Part 38

3K 132 15
                                    

Hal yang membuatku takut selama ini terjadi, dimana kamu telah nyaman bersama orang lain-
Kirana--


Tertawa selepasnya saja, mungkin hari ini adalah hari bebas! HAHAHA. Mengapa?.

"Anak anak dipersilahkan belajar sendiri, tapi tetep gak boleh pulang. Soalnya kepala sekolah mau adain rapat sesama kepala sekolah lain" senyum pak gatot yang lebar, guruku satu ini sangat kusayang. Yaa, diaa baik dan memperbolehkan muridnya ijin kekamar mandi lama atau sekedar kekantin untuk mengisi perut yang lapar. Senangnya hatiku berlapis lapis cuyy.

Teman temanku yang tadinya membisu kini malah berteriak senang tak karuan. Waktu merdeka murid sekolah adalah jamkos, wakaka.

"Eh elahh pakk, tau gini mending guaa lanjutin beol dirumah" teriak dion tak tau malu, memang anak itu sering membuat gaduh dimanapun.

"Lahhh anjayy, mending gini tadi gua ikut mak gua kepasar. Siapa tau dapet jodoh cantik gitu yang semohai," ucap Dimas sambil tertawa lepas tak tau malu juga. Aku yang menatapnya hanya diam dan menahan tawa.

"Lahh lu bego banget dim. Tau gini yaa mending gua kencan sama rana" lirik ihsan padaku. Sungguh anak itu tak tau malu sama sekali. Sedangkan pak gatot juga tertawa cekikikan melihat teman temanku yang gila itu.

"Hmm tau gini mending gua tidur dan mimpi nikah sama raisa tadi. Nanggung, padahal mau ijab qabul, yeilee mak gua malah gedor pintu sambil bawa bawa air got" curhat kenzo bertampang melas.

Sepertinya sekarang juga aku harus keluar kelas, lama lama aku juga akan terkontaminasi oleh bakteri bakteri ini. Tak kulihat sahabatku itu, dimana tia? Dari tadi dia tak menampakan wajahnya.

Tujuanku kali ini berbeda dengan tujuan sebelumnya. Aku ingin ke perpustakaan untuk menenangkan pikiranku dan berharap tak bertemu kak rei lagi. Ingin sih kukembalikan sapu tangan ini, tapi keadaan yang tak memungkinkan ini terjadi.

Degg....

Melihat mereka berduaan lagi, melihat mereka saling berangkulan, melihat mereka sangat romantis sekali. Siapa dia kalau bukan tia dan kak Jovan. Saat itu juga aku tersenyum bahagia karena sahabatku juga bahagia. Apa yang kau lakukan jika orang yang pernah menenangkan hidupmu lalu pergi memilih yang lain?.

Itu tidak sama sekali menjadikan alasanku untuk pergi dari tia. Aku bahkan lebih senang karena tia bisa tertawa lepas, meski bukan aku yang membuat tawaan itu hadir. Akan kuucapkan terimakasih pada mereka berdua, karena mereka aku menjadi seseorang yang sabar dan ikhlas.

"Baca buku lagi?" setelah aku melihat mereka berdua yang ada di taman depan, tempatnya juga berdekatan dengan perpustakaan. Jadi aku ya langsung masuk saja. Kalian tau itu siapa?.

"Haa? Lo lagi?. Gue heran deh ya, kenapa lo selalu muncul disaat saat gue pengen sendiri" ujarku ketus.

"Karena gue ga akan ninggalin lo sendirian," senyumnya tulus.

Aku hanya terdiam dan mencari buku buku yang mungkin bisa menemaniku disaat orang ini mulai ngelantur.

"Kalau kangen bilang aja, ga usah bawa bawa sapu tangan gue," lanjutnya tanpa basa basi. Oh tidakk, sapu tangan itu memang ada disaku bajuku, dan betapa malunya aku.

"Ehh, ini tadi itu gue mau ngasih ke lo. Dan nih, thanks buat bantuannya" tawarku padanya.

"Udah simpen aja." ujarnya lalu meninggalkanku. Dia memang aneh! Hih.

****

Kulihat sekelilingku yang tampak bersinar, oh god. Apakah itu jalan menuju surgamu? Biarkan aku kesana tanpa kembali bersama mereka lagi. Aku sudah lelah menghadapi semua, biarkan aku beristirahat sebentar saja. Melupakan segala masalah yang ada diotakku.

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang