London

494 14 0
                                    

Mata indah gadis cantik sudah mulai terbuka, Lila....
Ia pingsan di tengah guyuran hujan deras kemarin, dan Arga yang menemukan dan menolongnya. Arga membawa Lila ke rumah sakit dan tak lupa menghubungi Clara, istrinya.

"Selamat pagi cantik... Kau sudah bangun?". Tanya lembut Clara yang hendak memeriksa Lila.

"Aku dimana Ra?". Tanya Lila lirih.

"Kau ada di rumah sakit.. Kau pingsan kemarin.. Beruntung Arga menemukan mu... Jika tidak kau pasti sudah di gondol semut di pinggir jalan". Cerocos Clara dengan gurauannya. Lila hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Clara.

"Apakah sudah ada kabar dari Bram tentang kondisi Bara?". Tanya Lila menatap sendu wajah Clara yang sedang memeriksanya.

"Belum Lil... Tapi kau tenang saja... Semua pasti baik-baik saja". Ucap Clara menenangkan Lila yang mulai memerah lagi matanya.

"Aku ingin menyusulnya ke london Ra...". Gumam Lila merajuk pada Clara.

"Sabar lah dulu nona... Kondisimu belum pulih.. Tunggu sampai kondisimu membaik.. Aku akan menemani mu ke london. Oke". Bujuk Clara lalu berpamitan keluar meninggalkan Lila dan mengurus pekerjaannya.

"Huuhhhh... Apa kabar mu Bar... Apa kau mencari ku? Aku merindukan mu tuan pemaksa". Dengus Lila lirih membayangkan wajah tampan Bara yang sedang tersenyum manis padanya. Namun senyumnya seketika menghilang teringat akan kata-kata Marisa tempo hari yang memintanya untuk meninggalkan Bara.

"Apa aku harus menyerah untuk cinta kita ini Bar? Tapi aku...".

"Maafkan aku Lil...". Ucap seseorang yang baru masuk ruangannya membuat kalimat Lila terhenti.

"Marisa". Ucapnya lirih.

"Maafkan aku atas ucapan ku tempo hari.. Tak seharusnya aku mengatakan itu pada mu..".

"Tidak apa Mar... Aku mengerti. Dan aku sadar atas kata-katamu... Mungkin memang benar, karena cinta ku pada Bara memang menyusahkan dan membebani Bara". Ucap Lila lirih dan mulai meneteskan air matanya lagi.

"Tidak Lil... Tidak.. Kau salah jika kau menanggapi ucapan ku. Aku lah yang sok tau dan sok benar. Aku apa makna cinta di antara kau dan Bara, tapi sekarang aku faham.. Cinta mu lah yang akan membuat Bara kembali bersama kita lagi". Tutur Marisa penuh sesal dan menggenggam tangan Lila.

"Apakah itu artinya aku masih bisa bertemu Bara?". Tanya Lila hati-hati.

"Tentu Lil... Siapa yang berhak melarang mu untuk menemui kekasih es mu itu". Ucap Marisa yang di akhiri dengan gurauannya.

Kondisi Lila membaik dan sudah di perbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Namun tidak dengan kondisi Bara.

Keluarganya kini sedang menunggu di depan ruang oprasi, ya... Bara sedang menjalani oprasi saat ini, sesuai dengan keinginan Bram dan orang tuanya.

Sudah berjam-jam mereka menunggu dengan perasaan begitu tegang dan was-was menunggu hasil oprasi.

"Pi... Apakah Bara akan baik-baik saja pi?". Lirih Andin yang tak henti menangisi Bara.

"Tenang lah mi... Berdoalah... Ia pasti sembuh". Ucap Albert memberi ketenangan pada istrinya.

"Aaagghhh sial!! Harus berapa lama lagi aku harus menunggu sampai dokter itu keluar dari ruangan terkutuk itu!!". Umpat Bram gusar karena dokter yang menangani Bara tak kunjung keluar.

Tiga jam berlalu setelah beberapa kali Bram mencoba bersabar menunggu, oprasi pun sudah selesai. Bara di bawa keluar ruangan yang akan di pindahkan ke ICU.

"Bagaimana dok?". Tanya Bram tak sabaran.

"Eeumm.. Oprasi berjalan lancar". Jawab dokter ragu-ragu.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang