Pelabuhan Terakhir

452 15 2
                                    

Cuaca yang berbeda dari kota yang Bara tinggali membuat tubuhnya menggigil semalaman karena kedinginan, walau ia tidur sambil memeluk Lila nampaknya hawa dingin masih lebih mengalahkan kehangatan tubuh Lila yang di peluknya. Semakin pagi terasa semakin dingin, Bara jadi semakin mengeratkan pelukannya pada Lila.

"Auw.. Auw... Sayang... Aku bisa mati jika terlalu erat memelukku seperti ini". Rintih Lila dalam pelukan Bara.

"Hemm?? Maaf sweet... Ini dingin sekali... Rasanya sampai menusuk tulang ku". Ucap Bara melonggarkan pelukannya pada Lila.
Lila tersenyum lalu mengusap pipi Bara lembut, ia melepas pelukan Bara dan menambahkan selimut pada tubuh Lila.

"Kalau kau masih kedinginan dan masih ngantuk, tidur lah dulu.. Aku akan buatkan teh hangat untuk mu". Ucap Lila lalu mengecup kening Bara yang tak bergeming dan semakin meringkukkan tubuhnya di balik selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya.

08:00 pagi......

"Sayang... Kau masih belum mau bangun?". Ucap Lila mengusap lembut rambut Bara yang masih memejamkan matanya.

"Masih sangat dingin sweet". Rengek Bara manja membuat Lila tersenyum gemas.

"Aku sudah membuatkan mu teh.. Dan segeralah mandi, aku akan menyiapkan air hangat untuk kamu mandi". Ucap Lila menarik selimut dari tubuh Bara.

"Aaaaa". Lila menjerit karena kaget tubuhnya kini ada di atas tubuh Bara dan dengan erat Bara mendekap Lila yang masih dengan wajah terkejutnya.

"Lepaskan aku Baraaa". Ucap Lila menggeliatkan tubuhnya berusaha melepaskan diri.

"Wow... Wooww.. Wooww.. Jangan banyak bergerak sweet, jika kau menggerakkan tubuh mu seperti itu makan bukan hanya aku yang bangun, tapi adik kecil ku juga akan terbangun". Ucap Bara menggoda Lila, namun sepertinya Lila tak mengerti akan ucapan Bara terlihat dari kerutan di kening Lila dan menatap bingung pada Bara.

"Kenapa wajah mu bingung seperti itu sweet?". Tanya Bara justru ikut bingung menatap Lila.

"Adik kecil? Jadi kau sudah punya anak Bar?". Tanya Lila polos namun dengan tatapan menyelidik.

"Hah? Maksud mu?". Tanya Bara balik.

"Turunkan aku". Pinta Lila kembali menggeliatkan tubuhnya.

"Sweet ja...".

"Turunkan aku!!!". Sentak Lila membuat Bara tercengang kemudian melepaskan pelukannya pada tubuh Lila.

Lila duduk memunggungi Bara membuat Bara semakin tak mengerti kesalahan apa lagi yang ia buat sampai-sampai Lila sepertinya marah padanya.

"Kau kenapa sweet?". Tanya Bara lembut memegang bahu Bara, namun dengan cekatan Lila mengibaskan tangan Bara dari bahunya.

"Kenapa kau tak jujur pada ku Bar?!". Tanya Lila dengan nada ketusnya.

"Jujur? Soal apa sweet? Semua hal bukankah sudah kau ketahui?". Tanya Bara semakin bingunh dengan arah pembicaraan Lila.

"Tidak! Kau membohongi ku!". Sentak Lila membuat Bara kaget dan semakin bingung.

"Hey... Aku bohong apa sweet?". Tanya Bara menghampiri Lila dan berlutut di depan Lila yang duduk di atas tempat tidur.

"Kenapa kau tidak jujur kalau kau sudah menikah?!". Ucap Lila tanpa menoleh ke arah Bara yang di hadapannya.

"Menikah? Kapan aku menikah sweet? Aku belum menikah". Ucap Bara menangkup wajah Lila.

"Bohong! Lalu siapa yang kau sebut adik kecil tadi? Itu artinya kau memang sudah menikah dan punya anak kan?! Mana? Dimana anak mu?!". Teriak Lila emosi karena Bara tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang