Anggota Baru

528 15 2
                                    

Bara dan Lila kembali kepada aktifitas mereka sebagai pemimpin di perusahaan masing-masing, Bara pun sering bolak-balik indonesia USA. Karena tuntutan pekerjaan Bara harus kembali menjalani rutinitasnya di USA.

"Kau merindukan ku sweet?". Tanya Bara saat mendapati ponselnya berdering dan ada nama Lila yang tertera di layar ponselnya.

"Tentu saja... Apa kau tak merindukan ku?". Tanya Lila kesal.

"Tentu aku merindukan mu sweet... Sangat merindukan mu". Jawab Bara dengan senyum yang tak hilang dari bibirnya.

"Segeralah pulang Bar... Aku tak tahan lama-lama menahan rindu pada mu". Rengek Lila manja membuat Bara menggigit bibir bawahnya karena gemas ketika membayangkan wajah manja Lila.

"Iya sweet... Lusa aku akan pulang... Tunggu saja ya..". Ucap Bara. Cukup lama mereka banyak berbincang tentang banyak hal. Tidak tertinggal tawa gurauan mereka yang terdengar.

Mereka mengakhiri obrolan mereka karena ada rapat yang harus di hadiri Bara.

Ddddrrrttttt.....

Ponsel Bara berdering di tengah rapat berlangsung...

Satu kali...
Dua kali...

Sampai ketiga kali Bara baru mengangkat panggilan tersebut.

"Ya mam... Aku sedang rapat.. Ada apa?". Tanya Bara.

"Marisa Bar". Ucap Andin.

"Kenapa dengan Marisa?". Tanya Bara bingung, kenapa maminya justru menghubunginya bukannya Bram selaku suami Marisa.

"Apa kau tak ingin pulang dan melihat hadiah indah dari Tuhan untuk keluarga kita ini?". Tanya Andin membuat Bara semakin bingung.

"Hadiah? Lalu apa hubungannya dengan Marisa dan hadiah?". Tanya Bara masih belum mengerti.

"Aahh.. Pokoknya kau harus segera pulang... Mami tak menerima penolakan dan penguluran waktu, jika kau tidak sempat mengurus paspor mu.. Makan mami yang akan mengurusnya, pokoknya kau harus segera pulang". Ucap tegas Andin lalu memutus sambungan telfon tanpa menunggu jawaban dari Bara. Sedangkan Bara masih bertanya-tanya tentang apa hubungannya hadiah dan Marisa.

Pagi ini akhirnya Bara menuruti ucapan Maminya yang memang benar-benar tak main-main dengan ucapannya, paspor Bara telah siap. Bara pun akhirnya meluncur lagi pulang ke Indonesia.

"Sweet... Kau ada dimana?". Tanya Bara yang sudah sampai di bandara Indonesia.

"Aku masih di kantor sayang... Kenapa?". Tanya Lila.

"Aku ada di bandara... Bisakah kau menjemputku?". Ucap Bara.

"Tentu.. Aku akan menjemputmu di bandara sayang". Jawab Lila sumringah lalu bergegas pergi setelah memutus sambungan telfon dan segera melajukan mobilnya menuju bandara.

Setengah jam Bara menunggu kedatangan Lila untuk menjemputnya, tak lama kemudian Lila datang dan berlari menghampiri Bara dan segera mendekapnya.

"Akhirnya kau pulang juga Bar...". Ucap Lila dalam pelukan Bara.

"Mana mungkin aku bisa pergi lama-lama dari mu... Aku tak mau tersiksa karena jauh dari mu sweet..". Ucap Bara sambil mengecup kening Lila.

"Oh ya sweet... Ada satu hal alasan kenapa aku pulang mendadak seperti ini... Mami menelfon ku saat aku sedang rapat, kau tau apa hubungannya hadiah dan Marisa?". Tanya Bara mengetuk dagunya seperti sedang berfikir.

"Haha... Jadi sepanjang perjalanan mu kau hanya memikirkan itu sayang?". Tanya Lila menatap kebingungan Bara.

"Ya... Aku bingung... Dan sampai sekarang aku masih belum bisa menemukan jawabannya". Ucap Bara mulai kesal.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang