Halaman 28 : Aku Menangkapmu

Start from the beginning
                                    

Kissing with Vale ❤

~•ѻ•~

Sinar matahari mulai menyinari bumi. Cahayanya masuk sampai jendela kamarku. Saatnya aku bangun! Karena ini hari libur, aku bebas melakukan apapun. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak lama, selesai berpakaian, aku keluar dengan kaus oblong berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam. Aku melihat Vale sedang berada didapur.

"Hai, Marcel. Kau sudah bangun?" sapa Vale. Ia tengah menata piring dan sendok di mini bar*.

"Ya, kamu memasak makanan manusia?"
Aku langsung duduk dikursi sembari melihatnya memasak nasi goreng.

"Yes, you're right. Hei, kita masih setengah manusia. Kau ingat?" jawabnya dengan tersenyum. Oh, tidak, aku merindukan senyuman ini.

Setelah selesai memasak, kami pun memakan nasi goreng tersebut. Aku masih penasaran dengan kejadian semalam. Apakah Vale menyadarinya?

"Vale, aku ingin bertanya,"

"What's up?"

"Kau ingat kejadian diteras kemarin malam?"

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Vale yang tersedak langsung mengambil air laut dan meminumnya.

"Are you okay?"

"Ya. Um, aku merasa sangat aneh sekali,"

"Ceritakanlah,"

"Kemarin malam, aku merasa ada sosok perempuan yang memasuki tubuhku. Dan aku hanya menonton tubuhku bergerak seperti apa. Astaga, sungguh ini cerita tabu*,"

"Ayolah, aku dapat memahami dirimu,"

"Jadi, aku menggodamu. Aku rasa seperti itu. Dan,... yang lebih memalukan adalah ketika aku mencium mu? Uff, entahlah, itu nyata atau tidak," jawabnya dengan pelan.

"Bagaimana jika itu tidak nyata?" tanyaku.

"Syukurlah, aku jadi tenang sekarang." Ucapnya sembari tersenyum manis. Ia mengelus dada dengan pelan.

"Jika hal itu nyata? Bagaimana?" Tanyaku cepat.

Serentak ia kaget dan mendengus kesal. "Ahh, yang benar. Jadi a-aku-"

Aku langsung tersenyum, "Tidak kok, mungkin kemarin malam kau hanya bermimpi,"

"Benar juga yah," ia mengangguk setuju.

Hening. Satu kat yang dapat mewakili kedaan disini. Kami sibuk dwngan pikiran masing-masing. Aku menatap keluar, sebenarnya aku ingin mengajaknya tapi,--

"Vale," Panggilku.

"Hmm," Ia menolej dan tersenyum.

"Ayo, kita berenang!" Ajakku padanya.

Vale menoleh ke arahku. "Berenang dimana?"

"Dikolam renanglah. Disana sudah ku isi dengan air laut," Aku menunjuk ke arah kolam renang.

"Bagaimana caranya?" tanyanya.

"Ini cukup sulit, karena butuh konsentrasi yang penuh. Jadi, aku berkonsentrasi untuk mengambil air laut dari laut disekitar sini. Sepertinya sang air menyetujui untuk ikut bersamaku. Dan, air laut tersebut mengikuti arah fikiranku menuju kolam renang. Ya, begitulah caraku mengganti airnya."

Vale bertepuk tangan. "Wow, kau hebat sekali Cel,"

Tanpa aba-aba darinya, aku langsung menarik tangannya menuju kolam renang. Disana juga sudah ada kursi santai, meja, dan juga payung diatasnya.

"Hei, aku ingin mengganti baju dulu,"

"Untuk apa? Bukankah kaki kita akan berubah jika bersentuhan dengan air laut?" jawabku sakarstik.

"Ahh iya, aku lupa. Kalau begitu, ayo, tunggu apa lagi?"

Vale berlari menuju kolam renang, ia melompat. Dan,... saat itu juga aku terperangah dengan perubahannya. Ia,....sangat cantik. Yah, walaupun sebenarnya aku pernah melihat dirinya dalam sosok duyung, tapi itu hanya sekedar melihat ekornya yang berwarna merah.

Tapi, mengapa sekarang ekor Vale berwarna biru terang?

Tanpa berpikir, aku langsung melompat kearah kolam renang dan disana ada Vale juga. Byur,... kaki-ku sudah berubah menjadi ekor--duyung. Setelah itu, aku langsung menghampir Vale yang tidak jauh dari hadapanku.

Ia menatapku tanpa berkedip.

"Sadar akan ketampananku, nona?" tanyaku dengan jahil.

"A-apa sih kamu," ia memukul lenganku pelan.

"Cieee, yang lagi blushing tuh!" godaku. Ahh, Vale kau sungguh menggemaskan.

Merasa malu, Vale segera menutup wajahnya dan berenang menjauh dariku.

Kami pun saling berkejaran satu sama lain. Terkadang, kami saling menciprat air. Huh, untung kau perempuan, jika tidak, aku akan menyiram mu dengan miliyaran air bah.

"Marcel tangkap aku!" teriaknya di tepi kolam.

Sungguh aku sangat lelah jika terus mengejarnya. Jadi, aku harus pakai cara curangnya. Aku menggerakkan jariku--membuat air dikolam mengikuti arah gerak jariku. Aku memfokuskan ke tubuh Vale, dan.... kena. Ia mencoba melepaskan dirinya dari ikatan tersebut, namun sia-sia.

"Aku menangkapmu!" jawabku dengan senyuman jahil.

"Marcel, tolong lepaskan aku!" ucapnya kesal.

"Tapi aku alan menagih 3 permintaanku darimu. Bagaimana?"

Ia tampak berpikir. "Oh, yang itu. Baiklah,"

Air tersebut perlahan membawa turun tubuh Vale. Aku menghampiri tubuhnya, memegang lembut tangannya.

"Yang pertama. Vale, aku hanya ingin kau tau tentang perasaanku selama ini. Saat pertama kali aku melihatmu dikelas, aku menyukai matamu. Bukan hanya matamu, aku menyukai wajahmu, sifatmu, dan a-aku menyukai seluruh tubuhmu. A-aku,--" ucapku tergagap. Hah, ayolah, mengapa aku jadi gugup begini?

lႩlႩ
💛💙💜💚

Cuaapekk bet dah!
Sekedar info ajah, kalo Lala ini nggak bisa update secara rutin. U know lah. Hal tersebut dikarenakan Lala adalah seorang pelajar kelas sembilan yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer. So, Lala nggak bisa janji sih, tapi tetap akan Lala usahain untuk terus mengupdate cerita absurd ini.
#Semangat45
#LalaKangenSea

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now