Season 2 Trailer - "Cintaku di Ujung Jalan - Part 2"

8.6K 574 66
                                    

Ini semua salahku...

Beam masih belum membalas pesanku dan sekarang dia sedang offline.

Sial! Bagaimana caraku meminta maaf padanya?

Aku sudah sangat kacau sekarang dan aku tidak berani menelpon Beam. Aku tidak ingin terlalu terburu buru mengambil keputusan. Tapi akhir akhir ini aku rasa aku tidak bisa menjadi diriku sendiri. Sebelumnya aku tidak akan membiarkan siapapun menang dariku. Tidak akan, tapi jika itu Beam....

Bagaimana kalau dia marah padaku? Bagaimana jika dia mengeluh tentangku pada teman temannya? Terlebih lagi jika itu Pha, dia selalu bertindak sebagai 'Ayah' bagi Kit dan Beam. Tapi setelah kupikir bukankah itu hal yang bagus? Beam akan menyebut namaku di depannya. Tidak... Tidak.. Fokuslah Forth!! Fokus!!

Selagi aku mencari keputusan untuk menelpon Beama atau tidak, tiba tiba ponselku bergetar dan berdering.

Aku langsung terkejut karena ternyata itu panggilan dari 'Ayah' Beam. Biasanya Pha tidak akan menelponku kecuali akan mengajakku minum bersama. Apalagi, setelah Pha berkencan dengan Nong Yo, dia bahkan sudah tidak pernah bertemu denganku dan miss komunikasi dengannya. Dan sekarang dia menelponku...

Apa ada hal buruk yang terjadi?

Aku akhirnya mengangkat telpon.

"Ada apa?" tanyaku.

"Di mana kau sekarang?" jawab Pha dari seberang.

"Aku ada di kamarku, ada apa?" tanyaku lagi.

"Aku perlu bicara dengamu"  sekarang suara Pha terdengar serius.

"Tentang apa? Somoga ini bukan tentang istrimu" kataku sedikit khawatir.

"Ya seperti itulah...tapi.. sebenarnya" jawab Pha terbata.

Please deh! Sebelum kau menelpon seseorang pikirkan dulu apa yang ingin kau bicarakan.

"Sebenarnya tentang sahabatku Beam. Kita harus bicara" lanjut Pha.

Aku melihat jam. Sudah hampir jam 1 pagi dan aku baru selesai berkelahi dari kampus dan makan malam dengan Beam. Tapi, ini pembicaraan antara pria dan pria. Aku perlu meluruskan semua ini.

"Baiklah, di mana kita akan bertemu?" tanyaku.

"(P'Pha mau ke mana?) | Tunggu sebentar Forth... Ya.. sayang?"

Suara Pha berubah drastis dari bersuara maskulin menjadi seperti bayi manis yang berbicara dengan pacarnya.

"(Ini sudah larut, ke mana P'Pha akan pergi?) | Forth ingin minum dan dia ingin mengajakku bergabung dengannya"  aku mendengar Pha berbicara dengan Nong Yo.

Dasar bajingan ini! Dia menjadikanku alasan untuk mencari muka dihadapan istrinya. Sialan kau Pha...

"(Oke oke..)" suara Nong Yo sangat manis dan menggemaskan... No...No... No...aku tidak boleh berpikir seperti itu lagi pada Nong Yo.

Aku menggelengkan kepalaku, jika Pha tahu kalau aku masih mengagumi pacarnya dia akan membunuhku.

"(Kalian pergi ke mana? Bolehkah aku ikut? Aku tidak mau belajar lagi) | Tidak boleh, bukannya Yo akan ujian lusa nanti? |(Tapi, aku bosan belajar)| Ini semester pertamamu dan kau perlu berusaha keras, terutama di pertengahan semester ujiannya akan lebih ketat | (Tapi, aku mau istirahat)"

Suara Pha terdengar tegas sedangkan suara Nong Yo semakin manis dan lembut, aku yakin Pha akan mengalah pada Nong Yo... aku berani bertaruh.

Tapi, apa kalian harus saling menggoda di depan telpon seperti ini? Tidak bisakah kalian mengerti kalau ini terasa sangat menyakitkan bagi pria single sepertiku?

2 Moons -Indo-Where stories live. Discover now