Two Baby Boy

523 14 2
                                    

Setelah berjuang berjam-jam akhirnya Lila berhasil melahirkan dua bayi laki-laki kembar yang begitu tampan dan tentu kembar indentik sama seperti Bara dan Bram.

"Selamat sweet... Kau memberiku dua putra sekaligus, dan kau tau.. Dia sangat tampan". Ucap Bara mengecup kening Lila berkali-kali dan tak terasa olehnya matanya meneteskan air mata bahagia dan bangga akan perjuangan Lila untuk melahirkan keturunannya ke dunia.

"Kenapa kau menangis?". Tanya Lila menyeka air mata Bara.

"Aku bahagia sweet... Aku bangga padamu, kau sungguh luar biasa". Ucap Bara tulus dan masih meneteskan air matanya.

"Bukankah memang sudah takdir seorang wanita yang sudah menikah akan melahirkan dan menjadi ibu sayang... Terimakasih dan maaf ya sayang.. Jika selama hamil aku selalu menyusahkan mu". Ucap Lila yang turut meneteskan air matanya, ia sadari bahwa selama ia hamil Bara terlihat kesusahan menghadapi sikap Lila yang permintaannya selalu seenaknya sendiri.

"Tak apa sweet.. Setelah di ingat-ingat, rasanya seru juga saat kamu ngidam..". Jawab Bara tersenyum lebar mengingat cobaannya menghadapi istrinya yang super keras kepala, manja, labil, dan tak pernah mau pisah dari Bara.

"Selamat ya sayang". Ucap Andin yang tiba-tiba datang dari arah belakang membuat keduanya menoleh bersamaan.

"Terimakasih mam". Jawab Lila dengan senyum manisnya.

"Putra kalian begitu tampan...". Ucap Andin mengecup kening Lila.

"Iya dong... Siapa dulu ayahnya". Ucap Bara pongah.

"Hemm.. Mulai deh". Ucap Andin mengusap kepala anaknya.

Setelah beberapa hari Lila di rawat di rumah sakit akhirnya Lila dan kedua bayinya sudah di perbolehkan pulang, karena baru pertama kali Lila menangani bayi jadi ia dan Bara memutuskan untuk pulang ke rumah Andin terlebih dahulu.

"Bar... Akan kau beri nama siapa kedua putra mu ini?". Tanya Albert tengah menggendong salah satu cucu kembarnya.

"Huuhh.. Aku sejujurnya belum menemukan nama yang pas untuk kedua putraku ini pi". Dengus Bara memejamkan matanya.

"Bagaimana kau ini.. Harusnya sudah kau persiapkan sebelum mereka lahir dong". Ucap Andin yang juga tengah menggendong cucunya.

"Ehmmmmm". Bara bergumam agak panjang dan mulai mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di keningnya sedang berfikir.

"Bagaimana kalau..... Achazia Orlando Sanjawijaya dan Aaron Orlando Sanjawijaya". Usul Bara setelah beberapa menit terdiam.

"Artinya?". Tanya Albert.

"Kalau Aaron itu artinya cahaya gunung yang tinggi dan megah, kalau Achazia artinya raja pelindung". Jawab Bara antusias.

"Bagus sekali Bar". Ucap Andin.

"Tapi masih agak sulit membedakan mana Aaron dan mana Achazia Bar.. Bagaimana kita membedakannya?". Tanya Andin menatap kedua cucunya.

"Mudah mam.. Kita tinggal lihat perbedaan alis keduanya, Aaron memiliki alis yang tebal tapi tidak menyatu, sedang Achazia yang alisnya tebal dan menyatu". Sahut Lila menjelaskan perbedaan kedua putranya.

"Tapi Bar? Panggilannya apa?". Tanya Lila menatap Bara.

"Aaron kita panggil Aron, kalau Achazia kita panggil Zia. Bagaimana?". Ucap Bara menatap keluarganya bergantian dan kemudian mereka mengangguk secara bersamaan tanda setuju.

Perkembangan kedua baby Zia dan Aron begitu terlihat sehat, Lila tak pernah merasa kerepotan mengurus kedua babynya yang memang jarang sekali rewel, Lila juga sering mengajak kedua putranya untuk datang kerumah Albert untuk bermain bersama Rain dan Omanya.

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang