Season 2 Trailer - "... Tapi Aku Mencintainya Apa Adanya - Part 4"

8.7K 583 52
                                    

#Wayo's POV

Ponselnya berdering dua kali dan telponku ditolak dengan sengaja. DITOLAK!

Sekarang, aku sudah benar benar marah. Aku harus menyelesaikan masalah ini dengannya nanti (Tidak peduli seberapa marah dan cemburunya aku sekarang).

Aku berjalan menaiki tangga menuju lantai empat untuk kembali melihat dengan mataku sendiri.

P'Pha masih di ruangan yang sama dengan gadis itu duduk di posisi yang sama di ruangan yang kecil ini.

Apa dia benar benar menolak telponku?

"Nong Yo" P'Beam menghampiriku. "Kau pasti merasa sedih sekarang dan aku bisa melihatnya di wajah merahmu.." dia menghela napas dan mengetuk kaca jendela. "Boss.... Istrimu di sini"

P'Pha melihat wajah P'Beam sebelum memandang ke arahku. Dia sangat terkejut meliahtku berdiri di hadapannya. Kemudian dia langsung meletakkan bukunya dan mengejarku.

Aku berjalan menjauh dengan ragu ragu karena aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dankukatakan.

"Yo... sejak kapan kau sampai di sini? Aku sudah merindukanmu"

Saat aku sudah mulai merasa sedikit baikan, aku berjalan turun dengan cepat meninggalkna P'Pha yang masih kebingungan. Dia kemudian mengejarku dan menggenggam tanganku "Ada apa? Mau ke mana kau?"

"Yo..."

"..."

"Yo?" dia menaikkan nada bicaranya sedikit "Bicara padaku. Ada masalah apa, sayang?"

Dia sudah mulai menyadari keheninganku.

"Cemburu, huh?"

Itu malah membuatku semakin marah.

"Jadi kau cemburu dan marah?" P'Pha mencubit pipiku pelan dan mengacak rambutku.

"Dengarkan aku oke. Ini pertama kalinya aku melihatmu cemburu"

"Tidak lucu" aku menghempaskan tangannya pelan dari wajahku.

"Kau terlihat sangat manis saat kau cemburu. Apa kau tahu itu?"

Ini bukanlah saatnya kau melontarkan kata kata manismu padaku karena aku sama sekali tidak tersanjung.

"Aku tidak ingin melakukan revisi untuknya tapi aku tidak punya pilihan lain. Dia (Pring) tidak suka jika belajar bersama dengan banyak orang karena dia hanya punya beberapa pertanyaan dan dia butuh bantuanku. Biasanya dia belajar sendiri. Dia terus memohon padaku hingga aku menyerah dan setuju untuk mengajarnya. Dan begitulah"

Aku tidak tahu apa sebenarnya kesalahan di sini, semakin aku mendengar namanya, semakin aku merasa marah.

"Jangan marah sayang. Kami akan berpindah ke ruangan yang lebih besar sekarang"

"Kenapa kau tidak mengangkat telponku?" aku bertanya padanya dengan ragu karena aku merasa tersakiti karena itu. Biasanya dia tidak menjawab telponku kalau di kelas atau saat dia sedang berkendara. Tapi kali ini berbeda karena sekarang dia bersama dengan seorang gadis. Aku merasa kalau aku sudah bukan lagi prioritasnya. Aku sudah tidak penting baginya. Atau apa aku hanya terlalu banyak berpikir?

"Menolak telponmu?"

"Ya, aku menelponmu beberapa saat yang lalu"

P'Pha mengecek ponselnya di kantong tapi ternyata dia tidak menemukannya.

"Hmm... sepertinya aku tidak membawanya. Mungkin ada di..."

Sekarang aku tahu siapa yang memegang ponsel pacarku, siapa lagi kalau bukan P'Pring..

2 Moons -Indo-Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora