"Brengsek!! Kemana dan apa maksud mu ini Lila!". Teriak Bara marah dan membanting semua barang yang ada di dekatnya.

"Hey... Bara!! Apa yang kau lakukan!!! Kenapa kau menghancurkan barang milik Lila!". Seru Bram seraya menahan tubuh Bara saat sudah masuk kedalam ruangan itu.

"Lepaskan aku Bram! Lepas!". Teriak Bara memberontak.

"Cukup Bara! Cukup! Tenangkan dirimu!!". Bentak Bram masih terus medekap Bara.

"Tenang kata mu?! Aku kehilangan cinta ku lagi Bram! Dan lihat ini! Lihat!". Teriak Bara menunjukkan secarik kertas membuat Bram perlahan melepaskan dekapannya pada tubuh Bara.

"Kenapa Lila melakukan ini. Apa sungguh kalian tak ada yang tau diaman keberadaan Lila?". Tanya Bram seraya memandangi semua karyawan yang masih ketakutan karena amukan Bara. Mereka menggelangkan kepalanya cepat dan kembali menunduk.

"Memangnya apa isi kertas ini Bram?". Tanya Marisa lirih dan mengambil kertas itu dari tangan Bram.
Spontan Marisa menutup mulutnya dengan telapak tangannya karena kaget. Pasalnya isi e-mail itu menyatakan bahwa Lila meminta orang kepercayaan di kantornya untuk membalikkan nama kepemilikan perusahaannya atas nama Bara, dan memberi pesan untuk di sampaikan pada Bara agar berhenti mencarinya.

Bara terduduk lesu dengan rahang yang masih mengeras merasa geram dengan keputusan Lila yang membuatnya benar-benar frustasi. Bara mengangkat wajahnya dan mata hazelnya menatap sebuah bingkai foto besar yang terpajang indah di sebelah meja kerja Lila.

Dengan langkah gontai Bara mendekat kearah foto itu dan mengusapnya pelan. Tak terasa air matanya menetes menatap sosok yang begitu membuatnya terpuruk serta sadar akan cinta yang pernah menunggunya dengan setia. Ia merasa tak kalah bodoh dari Bram telah memberi janji-janji palsu pada Lila yang kini pergi meninggalkannya.

"Kemana kau pergi sweet.. Jika Tuhan mesih memberiku kesempatan, aku akan menepati semua janji ku padamu". Ucap Bara dalam hati dan semakin tak bisa menahan air matanya yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

Tertulis pula sebuah tulisan di bawah gambar tubuh Lila "LilBar Corp" hati Bara semakin sesak membaca tulisan itu, bahkan dengan bangganya Lila mendirikan perusahaan rintisannya persatuan antara namanya dengan nama Bara.
Bara benar-benar hancur kali ini, tak bisa lagi ia menahan keputusasaan dalam dirinya yang lema hampir 5 bulan ini ia tahan. Pencariannya yang terus tak membuahkan hasil dan terkesan sia-sia itu kini benat-benar merobohkan semangatnya untuk mencari Lila. Ia merasa cintanya benar-benar pergi kali ini, ia tak akan mendapatkkan cintanya kembali.

Bram yang melihat keadaan buruk Bara segera mendekap menstransfer kekuatan pada Bara, berharap Bara sanggup menghadapi cobaannya.

"Dia telah benar-benar pergi dari ku Bram". Gumam Bara lirih dalam dekapan Bram dan masih menangis.

"Ssstttt.. Kau tak boleh menyerah Bar, yakin kan hatimu bahwa ia adalah cinta sejatimu". Ucap Bram semakin merekatkan pelukannya.

"Aku tak bisa Bram, aku mencintainya. Tapi lagi-lagi aku harus kehilangan cinta ku Bram. Aku benar-benar hancur sekarang". Jawab Bara masih terisak.

"Hey... Hey... Dengarkan aku". Ucap Bram menangkup wajah kembarannya.

"Lihat mata ku Bar". Titah Bram lalu Bara membuka matanya dan menatap mata Bram.

"Lila itu cinta sejati mu. Percayalah pada cinta mu dan cintanya yang akan membawanya kembali dalam pelukan mu". Ucap Bram meyakinkan Bara.

"Kau tak boleh menyerah, kau ingat? Lila selama ini menunggu mu untuk mencintainya. Dan itu berhasil. Kau pun harus yakin pada cinta mu seperti Lila yakin pada cintanya untuk mu. Semua belum berakhir Bar. Kau harus tetap semangat". Lanjut Bram terus memberi semangat.

"Bram benar sayang". Ucap seseorang dari ambang pintu.

"Mami....". Ucap Bara lirih saat menoleh kearah suara.

"Kemarilah sayang". Ucap Andin merentangkan tangannya menyambut dekapan Bara.

"Semua penantian dari cinta sejati pasti akan berakhir bahagia. Kau lihat Bram? Marisa begitu kuat mempertahankan cintanya untuk Bram padahal kau lebih-lebih mencintainya. Tapi pada akhirnya Marisa bisa meletakkan cintanya pada orang yang ia yakini. Kau pun harus bisa meyakini cinta mu, Lila pasti kembali pada mu". Tutur Andin dengan lembut dan penuh kasih sayang berharap putranya akan sanggup melalui ini.

"Bara akan tetap memcarinya mi". Ucap Bara akhirnya dengan suara seraknya.

"Ya... Bawalah kembali menantu mami ke pelukan mami lagi". Ucap Andin tersenyum hangat.

"Ya mi.. Aku akan membawa Lila kembali". Jawabnya lalu menyeka airmatanya.

"Aku akan menemukan mu sweet, kemana pun dan dimana pun kau berada". Ucap Bara dalam hati dan melempar tatapannya pada bingkai foto besar di pojok ruangan tersebut.

Dua Jantung Satu Janji CintaWhere stories live. Discover now