Highlight Teaser

20.7K 539 20
                                    

9.34 PM
Albemarle, Mayfair, London

"Well done, or medium?"

Wanita itu menggigit garpu perak ditangannya kemudian melirik sekilas pada pahatan kotak-kotak di tubuh pria itu, "Which one are you?"

"Rare" dan lelaki itu menampilkan senyumannya

Jesara menggigit bibirnya pelan, mengedarkan aura sensual dan kembali menatap intens pada laki-laki di hadapannya, "Should i burn you with fire or ... pour it with wine?"

"Kamu tau Jesara? Wine itu minuman tambahan, kamu harus memijatnya dulu"

Jesara meletakkan garpunya dan menghampiri lelaki di hadapannya, menaiki pangkuan lelaki yang sudah menyunggingkan senyum liciknya dari tadi, "Halus atau kasar?"

"Menurut kamu?"

Jesara mengedikkan bahu, "Slowly..." Menyentuh dengan lembut bahu lelaki dihadapannya, memanjakan jari-jari tangannya untuk menyentuh rambut halus lelaki itu, "And softly..."

Lelaki itu tersenyum lagi, menopang punggung Jesara, "Aku suka, bagian softly..."

"Kalau well done, butuh berapa lama?"

"It takes 15 minutes"

Jesara menghela nafas dan memainkan jarinya di tengkuk pria itu, "Sebentar ya? Kalau aku mau yang juicy?"

"Medium Rare, it's good..."

"Berarti tetap harus aku panasin dulu?"

Lelaki itu mengangguk, "Tapi jangan terlalu panas"

"Kalau kita mulai sekarang?"

"Pijat dulu Jesara"

Jesara menarik tengkuk lelaki itu, melahap daging kenyal yang berada tepat dihadapannya. Melumat dengan lembut bagian dari pria itu yang selalu saja bisa mengeluarkan kata-kata menggoda untuknya.

...

11.45 AM
Davinci Tower, Jakarta

"Apa kabar Mama kamu?"

Marvelino terkekeh dan lima detik kemudian terdiam memandang lurus lawan bicaranya, "Lucu sekali bagaimana Anda menanyakan ibu saya. Sudah jelas dosanya tidak sebanyak anda karena saya yakin dia sudah menjadi malaikat dari tiga tahun yang lalu"

Wanita itu menaikkan satu alisnya kemudian meneguk kembali wine ditangannya, "Lalu untuk apa datang kesini, Lusson?"

"Warisan saya tertahan karena kalian, sialan. Saya memang tidak butuh warisan itu, hanya saja wanita tua dan lelaki tua brengsek itu menginginkan sesuatu dari saya"

"Perusahaan rekaman itu di boikot?"

Marvelino mengetukkan jarinya, "Perbuatan kalian... Sudah jelas sekali. Nah, kalau Anda ada perlu apa, sampai berbicara dengan saya?"

Wanita itu mengedikkan bahu, "Ingin melihat anak tidak tahu diri yang hidup dari harta ibunya yang sudah mati"

Marvelino mengedikkan bahu, "Well, ya. Hidupnya bahagia... Sehat. Lihat, kan?"

"Kapan menikah? Kapan punya anak? Kamu akan mengambil alih kekayaan kamu? Oh, itu hanya uang koin sebagai rasa kasihan karena kamu lahir ke dunia"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang