Bara Hilang??

507 17 5
                                    

Bram dengan gesit membawa Lila ke rumah sakit dan menghubungi Clara, karena tak mungkin ia menghubungi istrinya yang tengah hamil.

"Ra... Cepet ke UGD!!". Ucap Bram lalu memutus sambungan telfon tanpa menunggu jawaban dari Clara.

"Kenapa lagi ini...". Desisi Clara segera berlari ke UGD.

"Ada apa Bram?". Tanya Clara saat sudah melihat Bram di depan ruang UGD.

"Lila Ra.. Tolong dia". Ucap Bram panik dan segera menarik Clara mendekati brankar Lila.

"Astaga!! Kenapa dengan Lila?!". Pekik Clara melihat kondisi Lila yang kacau.

"Nanti ku jelaskan... Segera obati dia". Ucap Bram memberi perintah pada Clara.

Dengan cekatan namun tetap hati-hati Clara mengobati luka-luka di tubuh Lila. Perhatian Bram buyar saat mendengan dering di ponselnya.

My Wife is called....

"Ya sayang....". Ucap Bram mengangkat telfon istrinya.

"Kau kemana saja Bram? Kenapa belum kembali?!". Sentak Marisa dari sebrang telfon.

"Maaf sayang... Tadi ada insiden kecil. Aku sedang ada di rumah sakit sekarang". Jawab Bram lembut mengetahui istrinya sedang marah karena ia tak kunjung memberi kabar setelah kepergiannya tadi.

"Di rumah sakit?! Kamu kenapa?! Apa yang terjadi?!". Teriak Marisa panik.

"Hey... Hey... Tenanglah nona... Suami tampan mu ini baik-baik saja... Jangan khawatir". Tungkas Bram menenangkan istrinya.

"Lalu? Apa yang kau lakulan di rumah sakit Bram?!". Tanya Marisa penasaran.

"Lila Mar... Aahhh... Nanti saja aku ceritakan jika aku sudah pulang, sekarang dia sedang di tangani oleh Clara". Ucap Bram menjelaskan.

"Baiklah... Segera pulang... Atau aku dan mami menyusulmu ke sana ya?". Ucap Marisa.

"Tidak sayang... Tidak perlu... Sebentar lagi aku pulang... Lagi pula jika kau dan Mami menyusulku kemari, siapa yang akan menjaga Bara di rumah... Papi kan sedang ke Hongkong". Tutur Bram lembut memberi pengertian pada Marisa.

"Huh... Baiklah... Segera pulang ya... Kami menunggu mu". Ucap Marisa pasrah.

"Tentu... Istirahatlah... Sudah malam... Kasihan baby kita... I love u". Ucap Bram mengakhiri percakapan mereka.

"Ya... I love u too". Jawab Marisa lalu memutus sambungan telfonnya dengan Bram.

"Bagaimana Ra? Sudah selesai?". Tanya Bram saat melihat Clara sudah di sampingnya.

"Sudah... Semua baik-baik saja... Beruntung dia hanya lecet saja, tidak ada luka serius... Tenang saja...". Terang Clara menjelaskan kondisi Lila.

"Huhhhh... Syukurlah". Ucap Bram seraya menghela nafasnya lega.

"Jadi? Apa yang terjadi pada Lila? Dan kenapa wajah mu bonyok seperti ini?". Tanya Clara dengan tatapan menyelidik.

"Jadi begini.. Tadi sewaktu aku di rumah mami Lila tidak ada di rumah, padahal biasanya jam jam segini Lila sudah ada di kamar Bara. Ternyata dia ada di kantornya.. Dan kau tau apa yang terjadi di sana? Lila hampir di perkosa oleh Kevin, sekretarisnya sendiri". Ucap Bram mulai emosi lagi kala teringat kejadian buruk yang menimpa Lila dan membuatnya sedikit bonyok.

"Ya Tuhan... Untung kau datang Bram.. Kalau tidak..... Ehhh tapi tunggu... Kau sendiri? Dari mana kau tau kalau Lila ada di kantornya?". Tanya Clara lagi menatap Bram lekat.

"Bara... Bara tiba-tiba anfal, dan Mami yang sempat di pamiti Lila untuk ke kantor". Terang Bram.

"Begitu kuat memang cinta mereka". Gumam Clara seraya pandangannya menerawang.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang