"Apa yang harus aku lakukan tuhan.. Bara... Selamatkan anak kita Bar.. Aku mohon". Lila tertunduk dan terus bertarung dengan kecamuk hatinya antara meninggalkan Bara atau menyelamatkan anaknya. Dua-duanya bagi Lila sangat berat, kehilangan... Ya... Keduanya menuntut akan kehilangan yang ia alami.

"Sudah! Jangan banyak berfikir! Ikut aku sekarang!". Sentak Kevin balik mencengkram tangan Lila hendak menyeret Lila.

"Tidak Vin! Aku tidak mau! Lepaskan aku!!!". Ronta Lila dalam cengkraman Kevin yang terus menyeretnya.

"Diam! Atau ku tembak kepala mu!!". Sentak Kevin melotot pada Lila.

"Aku tidak mau ikut dengan mu! Lepaskan aku!!!". Teriak Lila marah membuat Kevin semakin geram dan di tamparnya pipi Lila sekeras-kerasnya sampai Lila terbentur sudut meja dan pingsan.

Dengan sigap lagi-lagi Kevin menangkap Zia dari gendongan Lila dan meninggalkan Lila tergeletak lemah lalu menunggaklan Lila, Anis, dan Ratih di kamar tersebut. Sedangkan Zia dan Aron terus menangis tak henti membuat Kevin menutup telinganya.

"Diam!! Aku bilang diam!!! Aku akan mempertemukan kalian pada ibu kalian besok!!! Setelah perjanjian yang di tandatangani oleh ayah kalian tentunya!!!". Ucap Kevin pada baby Zia dan Baby Aron saat di dalam perjalanan menuju ke sebuah rumah tua yang letaknya cukup jauh dari kota.

Sedangkan di tempat lain Bara sedang berjuang melawan sepuluh orang anak buah Kevin yang Kevin kirimkan untuk menahan Bara selama ia sedang beraksi di rumah Bara.

Setelah berjuang dalam baku hantam dan menerima beberapa luka goresan di tubuhnya, akhirnya ia bisa meloloskan diri dan kembali kerumahnya menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Dengan sisa tenaga Bara sedikit berlari masuk kerumah karena mendapati pintu rumahnya terbuka lebar.

"Sweet.. Kau dimana sweet?". Panggil Bara sambil melanglah mencari sosok istrinya.

"Swe.... Sweet... Sweet bangun sweet! Apa yang terjadi sweet!!". Teriak Bara mendapati istrinya sudah tergeletak di dekat pintu kamarnya beserta kedua babysiter yang sudah pucat.

"Zia... Aron.. Sweet... Buka mata mu sweet!! Teriak Bara kemudian menggendong Lila menuju mobilnya, namun dengan kondisinya yang sudah sangat lemah saat sudah sampai di depan pintu rumahnya Bara terjatuh bersamaan dengan Lila yang ada di gendongannya.

"Sweet.. Sweet.. Kau tak apa? Maaf sweet.. Maaf..". Rintih Bara mendekap dan mengecup keninh istrinha yang masih pingsan dan mencoba bangkit lagi dan membopong tubuh Lila masuk ke mobilnya.

"Brengsek!! Keparat kau Kevin!! Aku bersumpah tak akan memaafkan mu!! Aku bersumpah akan membunuh mu dengan tanganku sendiri!". Umapat Bara saat masih dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Tak lama ia sampai di rumah sakit, dengan langkah terhuyung Bara masuk meminta beberapa perawat untuk menolong Lila yang masih di dalam mobil.

"Tolong sus!! Tolong istri saya!! Dia ada di dalam mobil!". Teriak Bara dengan sisa tenanganya dan sedetik kemudian ia turut pingsan. Dengan panik para perawat segera menangani Bara dan Lila dengan cekatan dan teliti.

"Dok.. Dokter Clara, tuan Bara dan nona Lila di UGD". Ucap perawat yang tiba-tiba nyelonong masuk ke ruangan Clara dengan wajah panik.

