Tiba-tiba hujan berhenti gue membuka mata gue dan yang pertama gue lihat adalah sebuah kalung berbentuk bintang dan ada seseorang di belakang gue yang memegang payung.

Tiba-tiba hujan berhenti gue membuka mata gue dan yang pertama gue lihat adalah sebuah kalung berbentuk bintang dan ada seseorang di belakang gue yang memegang payung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Anggap aja tuh kalung tulisannya Reva tapi pakai tulisan korea)

"Dia hanya ingin liat lo bahagia, dia selalu sedih kalau liat lo menangis dan dia pesen sama gue buat menyampaikan ini ke lo. Dia ingin lo berhenti lakuin hal konyol yang bisa buat lo sakit ataupun terluka, dia selalu khawatir akan keadaan lo padahal dia dalam kondisi yang sakit parah, lo harus ingat lo adalah bintang untuknya, bintang yang paling terang di antara bintang yang lain di kegelapan malam." Gue mengambil kalung yang ada di hadapan gue dan membalikan badan, sudah gue duga dia pasti Byan.

"Lo jangan seperti ini lupain Dion dan ingat orang tua lo itu kerja hanya untuk kehidupan lo yang lebih baik dan stop untuk bersedih, raih kebahagiaan Lo sendiri."

"Jangan sok tau lo tentang orang tua gue!" Gue membentak Byan.

"Dion bilang ke gue kalau lo suka cerita tentang orang tua lo dan lo selalu ngeluh karena orang tua lo gak pernah ada di rumah." Byan menatap mata gue lekat. "Gue cuman mau wujudkan janji gue ke Dion."

"Janji apa yang lo maksud?!" Kata gue ketus.

"Gue janji bahwa gue akan wujudkan semua ke inginan Dion, dan keinginannya hanya satu yaitu liat lo bahagia walaupun gak bersama Dion, dan Dion ingin lo benar-benar melupakan dia."

"Seberapa jauh hubungan lo sama Dion?"

"Gue udah sahabatan sama Dion dari kecil, gue udah anggep Dion saudara gue sendiri." Gue diam membisu sambil menahan air mata, walaupun Dion sudah tidak ada dia tetap memastikan gue terus bahagia.

"Kalau lo mau nangis, nangislah sepuas lo biar lo merasa lega." Byan memeluk gue dan hujan semakin deras.

"Kenapa lo baru bilang sekarang?"

"Gue udah cari tau tentang lo setahun ini dan gue udah pastikan bahwa lo cewek yang Dion maksud, makanya gue baru bilang ini ke lo." Byan melepaskan pelukannya dan membuka jaketnya. "Pakai jaket gue biar lo gak Kedinginan." Byan menyerahkan jaket ke gue.

"Tapi lo?"

"Gue gak papah kok, lo aja yang pake." Kata Byan santai.

"Makasih." Gue berhenti menangis dan tersenyum manis ke arahnya.

"Sama-sama."

"Terus ini kalung Untuk siapa?"

"Itu kalung untuk lo, hadiah anniversary dari Dion tapi Dion keburu pergi padahal dia udah siapin ini beberapa bulan sebelum anniversary Lo sama Dion." Gue menatap kalung putih berbentuk bintang sangat cantik dan indah.

"Eh tunggu kok lo tau gue disini?"

"Hehehe gue ikutin lo dari tadi." Byan tersenyum sangat manis.

Byan memegang tangan gue dan membawa gue ke mobilnya. Gue duduk di samping kemudi sambil memandang wajah Byan, dia memang tampan pantas saja banyak orang yang suka sama dia.

"Rumah lo di mana?" Gue menyebutkan alamat rumah gue. Byan menyetel lagu bahasa Inggris dan gue menikmati lagu itu sampai gue ikut bernyanyi, tanpa gue sadari Byan sedang tersenyum ke arah gue.

"Suara lo bagus juga." Kata Byan setelah lagu itu selesai.

"Biasa aja kok."

"Lo suka lagu ini?"

"Yah ini salah satu lagu favorit gue." Tanpa gue sadari gue sudah sampai di depan rumah gue.

"Makasih yah."

"Sama-sama." Gue turun dari mobilnya Byan. Setelah itu, Byan melajukan mobilnya menjauh dari rumah gue. Gue menepuk kepala gue, kenapa gue sampai lupa balikin jaketnya Byan.

Bersambung.........

Author note
Jangan copy paste cerita orang, Lo tahu sakit tapi ngga berdarah dan sakitnya itu sakit pake banget. Jadi hargain cerita orang karena menulis cerita itu gak semudah membalikkan telapak tangan.

Love and PromiseWhere stories live. Discover now