/36/

1.8K 137 6
                                    

NOTE: Kalau kalian baca higlight teaser 1, dibawah ini conversation lanjutannya

Elle menahan sakit hatinya setelah mengetahui apa yang diucapkan Fabian beberapa menit kebelakang dengan santainya. Seperti lelaki itu sudah merencanakan semuanya dari awal

"Jadi, Elle..."

"Bapak menjadikan saya cadangan seolah-olah bapak menjadikan saya ban serep mobil yang bocor..."

Fabian terdiam kemudian mendekatkan lagi tubuhnya pada Elle, "Dengar, Elle. Saya tidak mau menyakiti siapapun jadi saya mengatakan yang sebenarnya saja..."

Elle terlalu marah untuk duduk dengan tenang dan mendengarkan Fabian bicara sehingga dia menatap balik Fabian, "Sudahlah, Pak. Tidak ada yang terjadi di antara kita. Bapak meminta pertemanan ke saya waktu itu. Tolong..."

Fabian mendengar Elle menahan nafasnya kemudian terdiam untuk waktu yang cukup lama

"Bapak bilang kita berteman. Saya pikir kita berteman. Lalu semalam bapak memperkosa saya, dan pagi ini bapak mau menikahi saya dan menjadikan saya cadangan bapak..."

Laki-laki itu terdiam kemudian, menyadari ada yang salah dengan perempuan di hadapannya, mungkin dirinya terlalu sensitif karena profesinya selama ini. Perempuan itu menyukainya. "Kamu menyukai saya, Elle?"

"Hah?" Elle terdiam, dan bertanya pada Fabian, "Apa?"

"Kamu menyukai saya, kan?"

"Bapak..."

Fabian menyela ucapan Elle dengan cepat, "Kamu menyukai saya karena semalam saya sama sekali tidak memperkosa kamu..."

Elle diam, tidak mau menanggapi Fabian karena sebenarnya dia juga bingung dengan kejadian semalam. Dari hari dia mulai dekat dengan Fabian, Elle sudah merasa nyaman pada laki-laki itu. Terlampau nyaman sampai akhirnya dia mengingat kembali semalam kalau dirinya membalas ciuman itu.

"Begini, Elle. Menikah dengan saya,,," karena tidak mendapat tanggapan dari Elle, Fabian berucap kembali, "Menikah, dan mengandung anak saya..."

"Lalu bapak akan membuang kami setelah anak itu lahir kan? Karena bapak bilang calon istri bapak itu rumit, sewaktu-waktu dia akan kembali dan bapak akan tetap menceraikan saya kan?"

"Kalau kamu menikah dengan saya kamu akan mendapatkan jawabannya..."

Elle menelan ludah lalu berkata kembali dengan menahan marahnya, "Kenapa bapak sangat ingin menikahi saya. Saya sudah bilang kalau saya tidak akan hamil..."

"Let's say, karena saya mengambil keperawanan kamu..."

Elle diam.

Fabian menatap Elle penuh kemenangan karena mengingat dengan jelas ketika semalam dia berhasil merebut milik Elle malam itu di mobil miliknya

Karena Leon pasti akan tertarik sama kamu. Saya mau membalas Leon dengan mengumpankan kamu. Dan agar Yara tahu kalau saya bisa membuang dia kapan saja.

Tapi Fabian lebih memilih untuk mengatakan "Biarkan saya bertanggung jawab untuk hal yang satu itu dan kalau kamu..."

"Saya tidak mengerti jalan pikiran bapak. Tolong keluarkan saya dari sini, Pak. Saya mohon. Lepaskan saya, saya akan melupakan semuanya..."

"Lalu anak saya?"

"DEMI TUHAN SAYA TIDAK HAMIL, FABIAN WIJAYA"

Fabian mengerjap sekali dan menatap dengan tenang Elle, "Kalau begitu mari kita lakukan lagi dan..."

Elle menyentak uluran tangan Fabian ketika laki-laki itu hampir saja membelai pipinya, "Biarkan saya pergi, Pak Fabian"

"Kenapa kamu begitu menolak saya disaat saya begitu menginginkan kamu?" Fabian memiringkan kepalanya, "Baru tadi pagi kamu seperti terkejut menangis di pelukan saya dan kamu bahagia waktu saya bilang akan bertanggung jawab"

"ITU SEMUA SEBELUM KAMU BILANG BEGITU BRENGSEK!"

Fabian menghela nafas ketika melihat Elle sudah menangis di depannya. Satu lagi kesalahannya sepertinya adalah membiarkan gadis itu berharap padanya tadi pagi lalu membuat harapan itu seolah-olah embun pagi yang hilang karena matahari.

Elle memijit pelan keningnya dan berusaha  menghentikan air matanya. Menyesal karena beberapa jam sebelumnya sempat berharap dengan ucapan laki-laki itu dan ternyata laki-laki itu memanfaatkannya.

"I'll leave you, now. Kamu bisa panggil pelayan untuk menyiapkan makanan kamu dan pakaian kamu..." Fabian melipat lengan kemejanya lalu tersenyum samar, "Kita bicara setelah saya kembali"

FortuityWhere stories live. Discover now