"Kenapa sweet? Ini demi perusahaan kita". Ucap Bara tegas.

"Ta.. Tapi Bar, aku... Aku tak ingin terjadi sesuatu hal buruk pada mu. Kau tau bagaimana gilanya Kevin". Ucap Lila menggenggam tangan Bara dengan tatapan nanarnya.

"Tenang lah sweet, yang penting kau jaga rumah dan anak-anak. Jangan lupa kunci semua pintu dan jendela. Jangan lakukan apapun sebelum aku kembali kerumah.. Kau mengerti". Ucap Bara serius dan membalas genggaman tangan Lila.

"Ti.. Tidak Bar, aku mohon jangan pergi". Pinta Lila mulai menangis.

"Tenanglah sweet.. Tenang... Jangan pikirkan apapun, aku pasti akan segera kembali". Ucap Bara lembut memeluk Lila dengan erat.

"Aku mohon Bar. Jangan pergi, dengarkan lah kata-kataku sekali ini saja". Ucap Lila menangis dalam pelukan Bara serta semakin mengeratkan pelukannya pada Bara.

"Semakin lama kau menahan ku akan semakin lama pula aku pulang sweet... Percayalah pada ku.. Semua akan baik-baik saja.. Aku akan segera kembali". Ucap Bara melepas pelukannya pada Lila dan mengecup bibirnya serta melumatnya sebentar.

"Aku akan segera kembali". Ucap Bara sekali lagi lalu meminta para babysiter dan kedua putranya untuk masuk ke dalam kamarnya dan Lila.

Lila mengantarkan Bara sampai depan pintu, entah kenapa ada rasa mengganjal di hati Bara akan meninggalkan istri dan kedua putranya di rumah. Namun ia mencoba meyakinkan hatinya sendirinya bahwa semua akan tetap baik-baik saja. Setelah sekali lagi ia menatap Lila yang masih berdiri di depan pintu rumahnya yang tatapannya tak lepas dari gerakan Bara sampai akhirnya Bara melajukan mobilnya meninggalkan Lila yang masih tertegun di depan pintu.

Setelah mobil Bara sudah tak terlihat oleh pandangannya Lila memutar tubuhnya dan melangkah masuk kedalam rumah. Tanpa di duga saat Lila akan menutup pintu tiba-tiba ada tubuh seseorang yang menahan pintu rumahnya agar tak tertutup.

"Si.. Siapa kau?!". Sentak Lila dengan suara bergetar antara kaget dan takut.

"Hay love". Jawab pria itu yang ternyata adalah Kevin dab dengan sekali dorong pintu pun terbuka serta Lila tersungkur ke lantai.

"Ke... Kevin... Jika kau di sini? Jadi Bara menemui siapa?". Gumam Lila bingung dan khawatir akan keadaan Bara.

"Suami mu sedang menemui anak buahku. Ternyata mudah sekali ya memancing Bara untuk keluar dari rumah dan meninggalkan istri seksinya ini sendirian". Ucap Kevin yang ternyata mendengar ucapan Lila barusan.

"A.. Apa mau mu Vin?!". Sentak Lila memundurkan langkahnya menjauh dari Kevin.

"Mau ku? Tentu aku mau diri mu love, aku mau memiliki mu". Jawab Kevin santai dan dengan senyum sinisnya.

"Pergi kau dari sini! Atau...".

"Atau apa love?! Atau apa?! Hah?! Kau bisa apa?! Bara mu akan mati di tangan anak buah ku. Dan kau?! Kau akan jadi milikku!". Ucap Kevin di akhiri dengan tawa kerasnya dan sedetik kemudian mencengkram kuat tangan Lila.

"Tidak Vin! Lepaskan aku!!". Teriak Lila meronta-ronta.

Lila menghentikan pergerakannya saat pendengarannya menangkap suara tangisan bayi dari kamarnya yang ia yakini itu adalah suara Zia dan tak lama kemudian di susul suara tangisan Aron.

"Aku mohon Vin, jangan sakiti aku... Anak-anakku masih membutuhkan ku Vin". Rintih Lila memohon dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Kevin.

"Oh kau tenang saja love, aku tak akan menyakiti mu. Bahkan aku akan membawa kedua anak mu dan dirimu untuk hidup bersama ku". Seringai Kevin dengan senyum devilnya kemudian melepas cengkramannya dan membiarkan Lila berlari ke arah kamarnya.

Bbbrrraaakkkk!!!

Suara pintu yang Lila tutup dengan keras dan dengan segera ia mengunci pintu tersebut.

"Nona.. Ada apa non?". Tanya Ratih babysiter yang mengurus Zia panik melihat majikannya sudah penuh keringat dab air mata.

"Kita harus bisa pergi dari sini. Disini tidak aman...". Ucap Lila dengan wajah paniknya dan membuka kaca jendela kamarnya.

"Oohhh shitt!!". Umpatnya saat melihat kebawah yang di dapati adalah kolam renang, tak mungkin ia akan membawa kedua bayinya melompat dan masuk kedalam kolam renang.

Saat tengah memikirkan cara, tiba-tiba....

Tok.. Tok.. Tok...

"Love... Apa yang kau lakukan di dalam? Biarkan aku masuk love". Suara Kevin mencoba membuka pintu.

"Ya Tuhan.. Apa yang harus aku lakukan sekarang". Gumam Lila dalam hati yang semakin terpojok keadaan.

"Love... Kau mau membuka sendiri pintu ini atau aku yang akan memaksa untuk membukanya?!". Tanya Kevin masih terus menggedor-gedor pintu kamar.

"Love... Kau dengar aku?". Ucap Kevin lagi semakin keras menggedor pintu kamar tersebut.

"Tidak!! Pergilah Vin!! Aku tak akan membukakan pintu itu untuk mu!". Teriak Lila seraya mendekap kedua babysiter yang menggendong kedua bayinya.

"Jangan membuatku marah love, bukalah pintu ini!". Sentak Kevin seraya menendang pintu tersebut.

"Ya Tuhan.. Bara.. Selamatkan kami Bar, pulanglah Bar". Doa Lila dalam hati dan tubuhnya semakin gementar menatap horor pintu tersebut takut akan terbuka sebelum Bara datang.

Dua Jantung Satu Janji CintaWhere stories live. Discover now