ten

4.9K 166 2
                                    

"Sebenarnya.... Rana, Mama ambil dari Panti Asuhan. Dulu Mama sudah mempunyai kak Farhan, tapi mengingat Mama sangat susah hamil dan ingin mempunyai anak perempuan. Akhirnya Mama dan Papa memutuskan untuk mengambilmu sayang di Panti Asuhan Kasih Bunda. Maafkan mama ya sayang, sebenarnya kemarin malam mama dan papa ingin memberitahu mu, tapi keadaan yang tidak mendukung. Mama harap kamu bisa tinggal disini ya, jangan pergi ya nak. Kamu sudah mama anggap sebagai anak kandung mama sendiri, Kami tidak pernah membeda bedakan kalian. Kalau kamu ingin marah?, marah saja. Sampai hatimu puas nak, Marahlah" ucap Mama sambil menetesakan air matanya perlahan lahan.

Sebenarnya aku ingin marah?. Tetapi melihat mereka sudah mengadopsi ku sejak kecil, aku tak tega. Apalagi mereka sudah rela membiayaiku sekolah dengan Fasilitas Mahal.

"Tak apa ma. Sebenarnya Rana ingin marah. Tapi Rana sayang sama Mama dan Papa, Terimakasih ya ma, pa. Sudah rela merawatku, tak sepantasnya aku marah pada kalian. Sejujurnya hatiku remuk melihat langsung isi dari amplop ini, tapi apa daya? Kan mama dan papa yang tau masalah ini. Maafkan aku ya ma, pa sudah sempat membenci kalian" jawabku sambil memeluk kedua Orang Tua Angkatku, dan meneteskan air mata.

Rana tak ingin kelihatan sedih dihadapan Orang Tua Angkatnya. Tapi apa? sesungguhnya di lubuk hati terdalam. Ia sangat hancur, karena mendengar kata Panti Asuhan. Apa Rana tidak memiliki Orang Tua atau Saudara sekalipun?.

Tapi setidaknya Rana mempunyai kehidupan baru dan keluarga baru yang kini telah dipondasikan bertahun tahun lamanya untuk bangkit.

Yap! Dia memang hidup bahagia sekarang, tapi tidak kan? Dengan kehidupannya dulu?. Apalagi usaha Orang Tuanya yang bangkrut?, ditipu oleh Jutawan yang bermulut manis itu. Semoga kejadian ini cepat berlalu!..

"Papa sangat sayang kepadamu sayang. Jangan pernah kamu menyebutkan bahwa kamu anak angkat kami ya" ujar Papa sambil mengecup keningku.

Bagaimana dengan yang menyaksikan acara Dramatis ini?. Kak Farhan?, ekspresinya tidak karuan, mulutnya menganga, matanya berbinar takjub, tak henti hentinya dia mengacak ngacak rambutku.
Bibi? dia berdecak kagum mungkin, eitsss jangan salah, bibi sudah tau semuanya sejak aku masih kecil, So? Dia yang tau semuanya. Mamang? jangan khawatirkan, mamang sudah tau karena sudah lama menjadi anggota dari Keluarga Kecil ini. I'm happy^_^ but it's fake^~^.

Setelah acara menangis nangis ini kelar. Aku langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Aku tak menyangka aku bisa ditampung di keluarga ini tanpa ada yang mencurigakan. Disisi lain aku terlihat sedih juga, aku tak menyangka kenapa orang tua kandungku setega ini? Bahkan sekejam ini?. Tetapi pasti ada alasan dibalik ini semua.

***

Jam besar berbentuk Donat menunjukan Pukul 04.30 WIB.
Artinya sudah menginjak waktu Subuh. Setelah Rana selesai melakukan Kewajiban sebagai Umat Muslim, ia langsung menuju ke Ruang Keluarga untuk menonton TV, entah apa ada Kartun atau Sinetron pada Pukul sekian.

"Ei kak, temenin Rana nonton dong. Sini deh" ujarnya seketika sehingga membuat Kakaknya menoleh ke arahnya.

"Ogahh, nanti lo ketiduran lagi di paha gue. Terus kesiangan? mati dah lo dek sama Ketua Osis itu. Ahahahahahhh" aku mengerucutkan bibirku, pagi pagi buta Kak Farhan sudah menyebutkan kata kata seperti itu.

Mama melihat suara kami, langsung menyusul ke arahku, disusul dengan Papa dan Kak Farhan dibelakangnya.

"Kenapa dek? Sama Ketua Osis nya? Galak ya?" ujar mama sambil memerintahkan agar aku tidur di pahanya.

Oh Tuhan!. Mama belum tau apa yang terjadi padaku, waktu aku dihukum Mati oleh si Kutu Kupret.

"Eh ga kok ma, cuman ketus aja sih" jawabku berbohong dan sedikit melirik Kak Farhan yang sedang menertawaiku.

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang