Pilihan Indah

429 14 1
                                    

Bagai tertimpa bumi perasaan Bara mendengar jawaban Lila atas lamarannya pada Lila.

"Kau menolakku sweet?". Tanya Bara lirih dengan mata memerah dan dada yang begitu sesak saat ini.

"Ta.. Tapi kenapa sweet? Bukankah kau... Mencintai ku?". Lanjutnya masih bertanya pada Lila yang tak menatapnya sama sekali. Lila bangkit dari duduknya hendak melangkah pergi dari Bara.

Terasa tak mampu berkata apapun Bara hanya diam tak bergeming dari tempatnya menatap punggung Lila yang sudah berdiri memunggunginya.

"Aku memang mencintai mu Bar. Sangat mencintai mu". Ucap Lila masih memunggungi Bara.

"Lalu? Kenapa kau menolak lamaran ku sweet?". Tanya Bara yang perlahan Bangkit dari posisinya dan duduk di bangku yang ia tempati tadi.

"Siapa bilang aku menolak mu? Aku bilang kan aku tak bisa... Tak bisa menolak kebahagiaan yang kau tawarkan pada ku". Jawab Lila sambil memeluk Bara dari belakang yang masih tertunduk karena ulah Lila.

"Sebenarnya apa sih maksud mu! Kau mempermainkan ku?!" bentak Bara marah bangkit dari duduknya dan melepas pelukan Lila.
Betapa terkejutnya Lila mendengan nada tinggi Bara padanya.

"Ka.. Kau membentakku Bar?". Tanya Lila menatap Bara tak percaya, air mata yang tadi sudah tak mengalir kini kembali mengucur deras lagi.
Tanpa menjawab Bara langsung menarik Lila ke dalam dekapannya.

"Satu sama sweet". Ucap Bara mendekap tubuh Lila erat.

"Kau jahat sekali Bar!! Jahat!!". Rengek Lila dalam pelukan Bara sambil memukul dada bidang Bara pelan.

"Haha... Maaf sweet.. Kau dulu yang memulainya". Ucap Bara di iringi tawa renyahnya sambil mengecup pucuk kepala Lila berkali-kali.

"Aku kan takut jika kau sudah membentakku seperti ini!". Rengek Lila lagi yang kali ini menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil.

"Iya.. Iya.. Maaf.. Maaf kan aku sweet... Maaf yaaa...". Ucap Bara lembut lalu menyeka air mata Lila yang membasahi pipi chubbynya. Lila hanya mengangguk lemah menanggapi ucapan Bara.

"Jadi? Kau mau menikah dengan ku sweet?". Tanya Bara menatap mata Lila. Lila hanya mengangguk mengiyakan.

"Jawaban macam apa itu sweet?". Tanya Bara.

"Iya aku mau". Ucap Lila dengan nada merengek.

"Hem? Apa? Aku tak mendengarnya sweet". Ucap Bara mendekatkan telinganya ke wajah Lila.

"Iya sayang... Aku mau menikah dengan mu". Ucap Lila agak keras.

"Apa? Apa? Aku tak mendengarnya..". Ucap Bara menggoda Lila dengan menanyakan pertanyaan yang sama.

"Iya Bara Orlando Sanjawijaya, aku mau menikah dengan muuuu!!!". Teriak Lila tepat di telinga Bara membuat Bara menutup telinganya dengan tangannya.

"Baiklah.. Baiklah.. Kalau begitu kemari lah.. Peluk aku". Ucap Bara dengan senyum menawannya dan merentangkan tangannya, tanpa menjawab Lila segera memeluk Bara.

Dalam diam dengan pikiran dan takar bahagia masing-masing Bara dan Lila masih saling mendekap dan memeluk.
Bara perlahan melepas pelukannya dan menarik tangan Lila kemudian menyematkan cincin ke jari manis Lila dengan mata yang masih menatap mata Lila. Senyum Lila masih mengembang tak pudar karena rasa bahagianya. Setelah menyematkan cincin di jari Lila, Bara mencium tangan Lila dengan lembut.

"Aku akan buktikan pada bunda mu yang telah mempercayaiku untuk membahagiakan mu dan terus mencintai mu sweet... Kau milikku... Selamanya akan menjadi milikku". Ucap Bara menggenggam tangan Lila dan di akhiri dengan mencium kening Lila lama.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang