"Hai, Sayang."
Prilly menatap rindu lelaki dihadapannya. 2 minggu berusaha ia lewati dengan tenang tapi tak bisa. Segera ia peluk lelaki itu dan meluapkan segala rasa rindunya.
"Do u miss me?"
Prilly mengangguk. Lelaki itu membalas pelukan Prilly dengan hangat.
"Gimana kondisi kamu, Sayang?" Tanya lelaki yang tentunya Ali. Prilly melepaskan pelukannya dan menatap Ali sebentar sebelum ia menjawab pertanyaan dari Ali.
"Please, jangan ingetin aku sama kejadian itu lagi. Aku trauma."
Ali menarik Prilly kedalam pelukannya. Sungguh, hanya orang tak punya hati yang berani melukai little princess nya.
"Aku cuma nanya, Sayang. Kamu udah baikan, belum? Masih sakit dibagian mana aja? Hm?" Tanya Ali dengan tutur yang sangat lembut. Sesekali dielusnya rambut Prilly.
"Disini." Jawab Prilly sambil menunjuk dadanya.
"Yang sakit hati aku. Kangen sama kamu." Lanjut Prilly dengan nada manjanya. Ali tersenyum.
"I miss you too, Sweetheart." Balas Ali lalu mencium pucuk kepala Prilly agak lama.
Tiba-tiba Prilly teringat ucapan Mamanya bahwa selama di Singapore, pangerannya sakit.
"Kata Mama, kamu sakit." Ucap Prilly.
"Cuma kecapekan doang, kok. Don't worry baby." Jawab Ali sedikit berbohong. Tentu ia sakit karena kepikiran Prilly.
"Gimana aku ga khawatir? Kamu disana 2 minggu, cuma Rizky yang bisa nemenin kamu. Jauh dari Jakarta pula." Oceh Prilly. Ali hanya menanggapinya dengan terkekeh pelan.
"Kok ketawa? Ada yang lucu?"
Ali sangat gemas dengan ekspresi gadisnya saat ini. Tangannya pun tak bisa ia tahan untuk tidak mencubit pipi wanita tersayangnya itu.
"Awwsshh.." Rintih Prilly ketika Ali menyerbu wajahnya dengan cubitan di pipi.
"Ehh sakit, ya? Aku kelewatan gemes sih.. maaf ya. Yaudah sini aku obatin." Ucap Ali.
"Gimana ngobatinnya? Emang ada obatnya?" Tanya Prilly kelewat polos.
"Mau tau gimana caranya?" Tanya Ali dengan wajah jailnya. Prilly agak ragu namun ia mengangguk saja.
Ali pun mendekatkan wajahnya pada Prilly. Deru napas Ali sampai menyapu anak rambut yang berkeliaran di wajah Prilly.
"Caranya adalah...."
Ali mulai memiringkan wajahnya. Kini mereka hanya terhalang oleh hidung. Prilly mulai keringat dingin. Ia berharap Ali cepat-cepat waras.
CUP!
Kecupan hangat mendarat di pipi yang sudah Ali cubit. Wajah Prilly kini memerah karena malu. Malu sudah berpikiran yang aneh-aneh.
"Aku ga akan ingkarin janji aku. Sah dulu, baru aku kuasain kamu." Ucap Ali. Wajahnya masih ia dekatkan pada Prilly.
"Di ranjang." Lanjut Ali membisikkannya di telinga Prilly. Prilly kegelian sekaligus ngeri.
Ali hanya bisa menahan tawanya melihat ekspresi takut Prilly. Entah apa yang gadisnya pikirkan, ia masih tak menyangka Prilly masih sepolos itu. Ia jadi yakin,bahwa Prilly adalah yang terbaik untuknya.
'Didikan Om Rizal dan Tante Ully emang yang terbaik. Top lah pokoknya." Ucap Ali dalam hatinya sambil tersenyum melihat wajah bingung Prilly.
YOU ARE READING
Till The End (New Version)
FanfictionPrilly Ayyara Yuan Nisaka, adalah anak perempuan kesayangan keluarga. Kebahagiaan selalu dilimpahkan pada gadis ini sejak kecil. Inilah yang menjadi alasan Prilly tumbuh menjadi anak gadis yang manja. Kemanjaan Prilly membuat sang ayah ingin menjodo...
Part 17
Start from the beginning
