"Ya begitulah Ran, ada lo sama ga ada lo ya sama aja wkwkwk..." aku terpaksa berbohong pada Rana, kalau aku sudah pindah di Jakarta. Akhir akhir ini aku juga tak sengaja melihat Rana bersama Teman Barunya! ...

"Aahahhahahah bisa aja lo!. Gimana? Masih jomblo aja?".

"Jelas lah nyet, lo aja belom punya pacar. Ngapain nanyain gue?, kampretttttttt".

"Ahahaha okelahhh.. Yaudah ya Lis ntar gue kabarin lagi. Ada Ekstra Basket nih gue! Byeee. Assalamualaikum!!". Jawabku mengakhiri.

"Oke byeee. Wa'alaikumsalam".

Sambungan Terputus...

02.00

Rana sudah siap akan penampilannya. Ia memakai baju se lengan dan celana levis selutut, Rana memang tak menyukai baju yang terlalu terbuka mengingat Kehormatan adalah nomor 1.
Sudahhh siapp. Waktunya berangkat!!...

Rana melihat sekeliling Lapangan Sekolah yang masih sepi, yaiyalah! Rana saja datang pukul 02.30 ya pasti alasanya takut dihukum. Rana diantar oleh sopir kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Kak Farhan?

"Huh masih sepi lagi? Mana nih Ketua nya? Malah belom dateng?. Ketua macam apa dia?". Cibirku sambil duduk duduk santai dekat lapangan. Ya cuaca hari ini agak sedikit mendung, berbeda dengan biasanya.

"Apa lo bilang?. Heh gue ga budeg kali!, gue dateng juga udah dari jam 2!". Ucapnya tiba tiba, dan bahasanya juga sudah berubah!.

Reihan duduk disamping Rana. Oh sial! Penyakitnya Kambuh.

"Hehhh Kak! Ga usah ngagetin juga kali!, lo ngapain duduk disini? Siapa yang nyuruh?". Ucapku sinis tanpa menatapnya, padahal dia tersenyum sambil menatapku. Ya perasaanku begitu.

"Ya suka suka gue lah, mau gue duduk tengah lapangan, gue duduk diseberang sana. Ada masalah sama lo? Oh pasti lo takut kan? Jantung lo ga bisa diajak kompromi kalo dideket gue? hahahahaha". Tawanya keras dan tak tau malu.

Ya Tuhan, ingin rasanya kutatapkan kepalanya di Ring Basket...

"Apa sih lo!.. Ehhh hujannnn". Kagetku sambil menyelamatkan diri dari derasnya hujan.

"Ayooo cepet, ntar lo kehujanan". Ucap kak Rei sambil menarik tanganku. Ohhh Siallll permainan apalagi ini?...

Setelah aku dan Kak Rei menyelamatkan diri, tangannya yang lebih besar dariku masih menggenggam erat tanganku.

Deggggggg.....

"Eh maaf gue ga sengaja. Lo ga apa apa kan?". Tanya kak Rei padaku.
Kubalas dengan gelengan kepala.

Aku menatap hujan sambil mengulurkan tanganku, ya aku memang suka dengan air hujan. Menurut orang lain mungkin hujan adalah musibah, tapi menurutku tidak, ini adalah sebuah berkah yang tiada Habisnya.

"Lo suka hujan?". Dia terus melontarkan pertanyan pertanyaan padaku, kukira dia orangnya sangat dingin dan orang lain yang belum mengenalnya pasti akan berpikiran seperti itu. Padahal dia jauh dari kata dingin, setauku.

"Iya gue suka banget, main basket ditengah hujan yuk?. Eh jangan lo bilang kalo lo takut?" tanyaku padanya yang sedang memegang bola Basket.

"Yaudah ayo! Siapa takut!". Dia berlari ke Lapangan, mau tak mau aku ikut menyusulnya.

"Hahhh curang lo Kak! Ihhh gimana sih lo?. Mentang mentang gue kecil aja, lo seenaknya!". Jawabku kesal, bagaimana tidak? Dia selalu menyenggol atau menggelitiki disaat aku sedang mengiring bola.

"Yaudah deh maaf, sini gue ajarin masukinnya". Sambil berlari kearahku lalu menuntunku dari belakang, Oh! Nafasnya saja terdengar ditelinga kiriku!.. Apalagi ini Tuhan!!!!!?????....

Jantungku berdegup tak karuan, semua badanku seperti nya sudah mati rasa, tanganku digenggam olehnya dan diapit antara bola dengan tangan besarnya.

"Pipi lo merah banget tuh". Tawanya sambil terus menjawilku.

Aku berlari mengejarnya, dan sampai aku tak sadar kalau aku bermain kejar kejaran dengannya. Tak perlu waktu lama, aku sudah akrab bahkan sangat akrab dengannya.

"Hahhh gue capek kak!". Nafasku terdengar ngos ngosan dan tak teratur.

"Hahah maaf maaf deh, nih minum" kak Rei menyodorkan minuman padaku, dan tak ragu ragu aku langsung meminumnya hingga tandas habis!.

"Hei yang pelan dong, sampai kayak gitu amat". katanya sambil menatapku heran.

"Hehe". Tawaku sambil menatapnya.

Reihan POV

Kenapa aku sangat nyaman didekatnya? Baru dia yang bisa membuat aku senyaman ini. Aku tau kalau wajahnya seperti kepiting rebus. Sangatlahhh polos dan cantik!. Heiii Rei! Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu.

Tapi entahlah, aku mulai nyaman didekatnya. Selama ini orang orang menilaiku sebagai orang yang dingin dan galak, padahal aku tak seperti apa yang mereka bayangkan. Aku supel dan suka berbicara.

Dia adalah Rana, murid baru yang telat saat masuk di Hari Kedua. Sebelumnya aku juga pernah melihat dia waktu memasuki Ruang KepSek, parasnya yang polos dan bermata sipit ketika tersenyum. Biasanya dia suka bermain atau berjalan bersama dengan Tia.
Aku heran mengapa dia bisa berteman baik dengan Tia? Padahal setauku Tia adalah anak yang tak gampang berteman. Tapi anehnya semenjak kehadiran Rana, hidup Tia berubah drastis. Apa hanya aku yang merasakan kalau Rana adalah wanita yang luar biasa?.

Dia adalah adik dari Sahabatku! Yaa! Sahabat baruku!. Dia pindahan dari kota Semarang, aku sebenarnya sudah tau seluk beluk Rana. Aku mengaguminya dari jauh, tetapiiiii...........

-Bersambung-

Secret Rana [Completed]Where stories live. Discover now