Halaman 9 : Okta

6K 363 30
                                    

Picture : Okta

✺✺✺

Seandainya kamu tau, aku mencintaimu tanpa karena. Bahkan bila kau bukan milikku, apakah aku perduli?

✺✺✺

<Author's POV>

Sea merentangkan tangan, bersiap melatih tubuhnya yang sudah lama kamu terbaring. Diambiknya sebuah pedang bercorak emas yang tersangkut rapih di dinding.

"Mau kemana?"

Sea berbalik setelah memeriksa pedangnya aman. Sebelah tangannya menepuk kepala Vale dengan lembut.

"Aku akan berlatih pedang. Kamu bisa berkeliling di istana, aku akan memanggil beberapa pelayan untuk menemanimu."

"Baiklah. Jangan sampai terluka, ingat?"

"Siap, Ratu!"

Sea terkekeh lalu hilang dibalik pintu. Tangannya menjentik kemudian datang seorang pelayan.

"Aku akan berlatih pedang. Beritau Panglima, aku butuh lawan yang kuat. "

"Laksanakan, Pangeran."

✺✺✺

Tok, tok, tok.

Vale menoleh, mendapati Raja Neptune yang tengah menatapnya dengan senyum.

"Apa kabar anakku?"

Vale langsung berdiri kemudian membungkuk.

"Raja Neptune, silahkan."

"Sudahlah, jangan bersikap formal padaku. Kau juga anakku." Sang Raja tersenyum dengan senyuman yang tak pernah pudar dari wajahnya.

Vale mengangguk ragu kemudian duduk ditepi kerang milik Sea.

"Maaf Raja ada keperluan apa?"

"Aku hanya ingin melihat menantuku."

Vale memekik kaget. "Me-menantu?"

"Kenapa kaget? Sea belum bercerita padamu?" Vale hanya membalas dengan gelengan kepala.

"Sudah lupakan saja, apa kau ingin mendengar sebuah kisah tentang Sea?"

"Dengan senang hati, Neptune."

"Kau tau Octallypus bukan? Kau tau, bahwa sebenarnya nama Octallypus adalah nama seekor gurita."

"Dulu, saat Sea masih remaja, ia mengalami lumpuh pada ekornya. Akibatnya ia merasakan kesepian dan terpuruk. Kemudian seekor gurita perempuan, maksudku perempuan bertentakel yang bernama Okta datang mencoba berteman dengan Sea. Dia adalah Ratu gurita.

Sea menyukai Okta dalam diam, tak mampu berkata atau berbuat. Jangankan berbicara, untuk bertatapan saja Sea malu sekali. Sebagai orangtua, aku merasa dua hal. Disisi satu, aku merasa bahagia, tapi disisi lain aku merasa sedih.

Bahagia, karena anakku dapat menyukai seorang gadis dan penyemangat hidupnya. Sedih, karena bukan Okta yang menjadi takdir hidup Sea. Percuma saja, jika mereka bersama tanpa ikatan takdir dan persetujuan kami.

Takdir memilihmu, Vale. Takdir untuk menjadi pendamping hidup Sea. Saat kau tau, bahwa setelah hujan pasti ada pelangi. Disaat itulah kau tau dimana sebuah keterpurukan berubah menjadi kebahagiaan."

"Lalu, apa yang terjadi kepada Okta?"

Raja Neptune memijat pelipisnya, "Ah, aku lupa, maklum faktor umur. Kebersamaan Sea dan Okta tidak berlangsung lama. Okta, Sang Ratu gurita tertangkap oleh jaring manusia atau manusia menyebutnya dengan ne-nel--"

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now