23. Surat Perceraian

Start from the beginning
                                    

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Suho dan aku mengangguk. Hatiku memang sudah terasa lebih baik saat ini, tapi batinku masih terasa sangat menyiksa dan menyakitkan.

"Terakhir kali aku bertemu dengan Chanyeol adalah di bar." Baekhyun tiba-tiba berbicara sambil menatapku. Aku bersyukur hari ini dia tidak menjadi Baekhyun yang menyebalkan. Sepertinya dia tahu kapan harus menjadi orang yang menyebalkan dan tidak.

"Lalu?" Aku penasaran. Penasaran kenapa Chanyeol bisa ke bar karena tidak biasanya dia ke bar.

"Dia sangat mabuk dan kurasa waktu itu dia mencoba untuk menelponmu tapi dia malah salah menelponku. Jadi aku menghampirinya dan dia benar-benar sangat kacau saat itu. Aku tidak tahu dia kenapa, tapi dia terus menyebut namamu."

Mendengar penjelasan dari Baekhyun, hatiku tiba-tiba terasa terguncang, terguncang karena Baekhyun bilang Chanyeol terus menyebut namaku.

"Mungkin seharusnya dia tidak menyebut namaku melainkan menyebut nama perempuan yang sedang menjadi perbincangan publik dengannya. Kurasa dia keliru," kataku tersenyum miring. "Sebentar lagi dia akan memberikan berkas perceraian padaku. Jadi, hubungan kami benar-benar sudah tidak memiliki harapan lagi."

Sehun, Suho, dan Baekhyun menatapku dengan mata yang terbelalak. Mungkin mereka tidak menyangka kalau hubunganku dengan Chanyeol akan berakhir seperti ini. Tapi inilah memang hasilnya bahwa sepertinya hubungan kami tidak bisa dipertahankan lagi. Untuk apa juga dipertahankan kalau perasaan kami saja sudah tidak untuk satu sama lainnya?

"Apa kalian serius dengan ini?" tanya Suho memastikan. "Kau tidak akan menyesal dengan ini?" tanyanya lagi.

Aku diam untuk beberapa saat. Kalau mau dibilang menyesal, sudah pasti aku menyesal, menyesal karena hanya masalah kecil saja kami seperti ini. Hati kami sepertinya belum cukup kuat untuk membina rumah tangga.

"Kurasa dia akan menyesalinya, hyung," sahut Baekhyun setelah Suho tidak mendapatkan respon dariku.

Aku langsung menatapnya dengan tenang lalu tersenyum tipis. "Jika memang sudah tidak bisa dipertahankan, buat apalagi masih dilanjutkan?"

***

Pagi ini, perutku terasa sangat tidak enak. Sehingga harus membuatku langsung berlari ke arah kamar mandi. Tapi sialnya di kamar mandi itu sedang ada Baekhyun yang sedang mandi.

Aku menggedor pintu kamar mandi itu dengan keras karena perutku tiba-tiba terasa sangat mual.

"Ya! Buka!" teriakku sambil menggedor pintunya dengan keras. Sedangkan tanganku yang lainnya menutup mulut.

Suara shower yang cukup keras sepertinya membuat Baekhyun menjadi tuli. Hingga membuat Sehun dan Suho datang menghampiriku. Mungkin mereka terbangun dari mimpi indahnya karena teriakanku yang cukup keras. 

"Nunna, kau kenapa?" Sehun sedikit menurunkan wajahnya untuk melihatku. 

"Ada apa sih pagi-pagi ribut?" tanya Suho setengah sadar sambil mengucek matanya menghampiriku. 

Aku masih menutup mulutku, tidak bisa menjawab ucapan Suho. Yang kulakukan adalah hanya mengetuk pintu Baekhyun dengan keras.

"Kau sakit?" Suho melihatku dengan wajah khawatir dan aku segera menggeleng dengan keras. 

Tak lama, Baekhyun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sumringah. "Ada apa kalian berdiri di depan kamar mandi seperti ini--"

Tanpa mendengarkan ucapan Baekhyun sampai habis, aku langsung mendorong tubuh Baekhyun kesamping supaya aku bisa masuk ke dalam kamar mandi. Karena rasa mualku sangat tidak tertahan, aku sampai lupa untuk menutup pintu kamar mandi. Alhasil Suho, Sehun serta Baekhyun langsung mendatangiku dan mengusap-usap punggungku pelan.

Secretly Married (Park Chanyeol)Where stories live. Discover now