/55/

1.4K 114 9
                                    

"Pak Fabian, akan adakan sesi konsultasi untuk pasiennya sebanyak dua orang hari ini, Nyonya..."

"Sampai jam berapa?"

Asisten Fabian membuka jadwalnya kemudian kembali memandang Elle di hadapannya, "Jam 9, Nyonya Elle mau menunggu di ruangan?"

Elle pikir tidak ada salahnya kalau dia menunggu di ruangan terapi Fabian. Hal pertama yang dia lakukan ketika memasuki ruangan itu adalah terdiam. Pertama kali dalam hidup Elle, dia memasuki ruang kerja laki-laki itu dan terkejut mendapati betapa luasnya ruangan Fabian yang hanya berisikan dua buah kursi yang terlihat nyaman dan jendela besar dengan kaca bening yang menampilkan pemandangan luar ruangan yang sangat tenang.

Meja kerja laki-laki itu, hanya berisi satu buah bingkai foto dan vas bunga dan menghadap ke dalam ruangan. Ketika Elle mencoba duduk di atas sofa pasien milik Fabian, Elle menghela nafas cukup lama menyadari betapa nyaman ruangan ini.

"Ruangan saya, di desain untuk membuat pasien saya nyaman dan bisa lebih terbuka kepada konselornya. Biasanya pasien saya itu ada berbagai macam, ada yang pertama kali bingung dengan ruangan ini, ada juga yang menangis seperti kamu..."

Elle tidak menyadari Fabian sudah masuk ke dalam ruangan itu dan berdiri memandanginya, kemudian merasakan pipinya yang dingin dan bingung karena ternyata air matanya menetes

"Mau sesi konsultasi? Saya bisa lebih santai karena kamu istri saya..." Fabian menyampirkan jasnya kemudian menggulung lengan kemejanya, melepas jam tangannya dan mendekati Elle

"Kenapa bapak menginginkan saya mendekati Pak Marvelino?" tanya Elle ketika Fabian sudah duduk di dekatnya sambil menatap laki-laki itu

"Dia tipe kamu bukan?"

Elle menggelengkan kepalanya, "Kenapa saya harus merusak nama baik saya supaya bapak bisa menceraikan saya?"

Fabian tidak menjawab Elle dan membelai wajah gadis itu, "Saya ajarkan cara menjatuhkan laki-laki..."

Elle mencengkram tangan Fabian kemudian menatap laki-laki itu tajam, "Jawab dulu pertanyaan saya..."

Seolah cengkraman itu tidak berarti apa-apa, Fabian mengambil lengan Elle yang satu lagi dan menarik perempuan itu lebih rapat dengannya, "Saya ajarkan kamu... Semua hal yang kamu butuhkan buat mendapatkan Leon..."

"Kenapa bapak yakin saya bisa mendapatkan Pak Leon..." tanya Elle dengan susah payah karena sial dia merasa payudaranya menyentuh area berbahaya

"Karena... Saya yang mengajarkan semua hal menjadi jalang ke satu-satunya perempuan yang jadi perhatian Leon..." Fabian melumat bibir gadis itu sebelum Elle sempat membalas kata-katanya. Dia menggeram karena Elle membalas ciumannya, "Nice,,, pernah bercinta diatas sofa Elle?"

Elle membungkam mulutnya kemudian memekik pelan ketika akhirnya Fabian mencium payudaranya yang masih dibalut blus berwarna hijau tua. "Pak..."

"Sekertaris saya tidak akan peduli sama apapun yang saya lakukan dengan istri saya Elle, relax..."

Elle mengangkat wajah Fabian lalu menelan ludah, "Tapi saya peduli dengan apa yang akan anda lakukan pada saya..."

Fabian membuka dua kancing kemejanya kemudian menghela nafas, "Membuat kamu jalang saya,,,"

Mungkin Elle tidak terkejut sekali lagi ketika laki-laki itu berhasil menarik dirinya keatas pangkuan Fabian. Tapi dia terkejut ketika akhirnya Fabian membuka paksa blusnya dan membuat payudaranya menyembul dibalik bra hitamnya.  Wajah pria itu tepat dihadapan kedua payudaranya dan membuat Elle tidak bisa berkutik ketika Fabian mengambil satu lengannya lalu menyampirkannya di bahu Fabian

"Pertama, kamu harus menarik kepalanya begini" laki-laki itu membenarkan letak tangan Elle pada lehernya, lalu mendekatkan wajahnya, "Lalu cium sedikit-demi-sedikit seperti menjilat es krim..."

Elle sudah berusaha menjauhkan dirinya ketika Fabian kembali berhasil menangkap wajahnya

"Mau kemana Elle?" Tanyanya sambil menaikkan satu sudut bibirnya. Fabian mengangkat pelang pinggul gadis itu dan menaik turunkannya dengan pelan seolah-olah Elle sedang bermain jungkat-jungkit dan kembali berkata, "Terus begitu sampai dia seperti ini..."

Dan Elle nyaris tercekat ketika Fabian mendekapkan wajahnya yang agak kasar karena janggut halus ke arah payudara Elle

FortuityWhere stories live. Discover now