Part 11

4.4K 142 2
                                    


Lisa POV

Mama papaku pindah Job ke Jakarta, mau tidak mau aku harus mengintil mereka untuk menapak di Ibukota. Yaa! Rana?, kalian tau Dia kan?. Sahabat Konyol ku waktu di Semarang, bahkan sahabat dari kecil. Walaupun aku tidak bertetangga dengannya, tapi kami sudah kenal sejak Belajar di Playgroup.

Aku senang sekali mendengar berita ini dari Mama dan Papaku. Berarti aku akan bersama lagi dengan Rana. Memang sih setiap malam aku selalu menyempatkan Video Call bersamanya, tapi rasanya kurang puas jika belum bertemu dengannya langsung. Oh Rana...

Aku langsung melompat kegirangan. Oiya masalah dengan Rumahku?, rumahku tak dijual sama seperti rumah Rana. Hanya saja rumahku dikontrakan agar ada yang senantiasa merawat.

Awalnya aku berniat untuk memberi tahu Rana, tapi setelah berpikir kedua kalinya. Aku memutuskan tak memberitahu nya terlebih dahulu, agar dia kaget akan kedatanganku di Jakarta. Rencana sekolahku?, tentu saja aku akan berbeda sekolah dengan Rana. Ya! Semacam kejutan yang luar biasa untuknya. Kira kira aku memilih sekolah yang dekat dengan sekolah Sahabatku.

Eitsssss, aku juga sudah sampai di Jakarta loh... Tepatnya tadi Pagi..
Rumahku dengan Rana?. Jangan Khawatir, rumahku dengannya masih satu kawasan jarak dekat tapi beda Daerah Perumahan. Kira kira aku akan memberitahu berita ini disaat Rana ber Ulang Tahun yang ke 17. Sebentar lagiii, yeayyyy!!!...
Aku juga sudah berpikir matang matang dan sangat matang sekali akan suprise ini.

Ah! Semoga saja berjalan dengan lancar dan baik.

Lisa POV end

***

Rana sudah siap akan Baju berwarna Putih dan Rompi merahnya. Disambung bawahnya dengan Rok selutut, Rambutnya yang lurus terurai panjang, ia juga memoleskan sedikit bedak ke Mukanya yang mulus itu. Tanpa memakai gincu pun, Bibir Rana sudah merah merona.

"Assalamualaikum ma!" teriaknya sambil melambaikan tangan kepada Mamanya, mobil yang dikendarai kak Farhan pun juga sudah mulai berjalan memecah Kota Jakarta.

Akhirnyaaaa Rana sampai di Sekolah. Tanpa berbasa basi Rana keluar dari mobil bersama kakaknya.

"Jangan lupa makan!, belajar yang rajin! Jangan pacaran mulu ya lo. Nanti Kakak ada tanding Basket, mau nunggu atau pulang naik Taksi ajaa???" ujar Kak Farhan padaku sambil mengacak ngacak rambutku yang sudah kutata rapi di mobil. Dasarrr Kakak macam apa dia?.

"Ihhh dasarrrr... Eh btw lama ga? Hm nunggu aja sih. Buang buang duit buat naik Taksi" jawabku sambil memberikan cubitan pada Kakakku.

Seperti biasaaa yaaaa.... Tia datang dengan muka Bahagia nya. Pasti datang untuk menghampiri Rana dan menggodanya. Aishhhh Dasar ya si Tia....

"Selamat Pagi abang oncom. Btw kita nanti Jamkos terus lohhh, uhh Sekolah macam apa ini?. Sedikit sedikit Jamkos" cemberutnya dan menunjukan muka BT nya.

"Ahh sosoan songong lo, biasanya juga suka kalo guru ga masuk kelas. Gue tampol juga lo ti" jawabku sambil memberikan mata yang sedikit melotot.

Anak ini kalau pagi pagi suka ngajak Adu Mulut. Dia pikir? Mulutnya ikan Cupang? Yang bisa di Adu?.

"Ya udah kita ke Perpustakaan aja yuk ti, gue pengen cari inspirasi tentang PSIKOPAT. Siapa tau dapet" ujarku sambil meliriknya yang tengah mengotak atik Handphonenya.

"Oh yuk... Eh tunggu? Psikopat?. Lo mau bunuh siapa? Gue ga mau ah ikut ikutan masuk penjara, jujur yaaa gue lebih suka kok Pelajaran. Gue juga ga mau kok bantuin lo, walaupun lo udah baik sama gue. Ihh Ogah deh, mendingan gue suruh Hormat Bendera aja sampe jam Istirahat" ujarnya sambil mencekamku, aduhhh betapa Begonya Tia?. Padahal dia yang mau kubunuh, agar mulutnya yang tipis itu tak berucap lagi.

Skali lagi berbicara, kupatahkan juga Kaca mata culun mu itu Ti!.
Batinku.

"Ti kayanya ini bagus deh?. Ini juga bagus, dan yang ini?. Aduh gue mau cari buku Pelajaran kok malah berujung Novel sih?" ujarku pada Tia yang sedang asik duduk sambil memainkan Hp nya itu. Aduhhh sekali bicara dia bisa mengalahkan motor Valentino Rossi, dan sekali diam saja dia bisa seperti anak yang habis disusui oleh ibunya dan tidur di pangkuan Ibunya.

Rana sudah tak menghiraukan Tia yang seperti anak SMP itu, yang moodnya gampang berubah ubah. Rana sibuk mencari cari buku di lorong demi lorong, matanya tertuju pada buku yang berjudul "Memutar Ulang Waktu" secepat kilat pun Rana langsung mengambilnya.

Namun, brukkkk... Ehhh.
Bukunya terjatuh, dan tak sengaja ia menggenggam tangan kak Rei. Apaaaa???? Kak Rei???.. Jantung ini sudah berdegup sangat kencang. Kesempatan yang sangat emas ini, ia sempatkan memandang wajah kak Rei yang sangat Tampan.

"Ini buat lo aja" jawabku dengan sedikit menundukan kepala, kenapa di depan kak Rei aku bisa sepolos ini?. Astaga.

"Lagi lagi lo menundukan kepala saat berbicara. Nggak sopan banget lo? Anak Manja?. Ini buat lo aja, kebetulan tadi gue mau ngambil tapi ngelihat lo jadi kasian, jadi ini buat lo aja" ucapnya dingin kepadaku. Kampret, sudah dibaikin malah ngelunjak seenak udel bodongnya.

Betapa tampannya dia, tapi sikap dinginnya tak kunjung hilang.

Reihan langsung beranjak keluar Perpustakaan.

Reihan POV

Aku melihat nya menggenggam tangan kiriku, aku sedikit menatapnya. Gadis yang cantik, lagi lagi pikiran mesumku muncul. Apa mungkin aku tertarik padanya?, ah tapi dia kan Adik dari Sahabat ku sendiri "Farhan". Ya! Kami memang sekelas tanpa menunggu lama, Aku sudah akrab dengannya.

Berita gosip tentang aku Anak yang dingin?. Itu tak benar, aku bukan anak yang dingin namun hanya sedikit cuek saja. Aku juga banyak bergaul, mungkin karena aku pemimpin di Sekolah ini sebagai Ketua Osis, aku harus menjaga Imageku. Agar siswa siswa disini taat pada aturan.

End

Ohh sunggu menyebalkan sekali dia?. Lagi lagi dia bersikap seperti ini, jika boleh memandangnya sedikit lama aku akan memintanya untuk duduk bareng bersama ku. Tidak! Pikiran semacam apa ini?. Apa mungkin aku tertarik pada kak Rei?.

Rana dan Tia memutuskan untuk kembali ke kelas, untung saja Tia tidak melihat adegan Dewasa tadi. Coba saja kalau Tia melihat, sudah dipastikan Tia akan menjerit bahkan meneriakki seluruh isi sekolah ini dengan mulut tipisnya itu.

"Hello Rana.... Lo kenapa si? Daritadi ngelamun mulu?, abang Oncom ngga bakal selingkuh kok. Oh sekarang gue tau, lo mikirin kak Rei ya?" celetuk Tia, mulai dengan ocehan yang tak jelas itu.

"Hmm apa sih?, gue ga nglamun kali. Kak Rei? Ee..oo.ehhh kok malah dia sih?" jawabku gelagapan, tidak kumohon rasa ini janganlah tumbuh, Dia hanya parasit saja.

"Hm ya serah deh... Jalan yuk nanti? Gue bosen dirumah. Yaa?? Plisss" pinta Tia.

Hanya kubalas dengan anggukan.
Kenapa aku masih memikirkan kak Rei ya?, apa mungkin aku Jatuh Cinta pada Ketua Osis dingin itu?.
Ahh Sudahlah.....

Tak mungkin dan tak akan pernah.

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang