/25/

2.1K 142 0
                                    

"Jadi Papa kamu mau ketemu aku kapan?"

"Can we talk about it later? Ini masih jam 8 pagi dan aku ada rapat, Leon"

Leon menghentakkan kakinya pelan ketika Jesara menyuruhnya diam. "Oke..." lalu laki-laki itu memarkirkan mobilnya dengan tergesa.

Leon berusaha menekan tombol lift dengan agak kasar ketika akhirnya seorang gadis masuk ke dalam lift tersebut mengalihkan perhatiannya

Elle yang merasa dipandangi dengan orang asing hanya diam ketika melirik sekilas ke arah Leon. Bukannya orang semalem?

Pada akhirnya, ketika pintu lift terbuka, Leon dan Elle berjalan menuju arah yang sama. Ruangan Sebastian Iris yang menjadi tujuan kedua orang itu sedang terbuka karena Sebastian baru saja tiba di ruangannya.

Farhan, sekertaris sekaligus tangan kanan Sebastian menghentikan langkah Leon dan memberikan tanda pada Elle untuk masuk terlebih dahulu

"Aku sudah buat janji..."

Farhan tersenyum lalu mempersilahkan Leon duduk di waiting room yang berasa di sebelah ruangan Sebastian. "Maaf, Mr. Lusson. Ada keperluan apa kalau boleh saya tahu?"

"David membobol sistem keamanan saham perusahaan, euh, The Klan namanya?" Ucap Leon tidak yakin dengan ucapannya

"Apa tidak bisa dibicarakan melalui..."

Leon menyela ucapan Farhan kemudian terbatuk sebentar, "Oh, berhubung perusahaan Iris masih dipegang Om Sebastian, aku mau memastikan langsung tentang semua ini..."

Bukan. Sebenarnya Leon ada urusan lain, yaitu meminta bantuan secara operasional kepada perusahaan Divayana yang ternyata adalah milik anak Sebastian. Beruntungnya, Sebastian memiliki kerja sama dengan perusahaan putrinya sehingga Leon bisa meminta kerja sama dengan mudah.

Leon sudah sangat ingin memindahkan makam Nyonya Lusson itu ke tempat lebih baik dan membungkam ibu tirinya. Kebetulan sekali Divayana memiliki perusahaan dengan lisensi legal.

Tepat disaat bersamaan, Elle keluar dari ruangan Sebastian dan menoleh pada Farhan juga Leon.

"Who's that?"

"Asisten Davidyan Iris..."

"Oh, yang tunangan kemarin-kemarin itu?"

Farhan mengangguk ketika Leon kembali menatapnya, "Mari masuk Mr. Lusson"

...

Arjuna terduduk rapi menunggu Leon keluar dari ruangan Sebastian dan segera melangkah ketika Leon sudah terlihat oleh matanya, "Leon..."

Leon yang mendapati seseorang yang tidak dia kenal mendekatinya hanya menoleh sebentar lalu terdiam, "Do we know each other"

"Kita kenalan hari ini..." Arjuna memberikan jabatan tangannya dan Leon menerimanya dengan agak canggung, "Arjuna... For now sih Singgih karena kita akan berbicara tentang The Klan..."

Leon memutar matanya malas kemudian segera menuju lift untuk kembali ke kantornya, "Jadi kamu anak salah satu The Klan? Lalu tentang apa ini?" Ugh, buat apa aku ditarik-tarik the klan sialan

"Aku cuma butuh bantuan kamu sedikit, Marvelino..."

"Frankly... From the bottom of my heart, aku tidak pernah membantu orang Arjuna..."

Arjuna hanya terkekeh pelan dan membuat Leon bingung dengan sikapnya, "Tentu saja, aku akan bantu kamu sebagai gantinya"

"What kind of help?" Cibir Leon

"Anykind of it asalkan kamu terima tawaranku"

Leon saat ini tidak membutuhkan bantuan apapun karena merasa dirinya masih bisa menghandle urusannya beberapa hari ini. Kay tidak banyak meninggalkan urusan yang berat, juga Arthur masih dengan lincahnya bekerja di perusahaan membuat Leon hanya tampil sebagai icon di public dan tidak banyak bekerja.

"Someday you will. Dan aku yakin itu dalam waktu dekat..." kata Arjuna dan berbalik meninggalkan Leon

Leon bergumam dan tidak menyusul Arjuna karena tidak ingin berada di satu lift yang sama karena menurutnya, "Anak-anak The Klan itu banyak yang tidak waras dan over confidence ya ternyata"

FortuityOn viuen les histories. Descobreix ara