Tiga Puluh Tujuh

2.7K 151 41
                                    

"Ih, enggak. Arkan cuma temen Zea kok, nggak lebih."

"Jangan bohong, Mama udah hafal banget gimana kakak kalau bohong. Jujur aja, kakak suka sama Arkan?" desak Mama membuat gue terdiam lalu mengangguk pelan. "Udah pernah ngomong sama Arkan kalau kakak suka sama Arkan?" Gue menggeleng sangat pelan, nyaris tak terlihat. "Bilang aja dulu sama Arkan, daripada kakak diem gini. Arkan pasti nggak tau kalau kakak suka sama dia kalau kakak nggak pernah ngomong tentang perasaan kakak. Kali aja kalau kakak udah bilang terus Arkan jadi tau dan mungkin kalian jadi deket."

"Percuma, Arkan juga udah tau," kata gue.

"Oh ya? Terus gimana?"

Gue tersenyum masam. "Biasa aja sih, nggak ada respon." Gue menghembuskan napas kasar lalu bangkit dari sofa. "Zea ke kamar dulu ya, mau istirahat soalnya besok ada penilian renang."

****

Setelah berlarian di pinggir kolam untuk pemanasan, kami, siswa kelas XII-5 duduk di tepi kolam untuk mendengarkan pengarahan dari Pak Toni. Gue melirik Sheryn yang sesekali memerhatikan David yang hanya memakai celana renang. Wajarlah, cewek mana yang nggak suka lihat roti sobeknya cowok, apalagi cowoknya ganteng keren gitu dan tambah plus plus kalau yang punya roti sobek itu doi sendiri, ya nggak? Mesumkah itu? Sepertinya enggak dengan kodrat seorang Kpop-ers yang memang doyan lihat roti sobeknya oppa.

"Silahkan kalian masuk ke kolam. Kita akan melakukan sedikit permainan dan juga penilaian," ujar Pak Toni dan kami langsung menjalankannya tanpa menunggu waktu lama karena Pak Toni memang terkenal dengan orang yang tidak suka menunggu.

"Anjir, dingin banget!" seru Hena setelah turun ke kolam.

"Kalau hangat mah namanya pemandian air hangat," kata Putra.

"Sekarang kalian membuat dua keompok, cewek cowok jadi satu." Kami segera membentuk kelompok seperti yang diperintakkan Pak Toni. "Kalau saya bilang 'kanan', kalian harus berjalan ke kanan, dan jika saya bilang 'kiri', kalian harus berjalan ke kiri. Mengerti?"

"Mengerti!"

"Baiklah, sekarang hadap ke kanan, pegang pundak teman di depan kalian tanpa peduli cewek dan cowok. Tapi ingat, yang cowok, jangan sampai macem-macem."

Gue menghadap ke kanan untuk melihat pundak siapa yang akan gue pegang. Mata gue membulat saat melihat Lana yang juga melihat gue. Gue lupa kalau posisi gue ada di barisan terakhir cewek, di depan barisan para cowok. Cowok itu menatap gue datar dan setelahnya dia menghadap ke kanan. Gue menghela napas sebelum berpegangan pada pundak Lana, seperti yang diperintahkan Pak Toni.

Ada dua hal yang membuat gue takut untuk memegang pundak Lana. Pertama, gue emang sedikit takut dengannya karena dia itu cuek banget, terus lirikan matanya itu bikin ngeri, tajem banget gitu. Kedua, gue nggak mau mati muda kalau Jennie tau gue adalah orang yang memegang pundak Lana, secara gadis itu masih belum bisa melupakan secuil kenangan pun dengan Lana meskipun hubungan mereka sudah kandas begitu saja.

"Pegang aja, nggak apa, daripada lo kena marah Pak Toni," kata Lana menoleh ke belakang, melihat gue yang masih belum memegang pundaknya.

Gue menghelas napas untuk kali keduanya. Sebelum berpegang pada pundak Lana, gue menoleh ke arah Sheryn yang sedang salah tingkah dengan mukanya yang mulai memerah karena gadis itu memegang pundak David, seseorang yang sangat ia cintai. Gue tersenyum jahil saat Sheryn menatap gue, lalu gue kembali menghadap ke depan. Tangan gue mulai terangkat dan memegang pundak lebar Lana. Catatan aja sih, Lana itu cowok yang punya tubuh paling bagus di kelas gue.

Setelah berpegang pada komitmen, eh salah, berpegang pada pundak teman di depannya, kami mulai mengikuti perintah Pak Toni yang sedikit membuat kami kesulitan. Tidak sedikit murid yang bertabrakan karena Pak Toni terlalu cepat mengganti perintah. Gue juga sering nabrak punggung Lana karena kurang cepet ngikuti perintah Pak Toni. Kalau nggak salah gue udah minta maaf lima kali ke Lana gegara gue sering nabrak punggungnya. Payah banget dah gue sampe sering nabrak Lana gitu.

He(A)rt - [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang