Two Baby Boy

Mulai dari awal
                                    

Bara kini tengah sibuk mengurus perusahaan Lila yang penuh menjadi wewenangnya,  karena semenjak melahirkan Bara memutuskan agar Lila fokus mengurus kedua putranya.

"Selamat siang sweet...". Sapa Bara di sebrang telfon.

"Siang sayang... Kau sudah makan siang?". Tanya Lila.

"Belum sweet". Jawab Bara.

"Kenapa kau belum makan siang? Ayo cepat makan dulu". Titah Lila.

"Aku rindu dengan masakan mu, bisakah kau mengantar makanan hasil masakan mu sendiri ke kantor?". Tanya Bara.

"Eehhmm... Bisa.. Baiklah, aku akan masakan makanan kesukaan mu dan mengantarnya kesana". Ucap Lila lembut.

"Terimakasih istri tercinta ku, aku menunggu mu". Sahut Bara kemudian memutus sambungan telfon dan kembali berkutat dengan kertas-kertas di mejanya sambil menunggu kedatangan istrinya.

Tok.. Tok.. Tok...

"Ya masuk". Sahut Bara saat mendengar ketukan suara pintu ruangannya.

"Selamat siang pak... Ada tamu yang ingin bertemu". Ucap Wulan dari ambang pintu.

"Ya.. Suruh dia masuk". Jawab Bara tanpa menoleh kearah Wulan.

"Silahkan pak...". Ucap Wulan mempersilahkan seseorang masuk keruangan Bara setelah mendapat izin dari Bara.

"Permisi". Ucap pria itu berdiri di depan meja Bara.

"Ya.. Ada per...". Ucapan Bara terhenti mendapati siapa yang kini ada di hadapannya, seketika rahang dan tangannya menggempal keras serta tatapan membunuh dari Bara ia lemparkan kepada pria tersebut.

"Mau apa kau kemari?!". Sentak Bara menahan emosi.

"Tenanglah bung.. Aku kemari bukan untuk mencari masalah dengan mu...". Ucap pria itu kemudian duduk di depan Bara sebelum Bara mempersilahkannya.

"Aku datang kemari untuk memberitahukan tentang kebebasan ku atas tuntutan mu, dan aku ingin mengajak mu kerja sama". Ucap pria itu dengan santainya tak menanggapi kemarahan Bara yang sudah meletup-letup.

"Aku tak mau Vin, jadi segeralah pergi dari kantor ku". Sungut Bara.

"Kau menolak?". Tanya Kevin memastikan.

Ya... Yang datang ke kantor menemui Bara adalah Kevin, karena jaminan besar yang di tebus oleh Kevin akhirnya ia bisa bebas dari penjara. Dan entah ada rencana apa lagi Kevin datang menemui Bara.

"Tentu! Kau tak mengerti kata-kata ku? Aku tak mau kerja sama dengan manusia biadab seperti mu". Desisi Bara sinis.

"Sayang sekali padahal ini bisnis yang menguntungkan Bar, kau tak akan menyesal untuk bekerja sama dengan ku". Ucap Kevin dengan nada sesal yang di buat-buat.

"Cih! Tanpa harus bekerja sama dengan mu pun aku sudah mendapat untung banyak". Jawab Bara dengan pongahnya.

"Huh.. Sombong sekali kau bung!". Desis Kevin meremehkan.

"Jika urusan mu su..".

"Hay sayang.. Aku da...".

Praaaannngggg......

Lila yang baru datang dan sempat memotong ucapan Bara tadi pun turut mengehentikan ucapannya ketika melihat pria yang duduk di hadapan suaminya menoleh kearahnya. Spontan tubuh Lila bergetar dan nafasnya tiba-tiba naik turun tak beraturan, bahkan makanan yang ia bawa pun sudah jatuh dari pegangannya.

"Sweet". Ucap Bara lirih lalu menghampiri Lila yang nampak begitu ketakutan menatap Kevin yang juga menatapnya dengan tatapan lapar.

"Oh... Ini anak mu Bar? Selamat ya.. Maaf aku telat memberi ucapannya". Sergah Kevin berdiri hendak menghampiri kedua anak Bara yang berada dalam gendongan babysiter masing-masing.

"Berhenti di situ dan jangan sentuh anak-anakku!!". Sentak Bara tegas membuat langkah Kevin terhenti.

"Oohhh Love, kenapa kau terlihat semakin cantik setelah melahirkan. Seharusnya benih itu adalah milikku, bukan milik manusia keparat ini!". Umpat Kevin dalam hati menatap tajam kearah Bara.

"Pergi kau dari sini!". Sentak Bara yang membuat lamunan Kevin buyar seketika.

"Baiklah... Baik.. Aku akan pergi. Dan coba kau fikirkan lagi penawaran ku tadi bung, jangan sampai kau menyesal karena sudah menolak sebelum memikirkannya. Berkasnya sudah ku letakkan di atas mejamu. Kau bisa mempelajarinya". Ucap Kevin santai dan melangkah keluar sambil melirik ke arah Lila yang masih dalam dekapan Bara.

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan untuk keluarga mu Bar!!". Ucap Kevin dalam hati dan menoleh sebentar ke arah Lila dan Bara.

"Untuk apa dia datang kemari Bar?". Tanya Lila ketakutan.

"Sudah jangan di fikirkan.. Itu tak penting. Ayo masuk". Ucap Bara menenangkan Lila dan membawa Lila duduk di sofa ruangannya.

"Ta.. Tapi makanan mu". Ucap Lila sedih.

"Biarkan saja.. Nanti malam kan aku masih bisa memakan masakan mu.. Siang ini biar aku beli saja di restoran biasanya". Ucap Bara lembut.

"Maafkan aku ya Bar". Ucap Lila tertunduk sedih.

"Sudaahh.. Tak apa sweet.. Melihat kau datang bersama Zia dan Aron aku pun sedah senang". Ucap Bara lembut kemudia memeluk Lila.

"Hey anak papa sudah bangun?". Ucap Bara dan Lila menoleh bersamaan saat mendengar rengekan Zia dan Aron.

"Aku sudah menyiapkan ruangan khusus untuk kalian, mau lihat?". Tanya Bara menatap Lila.

"Ruangan khusus?". Tanya Lila memperjelas ucapan Bara.

"Ya sweet.. Ayo". Ajak Bara kemudia bangkit dari duduknya di ikuti oleh Lila dan kedua babysiter.

"Nah.... Ini dia ruangan khusus untuk kalian jika datang kemari menemani aku bekerja". Ucap Bara membuka sebuah ruangan yang bersebelahan dengan ruang kerjanya.

"Waaahh... Bagus sekali Bar". Ucap Lila kagum sambil mengedarkan pandangannya menatap ruangan tersebut.

"Kau suka?". Tanya Bara memeluk Lila dari belakang.

"Ya.. Sangat suka". Jawab Lila sumringah. Merasa malu karena sikap Bara di depan kedua babysiternya ia melepas pelukan Bara dan mengambil Zia kedalam gendongannya sedangkan Aron di berikan kepada Bara.

Kebahagiaan mereka luarbiasa sempurnya, cobaan dan Ujian sudah mampu mereka lewati. Keluarga kecil namun sempurna karena bisa saling melengkapi satu sama lain, menyayangi satu sama lain, mencintai dan menghangatkan suasana satu sama lain.

Tawa bahagia memang tak pernah lepas dari keluarga kecil Bara yang terbangun dengan banyak cobaan dan ujian.

Cinta....

Kunci kekuatan cinta adalah yakin bahwa kebahagiaan itu sederhana.

Hello guysss.....
Gimana nih novel nya? Suka gk??

Tapi lagi bingung nih, niatnya satu part setelah two baby boy ini mau aku buat ending. Menurut kalian gimana?

Buat yang udah baca aku ucapin terimakasih banyak...
Yang udah vote n coment juga aku ucapin makasih banyak...

Dan tetep ya... Jangan lupa tinggalin jejak...
Vote n coment.. WAJIB!! Hehe

Buat penyemangat penulis...

Thx guys...
GBU.... 😘😘

Dua Jantung Satu Janji CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang