"Aku beri kau lingkaran pelindung untuk berjaga-jaga. Kumohon, jagalah anakku," Raja menatap lirih kearah Marcel yang mengangguk kecil. "Aku akan pergi ke selatan untuk membantu para paus yang terjebak di pukat harimau."

"Hamba laksanakan, Raja. Hamba pamit," Marcel mengepak ekor duyungnya. Kedua tangannya tengah menggendong Pangeran Sea.

Marcel terus berenang di tengah-tengah kerumunan ikan mas. Sedaritadi pikirannya terus bertanya-tanya. Bagaimana cara menyembuhkan Pangeran? Pertanyaan tersebut terputar berulang-ulang dikepalanya.

Lingkaran yang melindungi tubuh Marcel terasa sangat hangat. Memang tidak terlihat namun dapat dirasakan. Tidak terasa, perbatasan telah terlihat dari sini. Juga para pengawal yang tiada hentinya berjaga tanpa lelah.

Para pengawal perbatasan menunduk hormat serta mempersilahkan Marcel melewati daerah siren terkutuk. Ia hanya mengangguk kecil, lalu segera berenang kembali.

Marcel berenang dengan tenang seolah ia tidak merasakan kejanggalan apapun didalam perjalanannya. Tapi, setelah setengah perjalanan, ia dihadang langsung oleh dua siren terkutuk.

"Hei,..Kita menemukan seorang siren terhormat di tangan seorang siren lemah. Hahaha..." Mereka tertawa kencang hingga membuat ikan yang lewat langsung berenang menjauh.

"Shit! Minggirlah, aku tidak punya urusan dengan kalian. Aku sedang terburu-buru. Ku--"

"Oh, kau sedang terburu-buru yah? Kau memang tidak memiliki urusan dengan kami tapi Pangeran yang digendonganmu adalah buruan kami," ucap salah satu teman siren terkutuk itu.

Marcel tersenyum miring. "Majulah jika engkau bisa."

Merasa diremehkan, kedua siren terkutuk itu maju dengan manantang. Tapi setelah jarak setengah meter, mereka tiba-tiba terpental jauh dan menabrak batu karang. Darah hitam keluar dari hidung serta mulut mereka. Mereka menggerang kesakitan lalu segera mengeluarkan kekuatannya. Si rambut coklat tua menaikkan tangannya, membuat batu kerikil yang terendam di endapan pasir laut mulai bergetar hebat dan keluar mengikuti arah gerak tangannya.

Bruuk...Bruuk...
Batu-batu tersebut terpental karena menabrak lingkaran pelindung. Si rambut kuning cerah juga tidak mau kalah. Ia mengepal tangannya erat. Ribuan besi runcing seperti paku berada di belakanngnya yang siap menusuk siapa saja.

Marcel menelan ludahnya gugup. Ribuan besi runcing? Yang benar saja, bahkan lingkaran pelindung ini semakin lama semakin menipis. Tidak mau ambil pusing, ia mengangkat jari telunjuknya kemudian memberi gerakan memutar. Seketika gelombang air menyelimuti tubuhnya juga tubuh Pangeran.

Batu-batuan yang terlempar kearahnya kini mengarah terbalik ke si empunya kekuatan, yakni si rambut coklat. Sedangkan ribuan benda runcing tersebut kini mengarah kepadanya juga si rambut coklat. Dan...

Bugh! Bugh! Krash..Krash...
Sudah terkena batu hantam, terkena benda runcing pula. Kedua siren terkutuk itu tergeletak mengenasakan. Batu menghantam setiap bagian tubuhnya dan benda runcing tersebut menusuk disetiap incinya.

Senjata makan Tuan!

Marcel yang tidak ingin banyak masalah, segera berenang menjauh dari tempat kejadian. Akhirnya, Marcel dapat bernafas lega. Ia sedikit merasa lelah karena menggunakan kekuatannya dengan besar.
.
.
.
.
.
.
.
Kantuk kini menyerang dirinya. Tangannya sudah mati rasa karena terus menggendong Pangeran. Sialan! Ia hanya bisa mengumpat dirinya sendiri.

Tiba-tiba air bergelombang kencang. Ada apa ini? Semua ikan berenang cepat kearahnya. Mereka seperti menghindari sesuatu yang besar. Apakah seekor predator semacam hiu? Sepertinya bukan. Ia saja melihat hiu berenang menjauh.

Marcel menengok ke belakang karena penasaran. Matanya terbelalak kaget. Double Shit!!

Sebuah jaring- Ah bukan, sebuah pukat harimau yang sangat panjang dan luas terbentang bebas menangkap hewan air apa saja yang masuk kedalamnya, bahkan anak ikan bawal sekalipun.

Buru-buru Marcel berenang cepat menjauh dari pukat harimau yang terus mendekat kearahnya. Sialan!! Sumpah serapah terus ia ucapkan ketika ekornya tersangkut disalah satu jaring. Tubuhnya meronta-ronta karena ketakutan. Sedangkan tangannya masih berusaha tetap menggendong Sang Pangeran dengan aman.

Sekarang pukat harimau tersebut mulai menuju kepermukaan. Sialnya lagi, ekornya masih tersangkut. Sehingga ia menggantung dengan posisi ekor diatas. Tripple Shit!!!

Dengan frustasi, Marcel menggerakkan tangannya memutar hebat seolah-olah ia sedang membuat pusaran air yang besar. Ternyata sungguhan, ia benar-benar membuat pusaran air yang sangat besar. Lalu ia menggerakkan tangannya menuju pukat harimau yang telah menangkap banyak (sekali) ikan. Ternyata pusaran tersebut membuat kapal manusia (yang menaruh pukat harimau tersebut) menjadi oleng. Pusaran tersebut hanya sebagai pusat perhatian saja.

Marcel dengan sigap memotong jaring (pukat harimau) itu satu per satu menggunakan pedang yang tersampir rapih dipunggungnya tadi. Sebelumnya, ia mengikat tubuh Sang Pangeran dipunggungnya. Menggantikan pedangnya, mungkin.

Tali dijaring ini sungguh kuat. Arrggh..... Dia benar-benar frustasi berat. Ia sangat lelah. Belum lagi pusaran air yang ia buat terus menggerogoti energinya. Marcel memberi suruhan kepada ikan-ikan agar sedikit menjauh dari area tebasannya. Para ikan pun mengangguk mengerti, memberikan sedikit ruang untuk pedang Marcel. Akhirnya pedang tali tersebut putus secara perlahan. Pedangnya tiada henti untuk menggores permukaan tali tanpa melukai ikan-ikan yang ada didalamnya.

Yes!!!

Senyum sumringah terlukis diwajahnya. Betapa bahagianya bisa terlepas dari jaring sialan itu. Walaupun hanya memotong beberapa tali, tapi ia bisa mengeluarkan para ikan dari dalam jaring tersebut. Lagipula kapalnya sudah oleng. Para pelaut tadi sudah memakai sampan kecilnya untuk menyelamatkan diri.

Perjalanan-nya ia lanjutkan. Marcel menghembuskan nafasnya berat. Perjalanan yang sungguh amat melelelahkan. Pangeran masih aman dipunggungnya. Ditangannya masih menggenggam pedang yang tadi ia pakai.

Biarlah seperti ini dulu. Pangeran masih aman kan? Jika Pangeran terus aku gendong, bisa-bisa patah tanganku ini, -gumamnya.
.
.
.
.
.
.
Matahari telah mengintip dari timur. Kicauan burung terus memenuhi pagi ini. Apalagi para ikan yang mulai mencari makanan paginya.

Memangsa yang lemah. Maka yang kuat akan berkuasa. Begitulah hukum alam di lautan.

Back to the topic. Marcel sangat lelah. Tubuhnya tak bisa menopang tubuh Sang Pangeran lagi. Ia ambruk, terjatuh diantara anemon laut. Ia tidak menyerah, tapi tubuhnya tidak dapat dipaksa lebih jauh.

Matanya menutup secara perlahan. Pangeran masih setia menempel dipunggungnya.
"M--Ma..af...."

✺✺

Sorry buat yang diatas..😅 Kesel yah 😡😡... Ciee..Penasaran 😂😂

10 komen teratas aku tag orangnya dicerita... Siapa mau??

Tinggalkan jejakmu 👣👣👣

Prince Of Sea [REVISI]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें