/30/

1.9K 120 2
                                    

"Cih! Udah nangis kayak gitu masih aja gak ngomong si Fabian"

"Dia diem aja gitu?" Tanya Leon menahan tawanya

"Diam, deh. Kamu yang sudah merusak hubungan aku..." kesal Jesara dan menghentakkan kakinya sekali lagi lalu menyendokkan cheese cake di piringnya

"Well, tangguh juga ya. Beneran dia tidak suka sama kamu kalau begitu..."

"Bisa-bisanya aku bertahun-tahun bertahan sama mannequine macam Fabian Wijaya. Euh, aku harus menaklukan dia Leon!" Omel Jesara dan mencengkram kuat garpu di tangannya

Leon yang selesai menyeruput kopinya lalu mengangguk setuju, "Kamu pasti bisa, Jesara!"

Jesara melirik tajam pada Leon lalu menyendok lagi kuenya yang sudah tampak tak beraturan

"Kata majalah, laki-laki single lebih tergoda sama perempuan yang sudah menikah loh Jesara. Jadi kamu pasti bisa mendapatkan perhatian Fabian. Yah, itu pun kalau kita belum jatuh cinta ya..."

"Dengkulmu, Cinta! Masa sih?"

Leon mengangguk lalu menjelaskan kembali dengan antusias, "Itu kenapa dulu aku tertarik padamu, sayang. Kenapa kamu tidak coba suka sama aku sih"

"Euh, diam Leon. Aku sedang benci sama kamu"

Leon terkekeh kemudian menenangkan Jesara kembali. Mereka sudah sepakat dengan beberapa hal, Leon tidak mengganggu kehidupan Jesara misalnya dan begitu pula sebaliknya.

"Aku liat dia baik-baik aja. Kan aku jadi kesal sama dia. Bisa-bisanya dia gak ada tampang kusut atau bagaimana gitu, kan? Aku jadi semakin kesal karena dia sama sekali diam aja pas aku nangis"

Laki-laki itu tertawa dan kembali melirik Jesara. "Eh, iya? Mau tau sesuatu tidak sih Jesara?"

"Apa?!" Tanya Jesara dengan kesal

"Katanya waktu kamu di rumah sakit itu, Fabian pergi mabuk-mabukkan"

Jesara melambaikan tangannya tanda tak peduli, "Sudah sering dia begitu..."

"Oh, aku kira dia frustasi kehilangan kamu..."

"Kamu lebih perhatian ke Abi dari yang aku kira, Leon. Kamu sepertinya lebih baik dari dia. Kamu tau?"

Leon hanya mengedikkan bahunya lalu tertawa pelan, "Beberapa hari lagi kita menikah. Aku cuma tidak mau tiba-tiba hari pernikahan kita ada yang merusaknya dan ternyata Fabian selama ini menyusun rencana gila buat menculik kamu..."

"Fabian itu tipe orang yang fokus sama satu pekerjaannya. Kamu tenang aja, pekerjaan dia baik-baik aja berarti dia gak punya ide gila buat merusak pernikahan kita..."

Leon mengangguk lalu mengambil piring Jesara dan memberikan gelas pada perempuan itu yang berisi air putih hangat, "Kamu mau ke dokter besok?"

"Buat apa sih?" Tanya Jesara lalu meminum beberapa teguk airnya dan kembali menyerahhkan gelasnya pada Leon

"Yah, minta vitamin. Aku perhatikan kamu sering pusing..."

Jesara menatap dengan tatapan bingung lalu menjauhkan sedikit tubuhnya,

"Jangan pikir aneh-aneh. Aku cuma tidak mau kamu pingsan. Katanya kamu tidak mau cuti jadi, ya ayo ke dokter..."

"Biar Julian brengsek itu saja yang datang periksa aku. Malas juga kalau ke dokter. Takut ketemu tante Oktavia lagi. Mukanya bikin males hidup..."

Leon tertawa lalu sedikit bingung, "Memangnya dia siapa?"

"Mamanya Fabian. Kebetulan dia punya rumah sakit dan aku lupa rumah sakit mana lagi yang dia beli..."

"Wow! Sementara aku disini nyaris menganggur..." gumam Leon

"Kamu artis kan? Sudah pastikan tidak ada yang akan meliput kita?"

Leon menatap dengan bahagia ke arah Jesara lalu mengacungkan jempolnya, "Tenang saja. Aku ini sudah menutupi jejak kita dengan skandal baru yang nanti akan keluar bersamaan dengan pernikahan kita..."

"Skandal siapa memangnya? Kamu tega ya mengorbankan artis kamu sendiri..."

Leon terkekeh dengan nada marah Jesara lalu menjawab ucapan gadis itu, "Tenang. Dia anak band perusahaan lain yang suka cari masalah dengan aku. Tidak usah khawatir Jesara"

"Jangan berharap lebih Leon. Aku cuma tidak mau kalau kita nikah jadi bahan konsumsi publik"

FortuityWhere stories live. Discover now