Halaman 43 : A Mr. Forn Mission

ابدأ من البداية
                                    

✺✺✺

William menghampiri istrinya yang sangat cantik, maklum dulu beliau seorang model namun karena telah menikah ia berhenti dari profesinya dan beralih menjadi desaigner.

Ia melingkarkan tangannya dipinggang sang istri, menyalurkan rasa cinta yang teramat mendalam dan juga rasa kasih sayang.

"Aku mencintaimu, Avryl. Sangat mencintaimu." Matanya terpejam dilekukan leher istrinya.

Avryl pun menggenggam tangan sang suami, ia memejamkan matanya sesaat. "Aku lebih mencintaimu dan akan selalu begitu."

"Sebentar lagi, kita akan bertemu dengan putri cantik kita. Bukan begitu, Will?" sambungnya.

William mengangguk antusias. Ia benar-benar merindukan putri kecilnya, saat tersenyum, tertawa, bahkan menangis saat mereka harus terpisah seperti ini.

"Benar. Princess pasti akan sangat terkejut, kita akan membuat sebuah suprise untuknya." William terkekeh kecil, membayangkan bagaimana ekspresi putrinya nanti.

"Ya, tepat saat ulang tahunnya yang ke-16, pasti akan menjadi kenangan terindah untuknya," Avryl pun melepas pelukan dari William dan menarik tangan suaminya.

"Mari William, aku sungguh tidak sabar bertemu dengan putriku."

Wiliam menaikkan sebelah alisnya kemudian terkekeh. "Putrimu, putriku juga. Dia buah cinta kita, bukan?"

Avryl memutar bola matanya.

"Baiklah, baiklah, segalanya untukmu, My Queen." William mengangkat tangannya tanda menyerah, membuat Avryl tersenyum menang.

✺✺✺

"Mr. Forn, siapkan mobil kami menuju bandara," Perintah William kepada butler pribadinya.

"Siap, Tuan." Ia membuka pintu mobil dan mempersilahkan William beserta istrinya untuk masuk ke mobil.

Brem. Mobil hitam bemerk itu melaju dengan cepat.

Forenzo tersenyum miring dan melambaikan tangannya. "Selamat tinggal, lalat pengganggu."

-

"Will, kau ingin dinner?" tanya Avryl ketika pramugari menawarkan makan malam.

"Ya, letakan saja disana," Will menunjuk meja kecil dihadapannya dengan dagunya.

Avryl mengangguk, lalu menaruh beberapa makanan mahal yang tersaji dan tentunya menggoda selera.

"Okay, thank's," jawab Avryl kepada pramugari tersebut.

"You're welcome, Ms," Pramugari itu pergi sembari mendorong kereta makanan menuju dapur pesawat.

William tengah serius menatap layar laptop, ia memeriksa data pemasukkan dan pengeluaran oleh perusahaan setiap bulannya.

Suatu getaran kecil terlihat digelas kaca.

"Apakah pesawat ini bergetar?" Tanya William heran.

"Mungkin, aku pun merasakan hal yang sama." Avryl berpegangan erat pada pinggiran kursinya.

Teriakan panik terdengar dari para penumpang. Para pramugari dan pramugara sedang menenangkan perasaan aneh para penumpang. Mereka memperaktekkan cara agar tetap bernapas dengan masker berwarna kuning, karena oksigen diatas permukaan laut sangatlah minim.

"Para penumpang, kami akan mencoba mendarat. Mohon tenang, kami akan mengusahakan yang terbaik. Semoga pesawat ini dapat mendarat dengan aman."

Prince Of Sea [REVISI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن