Kehancuran 1

446 9 1
                                    

Kevin termenung duduk di kursi goyangnya yang mengayun pelan tubuhnya, dengan mata yang tak lepas menatap puluhan foto seorang wanita dengan berbagai macam pose. Dan tentu saja foto itu di ambil tanpa sepengatahuan orang yang menjadi obyek dalam foto-foto itu.

"Kau akan jadi milikku love, aku tak akan melepaskan mu begitu saja! Apapun caranya akan ku lakukan demi mendapatkan mu!". Desis Kevin dengan tatapan tajamnya dan senyum sinis yang terukir di sudut bibirnya.

"Jangankan hanya menyingkirkan Bara, mengobrak-abrik hidup Bara pun aku sanggup love.. Itu karena aku sungguh ingin memilikimu dan membahagiakan mu dalam hidup ku". Kevin mengoceh sendiri pada sebuah foto yang terpajang besar di antara puluhan foto lainnya.

"Kau tunggu saja permainan ku Bar!". Desis Kevin lalu melempar anak panah dart ke papan yang sudah di tempel foto Bara dan tepat mengenai kening Bara.

Hari ini adalah hari uang tahun pernikahan Albert dan Andin, semua keluarga berkumpul di rumah Albert untuk melakukan perayaan. Hanya kerabat dekat yang turut di undang ke acara tersebut. Acara berjalan begitu lancar sampai selesai.

"Anak-anak sepertinya kelelahan sweet.. Kita harus segera membawa mereka pulang". Ajak Bara merengkuh pundak istrinya yang tengah berdiri bersama dua babysiter Baby Zia dan Baby Aron.

"Iya sayang, sepertinya mereka memang harus istirahat. Sedari siang mereka tida tidur siang karena terlalu asih main bersama Rain. Lihat..  Rain saja sudah pulas". Tunjuk Lila pada Rain yang memang tengah tertidur lelap dalam gendongan Bram.

"Baiklah... Ehm mba.. Tolong pastikan semua barang sudah terbawa ya, kita pulang ke rumah sekarang". Ucap Bara memberi perintah pada salah satu babysiter anaknya kemudia berpamitan pada Andin dan Albert.

Selang beberapa jam kemudian Bara dan Lila serta kedua putranya sudah sampai di rumah mereka. Sambil merangkul pinggul Lila posesif, Bara membawa keluarganya masuk kedalam rumah. Namun.......

Ddddrrrrttttttt....

Ponsel Bara berdering, Bara segera merogoh saku celananya dan mengangkat telfon tersebut.

"Ya hallo". Jawab Bara.

"Pak, apakah anda bisa ke kantor sekarang?". Tanya orang itu yang suaranya tak di kenali Bara sama sekali.

"Siapa kau?". Tanya Bara masih melangkah bersama Lila menuju kamarnya.

"Ini aku Paul pak". Jawabnya.

"Paul?". Tanya Bara bingung.

"Aahh ini tak penting pak, yang penting bapak segeralah ke kantor sekarang. Tuan Kevin tertangkap CCTV sedang mencari sesuatu di ruangan anda". Tutur orang yang mengaku bernama Paul itu.

"Apa?! Apa yang ia cari di sana!" sentak Bara geram.

"Aku tidak tau pak, tapi lebih baik bapak ke kantor sekarang. Aku tunggu di ruang pengawas". Ucap Paul lalu memutus sambungan telfon.

"Brengsek! Apa lagi yang di mau laki-laki busuk itu". Desisi Bara marah dan geram kemudia melangkah memutar badan menuju pintu kamar.

"Hey... Kau mau kemana sayang?". Tanya Lila yang sedari tadi diam menatap kemarahan suaminya.

"Aku harus ke kantor sweet... Kevin menusup masuk ke ruangan ku". Ucap Bara menjelaskan dengan rahang yang sudah mengeras karena emosi.

"Apa?! Lalu kau akan ke kantor sekarang?". Tanya Lila menatap lekat mata suaminya.

"Ya.. Kau tunggulah di rumah, aku akan segera pulang setelah memberi perhitungan pada Kevin". Ucap Bara menangkup pipi istrinya.

"Ehm.. Bar... Jika boleh meminta, aku tak ingin kau pergi Bar". Ucap Lila ragu-ragu.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang