulanglah dia, orang kamunya aja tidur. Tadi tu ya, kamu di gendong sama Nando. Katanya dia nggk tega bangunin kamu, habis tidur kamu pules banget kayak kebo," ujar Bunga.

"Jadi Sasya nggak mimpi? Jadi Nando beneran kembali?! "

"iya, yaudah cepet turun. Papa udah nunggu buat makan malam. "

"Siap bos!"

Bunga keluar dari kamar Sasya. Sasya segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang bau.

Dret!  Dret!

Sebelum ia keluar dari kamar ponselnya berbunyi. Sasya mengerutkan keningnya bingung, ia tidak mengenal siapa penelpon tersebut. Namun, Sasya tetap mengangkatnya.

"Udah bangun lo? " tanyanya.

"Nando!!! "

"Buset, nggak usah teriak juga kalik. Gendang telinga gue nanti rusak. "

"Kata mamah tadi lo ngendong gue ke kamar ya. Uh, romantis banget pacar gue. "

Nando menghela nafas, "Iya gue gendong lo. Awalnya gue pikir lo itu enteng, eh taunya berat banget badan lo. "

"Enak aja lo ngomong. Ngapain lo telpon gue? "

"Dari pada gue telponan sama operator ya mending gue telpon pacar gue. "

"Aduh pacar gue lucu amat. Jadi pengen gue kantongin buang ke sungai," ujar Sasya terkekeh.

"Sekarang jam berapa Sya? "

"Ngapain lo nanya jam? Emang di rumah lo nggak ada jam? " tanya Sasya heran.

"Tingal jawab aja susah. "

"Iya iya jam 8 sekarang, puas lo. "

"Jam 8 apa? " tanya Nando.

Sasya mengerutkan keningnya tidak mengerti, "Malam Nando!! "

"Malam juga Sasya. "

"Hahhahahah......... Sejak kapan lo pinter ngegombal? "

"Sejak pacaran sama lo!  Nando kangen sama Sasya, Sasya ke sini dong samperin Nando. "

Sasya mengelengkan kepalanya, "Nggak mau, harusnya Nando yang nyamperin Sasya. "

"Besok gue samperin lo, kita berangkat sekolah bareng. "

"Loh, lo masih sekolah Nan? " tanya Sasya bingung.

"Eh buset! Ya iyalah, kalo gue nggak sekolah terus nanti gue cari kerjanya gimana? Gue nggak punya modal dong buat ngelamar lo. "

"Iyain aja deh biar seneng. "

"Lo juga seneng kan kalo gue lamar? " goda Nando yang membuat Sasya salah tingkah.

"...."

"Sya?  Lo masih hidupkan? "

"Iya bawel lo! "

"Gue kira lo pingsan denger ucapan gue, hahhaha...... "

"Resek lo!  Udah ah gue mau tidur, " ujar Sasya sebal.

"Yah, kok udah sih. Sasya ke sini, temenin Nando tidur. "

"Ih, apaan sih Nan. Udah gue mau tidur, gue matiin ya? "

"Apanya yang lo matiin? "

"Lo yang gue matiin, ya telponnya lah. "

"Gak boleh! "

"La terus? lo mau ngoceh kayak burung beo?"

"Kan gue yang telpon jadi biar gue yang matiin. "

"Serah lo deh, dah sono-sono matiin. "

Tut! Tut! Tut!

Sasya kembali meletakkan ponselnya di meja belajarnya. Ia turun ke bawah, di sana sudah ada mama dan papanya yang sedang makan malam. Sasya menghampiri mereka.

"Lama banget kamu turunnya? " tanya Bunga.

"Maaf, tadi Nando telpon Sasya. "

"Nando sudah sembuh? "tanya papa Sasya yang membuat Sasya kebingungan.

"Papa sama mama taukan kalo Nando nggak meninggal? Tapi,  kenapa nyembunyiin dari Sasya? " tanya Sasya mengerucutkan bibirnya.

"Nando yang nyuruh. Yaudah maafin mama sama papa, " ujar Bunga mengusap tangan Sasya.

"Papa denger Vando masih hidup. Gimana hubungan kamu sama dia? "

"Maksud papa? "

"Kamu masih pacaran kan sama dia? Papa sudah bilang sama tante Rita, kalo kamu akan papa jodohkan sama Vando. "
===

   Vote+coment
-brilliantradhea

For Sunrise [COMPLETED]Where stories live. Discover now