"Bara? Lila?". Ada apa dengan mereka?". Gumam Clara dalam hati lalu mengikuti langkah perawat menuju UGD. Mata Clara sukses terbulat sempurnya melihat keadaan kedua sahabatnya bersimbah darah dan luka dinsekujur tubuh keduanya.

"Siapa yang membawa mereka kemari?". Tanya Clara pada salah satu perawat.

"Tuan Bara dan nona Lila tadi datang mengendarai mobil sendiri dok, sebelum tuan Bara pingsan tadi ia sempat meminta kami segera menolong istrinya dok". Tutur perawat itu yang mendapat anggukkan paham dari Clara dan melanjutkan mengobati luka-luka kedua insan yang tengah tak sadarkan diri tersebut.

Setelah selesai menangani Bara dan Lila, Clara segera menghubungi Bram dan Marisa.
Selang tak lama Bram dan Marisa sampai di rumah sakit dan bergegas mencari Clara.

"Ra.. Bagaimana keadaan Bara dan Lila?". Tanya Bram saat baru sampai dan bertemu dengan Clara di ruangan perawatan.

"Kondisi Bara sudah stabil, tapi kondisi Lila yang agak sedikit parah". Tutur Clara.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka? Lalu? Dimana Zia dan Aron?". Ucap Bram menanyakan keberadaan kedua ponakannya.

"Justru itu Bram, mereka datang hanya berdua dan kondisi mereka pun sudah seperti ini tanpa Zia dan Aron bersama mereka. Menurut saksi mata Bara baru pingsan setelah sampai di depan rumah sakit". Ujar Clara menjelaskan.

"Ya Tuhan Bram.. Lalu kemana Zia dan Aron". Ucap Marisa mulai panik.

"Siapa yang berani melakukan ini!! Akan kubunuh dia jika sudah ku temukan!". Umpat Bram geram.

Bram kemudian menghubungi bawahannya untuk mengecek keadaan rumah Bara. Rahang Bram langsung mengeras dan tangannya mengepal kuat menahan amarahnya.

"Bagaiaman Bram?". Tanya Marisa mengusap bahu Bram yang di lihatnya sedang menahan emosi.

"Kevin! Kevin yang melakukan semua ini. Zia dan Aron pun sekarang ini sedang berada di tangannya". Ucap Bram menahan emosinya.

"Apa?! Lalu? Kedua babysiternya?". Tanya Marisa lagi kaget dengan penuturan Bram.

"Mereka terbunuh". Jawab Bram singkat.

"Aku akan mencari Kevin. Kau hubungi mami dan papi, titipkan Rain pada mama papa mu. Aku akan melakukan penjagaan ketat di rumah mama papa". Tutur Bram memberi intruksi pada Marisa.

"Kau mau mencari kemana? Ini sudah larut malam Bram.. Jangan bahayakan dirimu, kita cari besok pagi ya". Sergah Marisa seraya mengusap dada bidang Bram guna menenangkan emosi Bram.

"Tapi Zia dan Aron?". Tanya Bram marah.

"Aku tau Bram.. Tapi tolong! Mengertilah... Ini sudah terlalu ralut.. Akan lebih berbahaya..". Ucap Marisa menatap Bram dengan tatapan khawatirnya.

"Baiklah... Aku akan mulai pencarian besok pagi... Semoga Zia dan Aron tetap baik-baik saja". Ucap Bram mengalah dan terduduk lemas di sofa dekat Marisa. Dengan sigap Marisa segera memeluk Bram dan menguatkan Bram.

Tak lama Albert dan Andin sampai di rumah sakit. Andin terduduk lemas tak kuasa menahan kesedihannya menatap kondisi Bara dan Lila yang masih tergeletak dengan banyak luka di tubuh keduanya.

Hay guys...
Masih galau nih... Mau di udahin apa enggaknya nih novel....

Niatnya part selanjutnya di buat ending...
Tapi masih agak ragu-ragu....

Menurut kalian gimana???

Pliss coment n vote yaaa...

Thx guys...
GBU.... 😘😘😘

Dua Jantung Satu Janji CintaWhere stories live. Discover now