Part 24

3K 113 1
                                    

"Kenapa muka lo kusem gitu? Mama sama papa juga udah pulang, masih ditekuk aja mukanya ih" candanya padaku, mungkin aku sedang dilanda mood buruk.

"Kenapa ya lo sewot banget ih? Tugas lo itu cuman jagain gue," tukasku padanya.

"Lah gue kan berhak tau apa yang terjadi sama lo, ntar kalo lo bunuh diri terus gue biarin gitu aja?. Kakak macam apa gue, mungkin gue akan ngutuk gue sendiri kalo hal hal yang ga diinginkan terjadi sama lo" celetuknya tak habis habis.

"Gue sebenernya sih pengen curhat, tapi gue agak ga yakin gitu sama lo,"

"Elahh lu mah, emang gue apaan? Kayak sama siapa aja sih. Udah buruan curhat"

"Gajadi, mood gue tiba tiba ancur gini, gue tidur aje ya gut nite kak"

"Ih dasar bocah"

Besok akan diadakan study tour ke pantai klayar yang berada di Pacitan, otomatis Pengurus osis akan ikut juga untuk memantau dan pasti Rei akan ikut serta. Ah ya tuhan cobaan macam apa ini?. Mama dan papa juga sudah pulang ke Jakarta, katanya sih sudah tidak ada pekerjaan lagi disana. Syukurlah aku lega jika keluargaku kembali berkumpul.

****

"Yakin? Gue ga dibolehin ikut sama lo? Ha?," tanyanya untuk kesekian kalinya padaku.

"Okeyy plisss, gue udah besar kali kak. Yaga mungkin gue ditunggu sama lo, ngarang aja deh," sarapan pagi ini sudah mulai lengkap akan kehadiran orang tuaku, sungguh aku sangat merindukan masa masa ini.

Sebenarnya aku ragu untuk pergi kesana sendiri, sementara aku belum antisipasi dengan penyakitku yang sewaktu waktu kambuh walaupun hanya sekedar mimisan dan pusing hebat. Aku berusaha untuk tidak mengeluh demi orang yang aku sayangi dan cintai, agar mereka tetap bahagia dan tidak memikirkan sakitku. Sungguh, aku akan sedih bila mereka ikut terlibat dalam penyakitku.

"Pokoknya gue tetep ikutin lo, sampe lo ngelak pun gue juga bakal ikutin lo, and stop no comment!" liciknya padaku yang sudah keterlaluan ini.

"Ish lo keras kepala banget sih kak, gue ga mau dibilang manja sama temen temen gue, pliss kak tolongin gue, biar gue urus semuanya sendiri," elakku membela terhadap diriku sendiri, walau mungkin orang tuaku menyetujui ide kak Farhan.

"Udah kenapa kalian jadi berantem? Ok biar adil, kakak gausah ikutin adek nanti kalau ada apa apa tinggal hubungin mama aja ya, mau berangkat sekarang?" tanya mama.

"Ayo gue anter, gue ga nerima sebuah kata 'gue ga mau' lo tetep sama gue," ujar kakaku yang keras kepala itu.

"Gue mau naik angkot aja, nanti kan temen temen lo mau kerumah? Jadi lo beresin rumah aja dan gue pergi naik angkot. Deal?," senyumku licik padanya.

"Udah lo banyak ngomong" dia menyeretku masuk kedalam mobil dengan paksa, lalu memakaikan sabuk pengaman secara paksa juga ih kakak macam apa dia ini?.

****

"Eh kupret udah ada disini lo?" sapa pagi hari ini dari Tia.

"Udah daritadi malah. Yang lain pada kemana? Sepi amat ni sekolah? Terus kok ga ada bis bis gitu sih bukannya kita mau study tour?" tanyaku bingung akan hal sekitar sekolah yang lagaknya sepi sekali.

"Elah ini masih jam berapa juga ran? Ini masih jam enem. Jelaslah nih sekolah masih kayak kamar mayat. Oh iya gue lupa, gimana sama lisa and rei?" sewot tia lagi.

"Kemarin sih rei sempet nabrak gue mungkin itu ga sengaja, dan gue dibawa ke uks dengan cara memaksa gara gara luka biasa kayak gini, mimpi apa deh lo semalem ti? Heran gue, tuh orang lama lama makin nyebelin tapi gue tambah suka. Eh ups" cerocosku yang tak henti hentinya dan tak tau malu.

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang