Halaman 7 : Siren Terkutuk

Start from the beginning
                                    

"Aku tengah berusaha." Kali ini aku harus bisa. Ya, membiasakan kakiku bergerak secara bersamaan. Bukankah bisa itu karena terbiasa?

Aku bisa, aku bisa!

Dengan rasa bangga aku menghampiri Sea seraya tersenyum kecil. "Sea, aku dapat menggerakan kakiku secara bersamaan!"

Sea malah mendorong dahiku dengan telunjuknya. "Hei, ini bukan kaki tapi ekor. Ingat kau kini berada di lautan," ucapnya datar.

"Sama saja," balasku acuh. Kemudian Sea mengacak rambut perakku lalu menyunggingkan sedikit mulutnya seperti tersenyum hampir tidak terlihat.

"Tapi aku bangga padamu. Kau itu cepat belajar," ucapnya dan pergi. Ingin sekali aku mencolok mata para pelayan itu sekarang. Mereka menatap Sea dengan tatapan, ugh menjijikan!

Tiba-tiba aku merasakan guncangan dari bahuku. "Vale, kau malah asyik melamun! Vale!"

Seketika aku sadar kembali, "Apa yang terjadi?"

Sea menarik nafasnya dengan kasar. "Hah, apa melamun itu kebiasaanmu, huh?"

"Tidak." Aku hanya dapat menunduk malu.

"Hei, cepatlah. Dasar kura-kura!" teriak Sea yang sudah berada didepanku. Hufft, aku hanya dapat mendengus kesal.

"Ini tempatnya?" tanyaku saat melihat ruangan yang besar, tidak-tidak, sangat besar! Melebihi ruangan lainnya. Kukira bangunan ini kecil ternyata sangat besar.

"Benar, kita sudah sampai," ucap Sea sembari menunjuk ke arah sel tahanan yang besar. Kemudian, Sea bersiul dan muncul seekor ikan raksasa.

"Dia Octallypus dan Octallypus ini Vale." Sea pun terkekeh saat melihat ekspresiku.

Tubuhku gemetaran, bibirku juga ikut bergetar, dan aku yakin pasti wajahku memucat. Takut! Ikan ini BESAR SEKALI!

"Hei, kenapa kau pucat? Kau sakit?" tanya Sea dengan santai. "Tenang saja, dia tidak akan memakanmu."

"Dia... peliharaanmu, Sea?" ucapku bergetar. Ikan itu menatapku lekat-lekat. Masalahnya, mulut ikan ini menyamai ukuran tubuhnya dan giginya sangat runcing. Kira-kira ruangan ini sebesar apa ya?

Oke, itu tidak penting.

"Oh, kau takut ya?" Lagi-lagi Sea tertawa meremehkanku. "Padahal, kau begitu semangat saat mengajakku melihat hewan peliharaanku dan ini dia peliharaanku, Octallypus."

"Kau masih waras? Ya Tuhan, ini ikan jenis apa?"

"Syukurlah, aku masih memiliki akal sehat. Dia salah satu hewan kuno atau manusia bilang hewan langka."

"Apa tempat ini hanya untuk hewan peliharaanmu saja?" tanyaku saat melihat ruangan ini sepenuhnya dikuasai oleh Octallypus.

"Tidak. Tembok dibelakang sel ini ada ruang penjara. Jadi, tahanan tidak akan bisa kabur. Kau tau apa akibatnya jika mereka kabur?" tanya Sea dengan dramatis. Oke, aku takut. "Mereka akan 'Hap!'."

"Kau berusaha menakutiku ternyata." Setelah mendengar kata 'Hap!' tubuhku langsung merinding. Aku hanya dapat menghela nafas panjang. "Apa peliharaanmu hanya satu?"

Sea mengangguk. "Lagipula tidak semua Siren dapat memilikinya. Padahal ada Whennuz, Swalliev, Ugraink, Celluen, dan masih banyak lagi."

Aku hanya mengangguk paham. Sebentar, itu siapa? Seperti seorang Siren jantan namun memiliki ingsang yang panjang dan tubuhnya bergaris-garis. Ia berenang mengendap-endap dan akhirnya lolos dari sel tahanan tersebut.

"Sea, itu siapa?" tanyaku dengan ragu.

"Sial! Dia adalah tahanan yang kabur! Penjaga, tutup pintu Istana! Segera!" teriak Sea. Ia pun berlalu meninggalkanku seorang diri bersama Octallypus. Tapi, bagaimana tahanan itu bisa lolos dari Octallypus?

Prince Of Sea [REVISI]Where stories live. Discover now