/27/

1.9K 142 2
                                    

Mengetahui Elle menjadi target Leon membuat Fabian semakin bergairah untuk mengejar perempuan itu. Terbukti dari minatnya yang mulai berkurang untuk menjalin komunikasi dengan Jesara.

"Elle saya mau bicara sama kamu..." katanya sepelan mungkin setelah melihat sekitarnya yang sudah mulai sepi

Elle berbalik dan menunjukkan raut wajahnya yang bingung, "Ada apa ya, Pak?"

Fabian tersenyum sekilas lalu mengucapkan lagi kata-katanya dengan lembut, "Terima kasih karena menyuruh supir saya mengantar saya pulang hari itu..."

Gadis itu menunduk dan mengangkat kembali wajahnya dengan seutas senyum di bibirnya

"Dan terimakasih karena diacara kemarin kamu menemani saya mengobrol..."

Elle mengangguk dan kemudian menghela nafas, "Bapak... Hm, maksud saya..." Elle ragu mengatakan kalau malam itu sesungguhnya Fabian menyelamatkannya dari beberapa pria yang sangat mengganggu dengan hanya berbicara dan berdiri disebelahnya sepanjang acara, "Saya yang harusnya berterima kasih..."

"Kamu tau kalau kamu satu-satunya perempuan yang enak diajak mengobrol, saya harap kita bisa menjadi teman, Elle..." Kata Fabian dan tidak lupa tersenyum untuk memberikan kesan tulusnya walaupun sebenarnya memiliki tujuan lain

Elle baru saja akan membalas ucapan pria itu ketika laki-laki itu berkata lagi dengan santainya

"Kebetulan kalau tidak salah David akan ada meeting dengan beberapa ambassador dari perusahaan tetangga kita, kamu ikut atau si laki-laki itu?" Melihat raut wajah Elle, Fabian segera menambahkan kalimatnya, "Karena saya juga akan ada disana, beruntungnya saya kalau saya bisa memiliki teman ngobrol"

"Oh, hm..." Elle berpikir kemudian mengingat kembali jadwal yang David miliki kemudian menjawab pertanyaan Fabian, "Saya ikut Pak Fabian..."

"Great. Jadi kamu mau pulang?"

Elle mengangguk dan berjalan pelan disamping pria itu, "Oh, iya. Tapi ke Sudirman..."

"Sudirman?"

"Iya"

Fabian mengangguk pelan, "Kamu ikut saya saja. Saya tau kamu pasti bukan tipikal yang membawa kendaraan pribadi"

Elle tertawa pelan dan menjawab dengan hangat ucapan Fabian yang menurutnya lucu, "Memang. Tapi Pak Sebastian dan Pak David memperlakukan pegawainya dengan sangat baik. Saya punya kendaraan dinas dari perusahaan ini"

"Oh, iya? Motor?"

Elle menggelengkan kepalanya dan menoleh ke arah Fabian untuk mengatakan, "Mobil dan supir..."

"Wow... Kenapa saya tidak tau perusahaan ini seperti itu ya?"

"Untuk ukuran sahabat dan partner bisnis sepertinya bapak tidak mengenal keluarga Iris..."

Fabian mengangguk lalu memberi salam pada satpam yang menyapanya kemudian menunggu mobilnya yang dibawakan oleh Vallet, "Yah, buat saya. Saya berteman ya untuk berteman bukan untuk mengetahui seluk beluk dan kekayaan materi mereka. Saya kaget saja dengan tempramen seperti Om Sebastian dan David ternyata sangat perhatian dengan pegawainya"

"Yah, hanya beberapa direksi dan dewan tertinggi sih. Pegawai reguler lainnya difasilitasi akomodasi biasa Pak"

"Begitu..." Fabian melangkah maju menuju mobilnya dan membuka pintu penumpang kemudian, "Ayo, Elle"

"Eh?" Elle terlihat bingung lalu menggelengkan kepalanya, "Kan saya bilang..."

"Setidaknya temani saya mengobrol di jalan..." Potong Fabian

"Eh, tapi bapak kan..."

"Ya, ampun. Tinggal masuk saja apa susahnya, Elle? Kasihan juga kalau supir kamu bekerja di jalanan macet seperti ini..."

Elle mengernyitkan keningnya lalu tertawa pelan, "Alasan bapak gak masuk akal..."

Melihat Elle memasuki mobilnya laki-laki itu menyusul untuk duduk di kursi kemudi dan menoleh pada Elle. "Bagaimana ya Elle?"

"Bagaimana apanya?" Tanya Elle yang merasa Fabian tiba-tiba bicara setelah masuk ke dalam mobil

"Kata kamu alasan saya tidak masuk akal..."

"I... Ya? Maaf ya, Pak"

Fabian tertawa, "Bukan. Saya memang suka melakukan hal yang tidak masuk akal dan mengatakan hal-hal nonsense..."

"I see... Senang berkenalan dengan Fabian Wijaya..."

Fabian menatap Elle cukup lama karena pada saat gadis itu mengatakan kalimat tersebut dirinya merasakan hangat menjalar di sekujur tubuhnya. Dan juga, kenapa tiba-tiba dia menginginkan sesuatu yang lain lagi

FortuityWhere stories live. Discover now