Kekuatan Cinta Yang Sempurna

805 21 4
                                    

Bara melajukan mobilnya membelah jalanan menuju lokasi dimana anaknya berada, dengan rahang yang terus bergemeletuk karena menahan amarah dan emosinya pada orang yang tengah membawa kedua putranya.

"Aku pastikan kau akan mati di tangan ku Vin". Ucap Bara geram dan semakin mempercepat laju mobilnya karena amarah dalam hatinya telah begitu menderu dalam hatinya.

Sedangkan di rumah sakit.....

"Bara... Bar...". Gumam Lila mengigau memanggil nama suaminya, Clara yang kebetulan tengah ada di ruangan Lila segera memeriksa kondisi Lila sampai akhirnya Lila membuka matanya.

"Ra.. Bara dimana?". Tanya Lila lemah.

"Ada.. Dia ada Lil.. Kau istirahat dulu ya..". Ucap Clara lembut.

"Dimana dia Ra? Aku ingin menemuinya..". Pinta Lila lirih.

"Sabar... Tunggu kondisi mu lebih kuat dari ini.. Aku janji akan mengentar mu.. Oke nona". Bujuk Clara mengusap bahu Lila.

"Zia dan Aron?". Tanya Lila lagi menatap sendu Clara.

"Eum.. Zia dan Aron... Ada... Bersama Bara.. Ya.. Pasti bersama Bara". Jawab Clara gugup.

"Pasti? Apa itu artinya Zia dan Aron masih bersama.....". Lila tak melanjutkan ucapannya dan lalu menangis.

"Sssttt... Hey... Baby tampan mu bersama Bara... Tenanglah.. Aku yang melarang Bara membawa Zia dan Aron kemari, ini rumah sakit.. Banyak penyakit, kau tak maukan kalau kedua baby tampan mu itu sakit?". Ucap Clara berdusta mencoba menenangkan Lila.

"Baiklah Ra.. Aku percaya pada mu.. Huh... Aku jadi ingin cepet pulang, aku sudah rindu sekali pada kedua putra ku Ra". Ucap Lila dengan suara seraknya.

"Sabarlah nona.. Besok juga kau akan bisa pulang jika kondisi mu sudah membaik". Ucap Clara sambil tersenyum.

"Ra.. Bisa kita bicara sebentar?". Ucap Bram yang tiba-tiba baru datang dan memanggil Lila dari ambang pintu.

"Oh.. Iya Bram..". Jawab Clara mengangguk lalu menatap Lila yang melihat bingung dengan sikap Bram yang terlihat panik.

"Aku temui Bram sebentar ya Lil... Istirahatlah". Ucap Clara berpamitan pada Lila lalu keruar menemui Bram.

"Ada apa ini.. Kenapa firasatku tak enak seperti ini". Batin Lila bingung dan memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan mendekat ke arah pintu untuk mencoba mendengarkan pembicaraan Lila dan Bram.

"Kau tau Bara kemana?". Tanya Bram pada Clara.

"Aku tau Bram.. Ia mencari Kevin untuk menjemput Zia dan Aron". Jawab Clara.

"Apa Bara tau jaminan apa yang di minta Kevin agar Zia dan Aron kembali?". Tanya Bram lagi menatap Clara serius.

"Jaminan? Tidak.. Memangnya Kevin meminta jaminan apa?". Tanya balik Clara.

"Lila... Kevin meminta tukar posisi. Kevin akan mengembalikan Zia dan Aron asal Bara mau menukar posisi tawanan dengan Lila". Tutur Bram dengan wajah tegangnya.

"Oh.. Shit!! Bara tidak tau soal ini... Aku harap dia baik-baik saja". Ucap Clara mulai gusar.

"Lila tau masalah ini?". Tanya Bram lagi. Clara hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagus.. Jangan sampai Lila tau". Ucap Bram tegas.

"Kalau begitu aku akan masuk. Suapaya Lila tak curiga, dan kau juga ikut masuk ya.. Bantu aku menenangkannya". Ucap Clara

Setelah mendengar semua percakapan Bram dan Clara, Lila pura-pura kembali membaringkan tubunya seperti semula dan secepat kilat mengusap air matanya dan memejamkan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang