Wedding

563 23 3
                                    

Indonesia...
Kini Bara dan Lila sudah sampai di Indonesia, supir yang di utus Bram untuk menjemput Bara dan Lila di bandara pun sudah menunggu. Bara dan Lila kini sedang dalam perjalanan pulang kerumah Bara, Lila tak henti mengulas senyum menatap kota yang sangat ia rindukan, semua hampir berubah saat ia tinggalkan dulu. Matanya terus menatap keluar jendela.

Bara yang sedari tadi memainkan ponselnya menoleh kearah Lila yang masih asik memandang keluar jendela.

"Sweet kau mau makan atau mau langsung pulang kerumah?". Tanya Bara setelah selesai mengirim e-mail kepada Boni.
Tak ada jawaban, sesulit itukah mengajak bicara gadisnya itu sekarang ini.
Bara menoleh kearah samping tempat Lila duduk, dan mendapati ternyata Lila sudah tertidur pulas menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.

Bara tersenyum melihat wajah cantik Lila yang sedang tertidur pulas di sampingnya, dan perlahan mengubah posisi tidur Lila agar bersandar di dada bidangnya dan memeluk Lila posesif. Di ciumnya berkali-kali pucuk kepala Lila menyalurkan segala kerinduannya pada gadisnya.

"Terimakasih Tuhan, kau masih memberiku kesempatan untuk memeluk dan merasakan hangat cinta dari wanita yang sangat kucintai ini". Ucap Bara dalam hati dan mengecup pucuk kepala Lila lama.

"Kita sudah sampai Tuan". Ucap Pak Donal membuyarkan lamunan Bara dan melepas kecupan Bara di pucuk kepala Lila.

"Oh ya pak... Tolong turunkan barang-barang ya...". Perintah Bara sopan.

"Baik Tuan". Jawab Pak Donal patuh. Bara segera keluar dari mobil dan menggendong Lila menuju ke dalam rumah. Saat kakinya selangkah masuk melewati pintu utama otak Bara teringat ketika pertama kali ia membawa Lila kerumahnya, kejadian yang sama di waktu dan masa yang berbeda.

"Ba..... Lila...". Seru Andin yang mendapati dua sosok yang begitu ia rindukan dan lama tak ia temui.

"Sssttt.... Lila sedang tertidur karena kelelahan, aku akan membawanya kekamar dulu". Ucap Bara memberi kode agar Andin memelankan suaranya takut Lila akan terbangun.

Setelah mebdapat anggukan dari Andin, Albert, dan juga Bram, Bara segera membawa Lila ke kamarnya. Bara merenahkan tubuh Lila di atas tempat tidur kig sizenya dan tak lupa melepas sepatu serta membalutkan selimut ke tubuh mungil Lila.

"Ini adalah awal yang pernah membawa mu mencintai ku sweet, aku yakin ini juga awal kau akan menjadi milikku". Ucap Bara lalu mengecup kening Lila dan meninggalkan Lila menemui keluarganya.

Bara menuruni anak tangga untuk menyambut rentangan tangan Andin yang siap memeluknya. Dengan senyum yang terus mengembang Bara memeluk Andin.

"Mami merindukan mu sayang". Ucap Andin dalam dekapan Bara.

"Aku juga mam". Jawab Bara memejamkan matanya.

"Bagaimana kabar mu nak?". Tanya Bara yang beralih memeluk Albert.

"Aku baik pi, sangat baik". Ucap Bara lalu beralih menatap Bram yang masih tersenyum menatap Bara.

"Aku bangga pada kekuatan cinta mu Bar". Ucap Bram seraya memeluk Bara erat dan menepuk punggung Bara pelan.

"Terimakasih... Atas doa kalian juga akhirnya aku bisa menemukannya". Ucap Bara menatap keluarganya.

"Mamilah yang harusnya mengucapkan terimakasih nak, kau sudah menepati janji mu untuk membawa menantu mami kembali ke pelukan kami". Ucap Andin mulai berkaca-kaca.

"Ya mam... Tapi sayang... Hatinya belum sepenuhnya kembali untukku... Dia masih terlihat membenciku". Ucap Bara lesu.

"Tidak apa nak... Semua butuh waktu". Ucap Albert menepuk bahu Bara pelan memberi semangat.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang