BERTEMU DENGAN OEI

104 2 0
                                    

Hal yang paling menggembirakan saat berada di Langgeng bukan melihat pameran berjudul The Kite, tapi saat tak begitu sengaja berbincang dengan Pak Oei Hong Djin, yang tengah dikelilingi oleh cukup banyak orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hal yang paling menggembirakan saat berada di Langgeng bukan melihat pameran berjudul The Kite, tapi saat tak begitu sengaja berbincang dengan Pak Oei Hong Djin, yang tengah dikelilingi oleh cukup banyak orang. Seorang kolektor dan penikmat seni, yang ternyata, memiliki banyak pengalaman dan wawasan yang begitu menghibur.

Inilah pertamakalinya aku bertemu dengan orang yang bisa aku ajak bicara mengenai Raden Saleh, Rembrandt, Vermeer, Ferdinand Bol, Vincent van Gogh, Ruysdael, Michelangelo, Rubens, Raphael, Delacroix, dan beberapa seniman lainnya di tanah air.

Membicarakan sejarah seni, pemalsuan karya, salinan-salinan Sunflower, The Nightwatch dari Rembrandt, Boschbrand dari Saleh yang kini berada di Singapura, dan lukisan-lukisan Rembrandt yang masih banyak yang tak aku tahu.

Seandainya ada sekitar sepuluh orang seperti Pak Oei di Jogjakarta, mungkin aku akan sedikit sembuh. Ditambah sepuluh orang yang bisa diajak bicara meloncat-loncat dari bidang satu ke bidang lainnya, aku benar-benar akan sedikit senang. Apakah cara berpikirku memang harus dicari kepada sosok-sosok macam Pak Oi? Jika iya, berarti menggelisahkan buat diriku hari ini.

Aku kesusahan menemukan sosok-sosok semacam itu. Ah apakah karena itulah aku merasa selalu kesepian, terasing, dan tak dimengerti? Mungkin. Aku rasa malah memang begitu.

Sejujurnya sangat menyenangkan jika berbicara tentang seni dunia, bagaimana impresionisme berkembang, bagaimana Raden Saleh bertemu orang-orang di Eropa, Museum Van Gogh, Rijksmuseum, Hermitage, hingga Academia Gallery.

Di sini, siapa yang bisa aku ajak bicara? Ya, di sini, siapa yang bakal bisa aku ajak bicara? Atau mungkin aku memang kurang pergaulan dan terlalu menutup diri? Entahlah, yang jelas, seandainya ada sepuluh orang yang mudah diajak bicara dengan luas pengalaman, pengetahuan, dan wawasan seperti Pak Oei, mungkin aku tak akan terlalu bosan dengan kota ini.

ESAI-ESAI KESEHARIANWhere stories live. Discover now