"Miss Morgan," ucap Ben sambil mengangguk dan kemudian meneguk minumannya.

Jantung Lucy berdetak dengan sangat cepat mendengar namanya keluar dari bibir pria itu. Ini pertama kalinya Ben menyebut namanya. Apakah ia akan mengingatnya?

Ben yang juga pertama kalinya menatap Lucy seakan tersadar, gadis inilah yang sering disebutkan oleh sahabatnya.

Nic berdeham, "Kenalkan juga, Alice Wright, penyelamat duniaku dari Jabberwocky." Ben terkekeh mendengar kata-kata sahabatnya.

"Congratulation for your new branches," Alice mengangkat gelas minumannya dan dibalas oleh Ben hingga menimbulkan bunyi perpaduan gelas mereka.

"Apa yang kalian lakukan disini, sementara para gadis lainnya sedang menebar pesonanya di sana?" Nic menatap kedua gadis ini dengan sedikit bingung.

Alice mendekati Nic dan menggerakan satu jarinya pada dada pria itu, "Kami sedang menunggu pria yang bisa melihat pesona kami tanpa perlu disebar."

"Ah, jadi aku pria beruntung malam ini?" Nic membusungkan dadanya karena merasa bangga.

Lucy terus menatap Ben yang tidak memusatkan perhatiannya disini, ia terus menggerakan kepalanya menatap orang-orang. "Apa yang sedang kau cari?" tanya Lucy penasaran.

Ben menatap Lucy dan menjawab, "Cindy Priceton. Apa kau melihatnya?" Nic terkejut mendengar pertanyaan sahabatnya, bagaimana mungkin Ben bertanya pada Nenek sihir dimana musuhnya berada. Ben sengaja bertanya karena ingin melihat reaksi Lucy. Ia sudah mengetahui ceritanya dari Nic.

Lucy membalas menatap datar Ben walaupun dalam pikiran dan hatinya sangat terkejut sekaligus kecewa. "Cindy Priceton? Dia disini?" tanya Lucy untuk meyakinkan. Apa mungkin Ben melihat Cindy datang?

"Ya, dia datang bersama ibunya."

Alice yang sedari tadi juga ikut terkejut akhirnya mengeluarkan suara, "Ibunya?"

"Apa ibunya menyebutkan nama Cindy?" tanya Lucy, karena ia bisa menebak bahwa Ben bertemu dengan ibunya, Mrs. Priceton, dan mengira Cindy ikut hadir bersamanya.

Ben mengangkat alisnya sebelah. "Tidak. Mrs. Priceton hanya mengatakan ia datang bersama putrinya." Lucy mengangguk, sudah diduganya. Ibunya membuat kesalah-pahaman disini. Tapi sekaligus lega, ibunya tidak menyebutkan namanya.

Ben sedari tadi memperhatikan Lucy, menilai tidak ada tanda-tanda kebencian dalam ekspresi juga nada bicaranya. Apa ia terlalu pandai menutupi semuanya?

Alice menahan senyumnya, "Apa kau tahu bahwa Mrs. Priceton memiliki dua putri?" tanya Alice pada kedua pria itu dan membuat mereka terlonjak mendengar pertanyaannya.

"Aku mendengarnya, namun aku tidak menyangka dia akan membawa putri misteriusnya, mengingat ia tidak pernah tampil dimana pun. Kira-kira seperti apa rupanya?" Nic menjawab sambil terlihat berpikir. Ben menyetujui perkataan Nic. Mungkinkan putrinya yang dimaksud bukan Cindy? Mendadak ia merasa kecewa.

"Ia tidak misterius, namun kitalah yang tidak menyadarinya," kata-kata yang Alice tak sadari keluar dari bibirnya kembali membuat Nic terkejut.

"Kau mengenalnya?"

Alice menatap sesaat wajah Lucy yang sudah menunjukkan sebuah peringatan. "Tidak, tentu saja. Instingku yang mengatakan demikian," Alice tertawa kaku sambil memalingkan wajahnya.

Nic yang sedari tadi terhipnotis oleh kecantikan Alice terlalu bodoh untuk menyadari kejanggalan itu, sedangkan Ben, ia terlalu larut dalam kekecewaannya. Ben sudah merencanakan akan berdansa dengan Cindy jika ia hadir.

Alunan musik untuk berdansa sudah dimulai. Alan Young bersama seorang wanita berjalan ke tengah-tengah kerumunan dan memulai dansa pertama, selanjutnya diikuti oleh pasangan lainnya. Nic mengulurkan tangannya pada Alice, "May I have this dance, My Lady?"

Alice tersenyum senang dan menyambut uluran tangan Nic, "Mon plaisir, monsieur Murphy." Lucy menatap tajam sahabatnya yang dibalas dengan sebuah kedipan mata. Mereka akhirnya bergabung bersama pasangan lainnya untuk berdansa. (*Mon plaisir, monsieur  : Dengan senang hati)

Alice dan Nic terlihat menikmati gerakan mereka yang terasa sangat serasi. Nic selalu bisa mengikuti gerakan gadis itu yang begitu anggun, demikian juga dengan Alice.

"Tapi Nic," Alice sengaja memberi jeda agar Nic mendengarkan dengan seksama. Ia mendekatkan tubuhnya dengan Nic, "Aku tidak pernah memberikan sesuatu secara gratis," bisik Alice.


Aloha, update lagi minggu ini.

Sejauh ini, aku minta 1 kata untuk cerita ini.

Plis. Just gimme one word dari setiap pembaca.

And dont Forget The Votes Button.

R.V



[TFS-1] Stepsister Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang