"Ah modus lo basi tau gak sih"

Sekolah sudah mulai ramai akan murid seangkatanku dan pengurus osis, aku melihat kak Rei yang memakai baju berwarna abu abu berlengan panjang dan juga celana panjang. Rambutnya di jabrikan agar terlihat alay alay gitu, aku semakin terpesona dengannya.

Ah tidak rana, kau itu wanita yang masih mempunyai harga diri untuk dikejar, dan bukan mengejar. Batinku.

"Oke anak anak, kalian silahkan masuk ke dalam bis kalian masing masing. Membutuhkan waktu lama untuk sampai ke Pacitan, jadi sebelum kalian mempelajari pantai klayar sebaiknya kalian menyimpan energi untuk kegiatan nantinya. Ada yang perlu ditanyakan? Kalau tidak mari kita panjatkan doa bersama dan menurut agama masing masing. Berdoa mulai-- selesai," kata guru pembinaku itu.

Kami mulai memasukki bus yang akan berkelana ke Pacitan. Aku juga sudah mempersiapkan banyak obat ditas p3k ku, jadi aku sudah mengantisipasi mimisanku dengan tisu banyak dan sebuah kantong kresek. Semoga ini awal yang menyenangkan bagiku.
Aku melihat segerombolan pengurus osis masuk kedalam bus yang ku naiki, apa maksud mereka akan duduk di bis ini?.

"Kak rei?," aku melongo saat manusia tampan ini duduk didekatku, tak ada hujan tak ada badai langsung saja dia duduk disebelah ku.

"Kenapa? Pasti lo bepikir? Kenapa gue bisa disini?" ucapnya yang datar.

"Kalo lo tau gue berpikir seperti itu, kenapa lo masih tanya lagi?. Bukannya bis osis cukup lebar buat lo duduk di bis sana?" cibirku sangat kesal.

Aku sudah memulai perkenalanku dengannya sama seperti awal bertemu, masih sangat datar dan melupakan sejenak kenangan yang pernah kita lalui, KITA? mungkin hanya aku saja yang masih mengenangnya.

"Bis disana udah ga muat kali buat pengurus osis dan guru guru. Akhirnya gue ke bis lo yang kemungkinan masih kosong, dan sialnya bangku yang kosong cuman bangku lo," ih memangnya aku ingin berdampingan dengannya?, lagian juga tia sudah duduk didepan karena ia suka mabuk akan aroma bis. Sedangkan bangkuku berada ditengah lumayan belakang, jadi aku tidak duduk dengannya.

Aku tak membalas ucapannya, aku segera memasang headset ke telingaku dan memutar lagu lagu indah yang ada di perpustakaan musik. Tak kuhiraukan manusia yang berada disampingku, aku harus melupakannya segera karena ia sebentar lagi memiliki kebahagiaan baru bersama sahabatku, lisa. Walaupun status masih menyatakan tunangan, ya tetapi mereka sudah memiliki ikatan yang resmi.

"Kenapa rana berubah? Apa mungkin dia udah lupa sgala kenangan kita? Aku semakin berambisi untuk semakin mengejarnya dan mendapatkannya" batin Rei.

Hari sudah menjelang sore, bus kami sudah berhenti disebuah rumah makan untuk menunaikan ibadah shalat lalu makan. Aku ingin berada didalam bus karena aku juga tidak sedang shalat, ya masalah wanita. Kutengok manusia yang berada disampingku sudah turun, aku terus memandangi punggungnya yang mulai masuk kedalam rumah makan lalu menghilang.

Tak terasa bus sudah mulai berjalan melanjutkan perjalanan yang masih jauh. Sedangkan manusia disampaingku ini? Dia sedang bermain game tak jelas dan terus membisu.

"Lo udah bangun? Nih gue bawain makan buat lo. Tadi lo kan ga turun buat makan" ucapnya sok peduli padaku, dan aku juga sudah tidak mau peduli dengannya lagi.

"Buat gue?"

"Yaya lah, kan gue ngomong sama lo. Bego banget sih" ih manusia macam apa dia yang mengataiku bego seenaknya?.

"Oh terimakasih" jawabku singkat dan padat.

Aku melahap makananku yang dibawakan oleh manusia satu ini, entah mengapa semakin lama perasaanku semakin sebal dengannya. Padahal sebelumnya aku sangat rindu.

"Ga sopan kalau kita sebangku tapi kita saling diem" celetuknya membuka pertanyaan.

"Ngomong aja sono sama bangku lo, gue mah mana peduli" aku memalingkan wajahku kearah kaca besar samping, untungnya aku duduk disebelah kaca sehingga aku bisa menikmati suasana luar walaupun hanya memandang.

"Lo tau? Pacitan itu punya sejuta alam yang indah. Dijawa mungkin jogja yang paling terkenal, tetapi selain jogja ada juga Pacitan yang tak kalah indahnya" celotehnya lagi.

"Tau apa lo soal pacitan?" jawabku ketus.

"Yakali pacitan kota penuh rahasia lo ga tau?. Pasti semua orang tau lah Pacitan itu indah" ihh ingin kucowel mukanya dengan sepatuku.

"Lah gue kan belum pernah kesini walaupun gue tinggal dijawa dulu" belaku pada diri sendiri, ah jadi rindu Semarang.

Malam semakin larut, sudah banyak kata yang ku lontarkan untuk manusia disampingku ini. Entah sekedar berdebat atau berbeda pendapat atau juga membahas yang tidak penting. Mataku sudah tak mau diajak kompromi untuk malam ini, kantuk yang melanda saat ini mungkin sudah stadium akut. Aku mulai memejamkan mata lalu berlampau kedalam mimpi.

"Gue kangen semua tentang lo ran, walaupun sebelumnya gue ga pernah seakrab ini kenal sama lo. good night and have a nice dream Rana" batin Rei sambil mengusap rambut rana.











***










Sial banget ya, gimana kelanjutannya?. Scroll down ye!
See you!

Secret Rana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang