Part 28

2.9K 119 0
                                    

Hati ini hanyalah persinggahanmu sementara saja, sedangkan pikiran ini hanyalah bayanganmu sementara saja-
Kirana--

Aku adalah hadiah terburuk bagimu, ya aku memang tidak terbaik untukmu. Tapi percayalah hati ini masih menyimpan segala kenangan bersamamu

Pagi ini aku berangkat sekolah seperti biasa, tak ada yang perlu dihiraukan. Kicauan burung bahkan sudah menyambut pagiku, capung capung bahkan seperti ingin menyambutku disekolah, kusyukuri nikmatmu Tuhan...

"Asoyyy. Kemaren kemana aja lu? Dicariin di grup juga," rupanya si dimas sudah tak terima.

"Hah gapenting banget pake grup grup gadanta gituan. Kurang kerjaan tau gak," mood jeblok, sudah dipastikan.

"Woyy ranaaa... Pagi pagi udah cantik aja lo, mau kemana?" sarapan ihsan pagi ini untukku, memang bocah bocah error ini sering mengerjaiku.

"Rannn, habis dari mana aja lo kemarin?" nahh, macam biasa. Kehilanganku kemarin sudah seperti hot news di grup line, coba bayangkan? Hanya GRUP LINE!.

"Itu ti, gue kemarin ga sempet pegang hp. Yajadi ga buka chat chat kalian lah" alibiku.

"Sombong banget lu ga pegang hp. Padahal paling hp dipegang," bocah satu ini si kenzo bikin naik darahku saja.

Aku tak menghiraukan mereka, entah apa yang mereka lakukan terhadapku. Aku tak ambil pusing, lagian kemarin juga hari yang melelahkan bagiku.

****

Hari ini aku tak mendapatkan kotak itu lagi, apa mungkin secret admirer itu sekolah disini?. Tapi siapa dia? Aku juga belum sempat mencari tau, arghhh semakin rumit saja masalah ini ya tuhan.

Sejak tadi aku tak menemukan kak Jovan, dimana dia?. Apa tidak masuk? Ah tak mungkin kalau dia sedang sakit, nyatanya kemarin dia menemaniku walaupun aku tak tau dia berasal darimana. Kenapa aku jadi khawatir? Oh rasa ini janganlah tumbuh, kumohon.

"Gue mau ngomong sama lo," tanganku diseret ketaman belakang oleh seseorang.

"Eh lepasin kak, kenapa sih? Gausah seret seret gini dong." aku mencoba melepaskan, tetapi tangannya lebih besar dariku.

"Udah duduk!" perlakuan kak Rei pertama kali kasar padaku, setelah kejadian minggu lalu.

"Ada apa sih? Lo tau gak? Sakit ini" aku mengusap usap tanganku yang merah akibat diseret paksanya.

"Udah gausah banyak omong!. Lo lakuin apa ke lisa? Kok sampe dia nangis nangis gitu? Jujur cepet" aku tak tau maksud kak Rei, permainan apalagi ini?.

"Hah? Maksud lo apaan sih kak? Gue ga tau," tanyaku bingung.

Rasa ini kian menyusut kecil, rasa yang dulu kumiliki sudah tidak tumbuh lagi, mungkin saat aku melihatmu perasaanku biasa saja. Memang, ada dimana saat aku melihatmu, perasaanku biasa saja. Hal itu terjadi padaku.

"Lo gausah pura pura bego deh, setelah lo ancem dia kemarin di telpon? Lo masih bisa bohong?" sungguh, hal ini menyakitkan.

"Kemarin gue cuma telpon biasa aja!" hatiku bergemuruh ingin meringis.

"Sekali lagi lo ngusik kehidupan gue sama lisa! Liat aja nanti!" katanya sambil berlalu pergi dari Taman.

Perasaan sedih campur aduk atau apalah itu. Tak menyangka kak Rei bisa melakukan hal bodoh ini padaku, aku memang bodoh ya aku sangat bodoh. Terlebih lagi dia memilih sahabatku lisa, melihat dia bersama lisa saja mungkin hati ini sudah pergi melupakan.

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang