/37/

1.7K 131 3
                                    

Jesara mencoba menghubungi Fabian ketika akhirnya Leon mengatakan kalau dia memberikan izin pada Jesara untuk keluar dan bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang beberapa hari ini tidak dia temui

Nuha sedang memotong lava cakenya dan Suri yang terlihat begitu bahagia dengan menceritakan hasil fashion shownya kemarin

Beberapa pasang mata melihat Kay yang berjalan menuju meja mereka kemudian duduk di samping Jesara dan menyapa teman-temannya dengan menaik turunkan alisnya

"Lo udah waras?" Tanya Suri tanpa melakukan basa-basi terlebih dahulu

Kay memanggil pelayan, "Berisik, mana suami lo? Mau gue gibas aja itu anak..."

Suri mengedikkan bahu lalu menjawab dengan santai, "Mana aing ngerti bapak... Lagi makan daun kemangi kali, hobi baru dia itu ketularan kembarannya..."

Kay menanggapi Suri setelah dia memesan minuman dan makanannya kepada pelayan, "Oh, aja. Mana yang lain? Kenapa gue doang pejantan disini..."

Jesara yang kesal karena tidak mendapat balasan dari Fabian menjawab Kay dengan ketus, "Yang lain siapa sih? Anak geng tinggal kita doang sama Abi Dias, berisik amat kayak pms"

Nuha menghela nafas lalu melirik pada Kay, "Abi udah diajak kesini kan, Kay?"

"Oh, iya. Tadi katanya masih ada urusan sebentar..." Kay menjawab lalu menoleh pada Jesara, "Yara gimana kabarnya abis kawin?" Tanyanya sengaja mengejek pernikahan Jesara dengan adiknya

"Happy, as you see. Anyway katanya kalo lo waras Leon mau balik ke London. He need to go back, mereka mau launching album baru..."

Kay menggelengkan kepalanya lalu berkata kembali, "No, he can't. Pop baru aja ngasih beberapa saham ke dia, he need to stay"

"Not bad. Berarti Philos masih punya Jesara buat handle semuanya" komentar Nuha

Dias yang baru saja tiba langsung mengambil kursi dan duduk di sebelah Suri yang sudah menyambutnya dengan senyuman. "Sorry nih, berantem sama Dallas dulu"

"Nah, Abi mana sekarang?" Tanga Jesara dengan tidak sabar

Kay yang mengetahui hubungan ke dua orang itu hanya berkata kemudian, "cari bini paling. Udah inget umur kayaknya dia"

Jesara mendelik tapi beberapa detik kemudian melihat Fabian datang dan menghampiri meja mereka membuatnya diam

"Hai..." laki-laki itu mengambil duduk tepat disamping Kay dan kemudian merapikan jasnya, "Traffic, as always. Pesen apa?"

Dias menanggapi dengan seperti biasa, "Ah, lambreta. Lo abis dari mana? Tumben-tumbenan telat begini"

"Biasanya lo yang telat ya?"

"Anjay" jawab Dias lalu melemparkan garpu milik Suri ke arah Fabian, "Nanti gue ambilin lagi, Sur"

"Hm... Lo pesen gih, Bi. Sekalian mintain gue garpu" kata Suri akhirnya

"Kay, makanan apa yang bikin gue subur dan bisa buntingin anak orang?"

Kay yang baru saja meminum seteguk segera terbatuk dan Dias tersedak bersamanya,

Mereka hampir melotot dengan pertanyaan Fabian yang seperti menyindir mereka semua. Terutama Jesara, karena tidak ada yang mengetahui tentang kehamilannya kecuali Fabian dan Nuha disini

"Anjrit!"

"Bangsat apaan sih, Bi?"

"Abi..."

"Ih, sejak kapan ini anak begini?"

Sementara Jesara menahan nafasnya lalu berkata, "Najis lo, Bi"

Fabian hanya terkekeh kemudian dan menatap satu-persatu temannya, "Santai. Kalian refleksnya bagus amat sih"

"Ini anak alim perasaan, lo ajarin apa sih Kay?"

"Elu kali ah, mainnya sama elo kan biasanya?"

Dias menggerutu kemudian, "Udahan, ah. Kayak mau kawin aja lo Bi mau bikin anak orang bunting. Lo kenapa sih? Mama minta cucu ya?"

Fabian menggelengkan kepala lalu mengalihkan pembicaraannya dengan berkata, "Gue mencoba melawak guys, but failed. Enaknya makan apa ya?"

"Ini anak kenapa sih?" Bisik Suri pada Nuha dan dijawab dengan gelengan kepala

Sementara Kay hanya memperhatikan raut wajah Jesara yang sudah ingin menguliti Fabian hidup-hidup karena laki-laki itu baru saja menyindirnya secara terang-terangan

FortuityDonde viven las historias. Descúbrelo ahora