SCENE TWENTY

1.5K 144 0
                                    

        Enjoy Reading ~
~~

       "Kau tidak tahu apapun mengenai aku dan Cindy, jadi menjauhlah dari permasalahan kami," Lucy mengatakan dengan senyum lembut dan tajam. Nada memperingati terlantun di kalimatnya membuat Ben terpaku. 

       Musik berhenti mengalun, seluruh pasangan saling membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih. "Terima kasih untuk dansanya Mr. Young." Lucy berjalan meninggalkan Ben yang masih termangu.

       Begitu membalikkan badan, ia menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan pelan. Detak jantungnya sudah tidak beraturan sejak tadi, ia tidak yakin jika Ben tidak mendengarnya. Segera ia berjalan mendekati tempat yang menyediakan minuman.

       Alice ternyata sudah berada disampingnya, "kau berdansa dengan siapa?" tanya Alice penasaran. Awalnyai a sempat berpikir bahwa Lucy akan sendirian malam ini, karena seingatnya Lucy tidak terlalu menyukai dansa.

       Lucy bimbang, antara memberitahu sahabatnya atau tidak. Setelah meneguk habis minumannya, ia menatap Alice, "Ben." Satu kata dari Lucy membuat kedua mata Alice membulat besar.

       "Apa?" Alice menatapnya tak percaya. Banyak pertanyaan sudah berada diujung bibir Alice, namun ia menahannya karena seorang pria datang dan mengajaknya berdansa. Untuk kedua kalinya, Alice meninggalkan Lucy menuju lantai dansa. Setelah melepas dahaganya, Lucy memilih naik ke lantai dua dimana disediakan tempat duduk disana.

       Dari atas orang akan dengan mudah menyaksikan pasangan yang berdansa di bawah. ia mulai mencari sosok Ben di antara kerumunan orang-orang dan mendapatkan sosok berjas merah tersebut.

       Ben terlihat sedikit kesusahan saat berjalan karena beberapa wanita mendekatinya untuk mengajaknya berdansa. Sebisa mungkin ia menolak semua ajakan itu dan fokus dalam mencari gadis yang sudah ada dalam pikirannya sejak tadi.     Setelah lelah berkeliling, lagi-lagi ia tidak bisa menemukan gadis itu. Apa memang dia tidak menyukai pesta dansa?

       Setengah jam kemudian, Alice berjalan sambil menghentakkan kakinya kearah Lucy. Bibirnya menunjukkan bahwa ia sedang kesal. Begitu mendekat, ia mengusir salah satu gadis yang sedang duduk dan membuat Lucy bingung melihat tingkah sahabatnya. "Ada apa?" tanya Lucy begitu Alice sudah duduk di sisi kirinya.

       Dengan perasaan kesal yang menjalar di hatinya, ia bertanya, "Apa kau tahu siapa pria yang pertama kali mengajakku berdansa?" erangnya.

       "Memangnya ada apa?"

       Alice menghela napas berat, "sudah kuduga kau pasti tahu. Dia! Pria paling brengsek yang pernah aku temui!" umpat Alice. Alice menarik napasnya berkali-kali karena sesak menelan kemarahannya. Kemudian ia memejamkan matanya. Lucy tidak ingin bertanya apapun dan membiarkan Alice hingga tenang dulu. "Dia mengacaukan dansaku malam ini dan membuat pasangan dansaku malu," jelas Alice setelah ia sudah bisa bernapas dengan teratur.

       Lucy tersenyum miring mendengar perkataan Alice, "Itu bukan hal baru untuk seorang Nicholas."

       Tiba-tiba mata Alice tidak berkedip dan memancarkan ketakjuban akan pandangannya pada pintu masuk. Seorang gadis dengan gaun berwarna merah muda serta topeng dengan bulu berwarna sama di sebelah kanannya berdiri di sana. "Lihat," sahut Alice menyadarkan Lucy.

       Lucy pun ikut memalingkan wajahnya menatap gadis itu, bahkan hampir seluruh peserta di ruangan itu ikut menatap kearahnya. "Cantik. Kira-kira siapa dia?" gumam Alice pelan. Lucy mengerutkan keningnya, ia terus memusatkan perhatiannya pada gadis itu.

       Sampai saat tatapan mereka beradu, Lucy melihat gadis itu gugup. "Apa kau mengenalnya?" tanya Alice.

       Tanpa mengalihkan tatapannya, ia menjawab, "Aku tidak yakin."

       Gadis-terlambat-misterius itu berjalan maju, ia berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Jantungnya sudah seakan ingin keluar dari tempatnya. Bukan karena ditatap oleh seisi ruangan, namun karena Lucinda Morgan, kakak tirinya.

      Cindy bisa melihat Lucy duduk di bagian atas, mata mereka bertemu membuat ia sangat gugup. Apakah topeng ini cukup untuk menutupi identitasnya? Bagaimana kalau Lucy mengenalinya?

Sepertinya dia ...


Dont Forget The Votes Button ❤️

R.V

[TFS-1] Stepsister Story [END]Where stories live. Discover now