Dua Puluh Satu

3.8K 216 26
                                    

Revan dan Aldo otomatis mendekati Arkan yang berdiri di dekat gue, mengamati tulisan dengan nama Fajar di salah satu sisi kertas itu. Gue mengamati tulisan yang mereka maksud. Gue mendengus, bagaimana mungkin mereka mengerti bahwa itu nama Arkan, bukan Fajar.

"Ngapain sih, sana deh! Gue risih kalau lo pada ngumpul disini," kata gue menahan sesak yang menyerang di dada.

"Suka-suka gue, emang ini sekolah punya lo?" kata Aldo.

"Ih, udah jangan disini. Sana, hus!" usir gue mendorong-dorong Aldo. Dengan begini mereka bertiga pergi dari bangku gue, meninggalkan gue yang kembali duduk.

Ini gue yang terlalu berharap atau lo yang nggak peka?

****

"Fin, besok lo nonton tanding basket?"

"Besok ya? Nggak tau sih, emang jam berapa?" tanya gue pada Laura yang duduk di hadapan gue.

"Jam lima, lo nonton nggak?" Laura mengulang pertanyaannya.

"Gue sih maunya nonton, tapi gue takut mama sama papa sibuk, terus nggak bisa nganter gue," jelas gue.

"Kan lo bisa naik motor sendiri," kata Riska.

"Lo tau sendiri kan kalau motor gue itu jarang banget gue pake, lagian gue juga males bawa motor."

"Lo mau dateng, nggak ada yang nganter, males bawa motor," kata Fani mengulang perkataan gue beberapa sekon yang lalu. "Terus mau lo apa? Repot banget."

"Mau gue?" tanya gue pada diri sendiri. "Gue sih maunya di jemput, hehe."

"Gue nggak bisa jemput lo soalnya gue nanti nebeng si Farhan," respon Fani.

"Gue juga nggak bisa, nanti sepupu gue ngajak nonton bareng," tambah Riska.

Gue menatap Laura dengan tatapan memohon karena hanya dia yang belum merespon. "Iya iya, gue jemput lo jam empat," kata Laura seakan mengerti maksud gue. "Gitu banget natap gue, geli tau nggak."

"Yey, makasih Laura, lo makin cantik aja." Gue melempar tisu bekas ke arah Laura.

"Heh, apaan main lempar-lempar!" seru Laura saat lemparan gue mendarat mulus di pipinya.

****

Suara sepeda motor berhenti tepat di depan rumah gue. Dengan cepat gue berlari untuk mempersilahkan Delvin, Riska, dan Laura yang baru datang. Malam ini mereka bertiga mengadakan kerja kelompok disini.

"Masuk, guys," ajak gue. "Ma, temen-temen udah dateng," kata gue pada mama yang tidak jauh dari tempat gue berdiri.

"Suruh masuk aja, mama bikinin minum dulu."

Delvin, Laura, dan Riska masuk ke rumah setelah mengucapkan salam. Kami berempat duduk di ruang tamu dan memulai kerja kelompok.

"Rumah lo adem ya, numpang wifi dong," kata Delvin dengan senyum andalannya yang bikin cewek klepek klepek.

"Modus basi lo, bilang aja dari tadi kalau ngincer wifi gue." Delvin nyengir dan memberikan smartphone-nya pada gue. Dengan cepat gue mengetik password untuk menyambungkan wifi gue di smartphone Delvin.

"Gitu dong, dari tadi kek nyambunginnya. Dasar, nggak peka banget jadi cewek." Delvin mulai mengoperasikan smartphone miliknya.

"Sibuk ya? Tante bawain minuman sama camilan, silahkan dinikmati," kata mama meletakkan nampan berisi di atas meja.

He(A)rt - [SELESAI]Where stories live. Discover now