"Ti, kita disini aja ya duduknya. Agak sepi" ucapku pada Tia yang berjalan disampingku.

Baru berkenalan sebentar saja, aku sudah tau Tia orangnya seperti apa, dia wanita yang kalem, cantik, sopan, tapi ada sedikit yang berbeda, dijauhi oleh teman teman sekelasnya? Bahkan se sekolah? Tia berpenampilan agak berbeda dari murid perempuan lain.
Bisa dikatakan culun tapi cantik, rambutnya dikuncir kepang kuda, dia juga memakai kacamata kotak. Dan dia memakai rok sampai diatas lubang yang ada di perut.

Kelihatan culun tapi dia tetap cantik kok. Waktu sepanjang aku lewat tadi, banyak yang mengejek dan menertawakan Tia. Tapi apa Tia membalas?
Tidak, dia hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat lembut. Aku heran masih saja ada perempuan berhati bak malaikat seperti Tia.

"Kamu mau makan apa Ran? aku pesenin kok, kalau kamu mau makan" ucap Tia sambil menawarkan daftar isi makanan yang ada di kantin belakang sekolah.

"Aku udah kenyang kok Ti, kamu aja deh yang makan. Aku cukup makan snack aja"

"Ohh yaudah kalo gitu. Kebetulan aku juga gak laper banget sih. Heheheh" balasnya sambil menyunggingkan senyum kepadaku.

"Iya Ti, eh kamu ga main sama temen temen kelas kamu? Ajak ke kantin gitu?" tanyaku sambil mengambil snack dan memakannya.

"Hehe, aku ga ada temen Ran dikelas. Aku biasanya sendiri aja kalau mau kemana mana, kamu kaget ya? Aku memang anak yang ga supel kaya kamu" ucap Tia.

"Oh maaf yaa. Tadi aku ga tau aja kalau kamu begini. Sekali lagi maaf ya ti?" memohon maaf kepadanya dan sesekali memberi sedikit senyum.

"Ngga pa-pa kok Ran, santai aja. Sekarang kita kan sebangku" ujarnya berkata enteng, seakan tidak ada masalah yang sedang terjadi padanya.

Bel masuk pun berbunyi, aku segera berlari kecil menuju kelas bersama Tia. Aku pun juga tak tau Kak Farhan ada dimana?, daritadi aku tidak melihat wajahnya. Pelajaran mulai seperti tadi pagi, berjalan lancar dan tenang.

Kita diberikan tugas, ya karena guru sedang ada Rapat dadakan di Aula sekolah. Kulihat suasana kelas yang begitu tenang karena menyelesaikan tugas terlebih dahulu.

"Gimana Ran? Bisa kan? Kalau gak bisa tanya yaa, jangan sungkan sungkan sama aku" tawarnya kepadaku, begitu baik sekali tia.

"Hehe bisa kok Ti, iyaaa aku usahain nanti kalau ga bisa tanya kamu kok" jawabku pada teman baruku ini. Dia memang cerdas, baik hati pulaa..

"Oyaa Ran, kamu cantik lo. Btw udah ada gebetan belom?, eh maaf ya aku tanya beginian. Abis aku penasaran banget " Tanyaku pada Rana, dia cantik, putih, tinggi, sipit, baik, dan cerdas pula. Tak salah kan? Aku menanyai dia begitu?. Semoga saja dia bisa menjadi sahabat baikku selamanya.

"Ahahaha aku masi single kok Ti, iya gapapa kok. Eh emang kamu udah ada? Kalau boleh tau cerita dong?" jawabku sambil menutup bukuku yang sudah selesai kukerjakan.
Beberapa jam berkenalan dengannya, aku sudah merasa asik dan nyaman disampingnya.

"Hehe kan kamu tau? Aku kaya gimana? Aku tuh culun, suka dibully, ga ada temen, suka sendiri. Jadi mana mungkin cewe kaya aku punya pacar? Kamu ada ada aja deh Ran". Tawanya sambil memberikan senyum palsu.

"Ehhh maaf Ti, sekali lagi maaf. Aku ga ada maksut buat nyinggung kamu, maaf yaa??. Aduhh gue bego banget si!" kutepuk jidat ku beberapa kali dan meminta maaf pada Tia.

"Santai Ran, ga masalah kok. Aku harap kamu bisa jadi temen baik aku, soalnya aku suka dijauhin sama temen sekelasku" pintanya kepadaku, aku tau dia pasti ada masalah tersendiri sehingga dia seperti ini.

"Iyaaaa... Ehh udah bel pulang. Pulang yuk Ti?oya kamu pulang sama siapa?" ucapku sambil mengemasi barang barangku yang berantakan di meja, lalu memasukan kedalam tas dan berjalan keluar kelas bersama Tia.

"Aku dijemput sama papaku kok Ran, aku duluan ya? Eya kamu sama siapa?, mau bareng ga?"

"Eh ga usah Ti. Aku nunggu kakakku keluar kelas dulu" jawabku pada Tia.

"Oke, aku belum punya pin atau nomor kamu loh? Boleh minta?" ucap Tia, sambil menyodorkan handphone nya

"Sudah nihh Ti, byeeee" sambil melambaikan tanganku padanya.

Aku menunggu di dekat lapangan basket cukup lama sekali. Apa kakaku belum keluar kelas?, tapi tidak mungkin. sekolah juga sudah hampir sepi.
Akhirnya aku memutuskan untuk ke parkiran.

"Arghhhhh kakaakkkk... Ditunggu dideket lapangan basket malah taunya disini!". Marahku padanya, ternyata dia sudah menaiki mobil dan mengeluarkan dari parkiran dekat sekolah.

"Ahahahha,, yaudah siii, sini cepet masuk. Maafin yaa". Jawab kakaku sambil memohon permintaan maaf dariku.

Menyebalkan sekali dia?. Sudah kutunggu 15 menit an, dia malah sudah ada di mobil.
Huhhhhh kalau dia bukan kakaku, sudah kucekik lehernya mati matian.

"Hmmm". Jawabku lagi tanpa senyuman.

Jadi. Apa perpisahan begitu menyakitkan sehingga kamu tak mau lagi menemui adanya pertemuan?

Secret Rana [Completed]Where stories live. Discover now