Kembalinya Mata Elang

564 18 2
                                    

Datanglah bila engkau menangis...
Ceritakan semua yang engkau mau...
Percaya padaku...
Aku lelaki mu...

Mungkin pelukku tak sehangat senja...
Ucap ku tak menghapus air mata..
Tapi ku disini...
S'bagai lelaki mu...

Aku lah yang tetap...
Memeluk mu erat...
Saat kau berfikir...
Mungkin kan berpaling....

Aku lah yang nanti...
Menenangkan badai...
Agar tetap tegar kau berjalan...
Nanti.....

Sudah benarkah yang engkau putuskan..
Garis hidup sudah engkau tentukan...
Engkau memilih aku...
S'bagai lelaki mu....

Aku lah yang tetap memeluk mu erat...
Saat kau berfikir mungkin kan berpaling...
Akulah yang nanti menenangkan badai...
Agar tetap tegar kau berjalan nanti...

Ucapan Clara terhenti dan bibirnya tak henti menganga menatap kearah balkon kamar Bara. Tanpa menunggu aba-aba Lila segera melepas rengkuhan Clara yang berjalan ke arah balkon kamar Bara.

"Bara....". Ucap Lila lirih menatap pria yang tengah duduk bersanti di gazebonya dan memeluk gitar yang baru di mainkannya menyanyikan sebuah lagu.

Sang empu menoleh kearah suara lembut yang memanggilnya. Dengan senyum menawan yang memandang kearah gadis yang masih dengan derai air mata terus mengucur dari mata indahnya.

"Hay sweet...". Panggil Bara seraya berdiri dari posisinya dan merentangkan kedua tangannya.

"Baraaa....". Teriak Lila langsung berhambur peluk ke tubuh kekar Bara. Di dekapnya Pria tercintanya dengan erat dan rasanya tak ingin melepasnya, Bara pun membalas dekapan gadisnya yang sangat ia rindukan. Sambil merasakan getaran dari tubuh Lila karena menangis.

Andin, Clara dan Marisa hanya bisa diam dengan senyum mereka serta air mata yang mengalir menatap harus pada dua insan yang tengah saling berpelukan melepas rindu yang tertahan beberapa tahun ini. Bara kembali membuka matanya, kembali memamerkan senyumnya yang menawan.

Bara melambaikan tangannya ke arah tiga wanita yang masih menatapnya dengan air mata masing-masing sambil terus memeluk Lila di dekapannya.

"Jangan tinggalkan aku lagi Bar, jangan siksa aku lagi..". Rintih Lila pilu dalam pelukan Bara membuat Bara begitu terasa ngilu hatinya mendengar rintih pilu gadisnya.

"Aku janji tak akan meninggalkan mu lagi sweet.. Aku akan tetap ada di sisi mu, selamanya". Jawab Bara mengecup pucuk kepala Lila berkali-kali.

"Kau sudah banyak berjanji pada ku Bar! Dan kau banyak kali juga mengingkarinya! Aku tak butuh janji mu! Aku butuh bukti dari mu!". Rengek Lila dengan nada manjanya namun tetap tak melepas pelukannya pada Bara.
Bara hanya tersenyum mendengar rengekkan dari Lila lalu berkata.

"Aku akan buktikan pada mu.. Maafkan aku sweet, sudah terlalu sering mengecewakan mu dan mengingkari janji ku pada mu.. Aku milik mu.. Kau milikku.. Dunia akan tau akan hal itu sweet". Ucap Bara lembut sambil memejamkam mata elangnya.

"Aku sangat merindukan mu sweet... Terimakasih atas penantian mu selama ini... Aku sangat beruntung bisa mendapatkan mu, memiliki mu, mencintai mu.. Kau wanita yang terindah yang pernah ku punya... Maafkan segala kebodohan dan kekurangan ku sweet.. Izinkan aku, dan berilah aku kesempatan untuk membahagiakan mu". Tutur Bara penuh ketulusan dalam setiap kalimatnya.

"Pasti Bar... Aku pasti akan selalu memaafkan mu, selalu mencintai mu, aku akan selalu menunggu mu untuk membahagiakan ku... Terimakasih karena kau telah kembali untukku Bar, aku tak mau kehilangan mu lagi.. Aku tak mau Bar". Jawab Lila lembut dan tangisnya mulai mereda, kenyamanan dalam dekapan Bara membuat Lila enggak untuk melepas pelukannya pada Bara.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang