-Hi, introvert 04-

Start from the beginning
                                        

Panggilan telepon itu di matikan oleh Alora, Buru-Buru Alora langsung mensharelock lokasi mereka saat ini, setelah itu Alora langsung mematikan handphone itu dan beralih menatap ke arah pemuda bernama Zidan tersebut.

"Jangan pingsan ya, aku takut" Alora menepuk-nepuk pipi zidan agar pemuda itu tetap sadar, Wajah pemuda itu terlihat pucat, mata nya perlahan terpejam, membuat Alora semakin takut.

"jangan mati di sini, Aku takut" Alora terus mencoba menyadarkan pemuda itu, dengan meniup-niup mata pemuda itu bertujuan agar sang empu tetap terjaga.

Lengan kanan pemuda itu yang semula berada di paha kanan nya perlahan melemas, begitu pula dengan lengan sebelah kiri nya yang menjadi tumpuan ia duduk, kini tidak dapat menahan bobot tubuh nya, Alora langsung Terkesiap saat tubuh itu Hampir terjatuh terlentang ke belakang,

"Aduh, jangan pingsan dong, kamu barat tau," Alora tetap dengan posisi memeluk pemuda itu, menjadi kan tubuh nya sebagai tumpuan,

Saat sedang memperhatikan pergelangan kaki Zidan, Alora melihat darah yang terus mengucur dari paha kaki kanan Zidan, Laki-Laki itu memakai celana dasar berwarna hitam robek-robek, jadi dapat terlihat.

"Pasti sakit banget, wajah nya juga udah pucet banget, ini temen-temen nya juga lama banget sih."

Alora membuka Tali pita berwarna pink yang ia pakai di rambut nya sebagai ikatan, huh, untung saja Alora sedang mood memakai Pita itu.

Alora merebahkan tubuh Zidan dengan perlahan, lalu mulai mengikat tali pita di luka pada paha kaki kanan Zidan dengan kencang, tujuan nya agar mencegah pendarahan berlebih, dan supaya Zidan tidak kehabisan darah yang dapat berakibat fatal untuk hidupnya.

Setelah selesai, Alora kembali mengangkat tubuh Zidan, dan membuat tubuh nya kembali menjadi tumpuan seperti awal,

Tak lama kemudian, dua motor dan satu mobil mendekat ke arah mereka, suasana yang gelap membuat lampu motor dan mobil itu terlihat menyilaukan.

"DISINI!" Teriak Alora, supaya mereka dapat mendengar, dan cepat mengetahui keberadaan mereka

Empat orang datang menghampiri Kedua orang itu, mereka memakai pakaian serba hitam dan beberapa aksesoris rantai, serta tindik, dan juga Tato di beberapa tubuh mereka, ck. Lupakan itu,

"Zidan, ya ampun!!" Fadil mendekat dan berjongkok di samping Zidan

"Zidan kenapa?" Tanya Erdo

Alora yang di tatap oleh mereka semua langsung mengeluarkan suara nya "Ga usah banyak tanya deh, ini dia udah sekarat mending bawa kerumah sakit dulu cepet, kaki nya terus pendarahan, kalo di biarkan kelamaan dia bisa meninggal karna kehabisa darah." Ujar Alora dengan panik

Mereka semua pun setuju dan langsung menggotong Zidan dan menaruh nya kedalam mobil

Dua orang pemuda masuk ke dalam mobil itu, "gue sama jendra bakal kerumah sakit duluan" ujar Erdo

Dua pemuda lainnya mengangguk, lalu Erdo dan Jendra masuk kedalam mobil dan Perlahan meninggalkan tempat itu,

Hufh

Alora menghela nafas, Akhirnya----Kaki Alora sangat pegal akibat menumpu tubuh besar itu,

kini tersisa mereka bertiga di jalan sepi itu, Alora, Fadil, dan Kendrik. Aura lelaki itu terlihat dominan, dengan raut wajah seram, dan tatapan yang sinis, membuat Alora bergidik ngeri

fadil sedang membereskan barang-barang Zidan, seperti Handphone, Helm, dan kalung milik Zidan, Di tempat ini hanya ada helm tidak tau motor nya kemana,

"Udah kan? Aku pergi dulu," ujar nya lalu melangkahkan kaki nya menuju sepeda nya

"Tunggu"

Alora menghentikan pergerakan nya, lalu berbalik menatap ke arah Kendrik, "Kenapa lagi? Aku capek"

Kendrik menahan lengan kiri Alora"lo ikut kita ke rumah sakit"

Alora hendak menyentak tangan kasar itu, tetapi lengan nya malah semakin di remas, Alora meringis, lengan nya pasti sudah memerah.

"Aku gamau, Aku engga ada sangkut paut nya lagi sama kalian, aku mau pulang."

"Engga ada yang tau kejadian di sini gimana, bisa aja sebenernya itu ada sangkut paut nya sama lo kan?" Ujarnya

"Dih, aku di sini cuma nolongin ya! Syukur-syukur aku tolongin temen kamu, Coba kalo engga ada aku mungkin temen kamu udah mati kehabisan darah di sini!!"

Kendrik mengeraskan genggaman nya, membuat Alora kembali meringis.

"Kalo lo engga mau ikut, lo tau akibat nya!"

Alora menatap mata tajam itu, lalu tersenyum miring "kamu pikir aku takut? Oh tentu tidak,"

Gadis itu langsung menyentak tangan besar itu dengan kasar, Alora melakukan itu dengan sekuat tenaga nya, dan akhirnya genggaman itu terlepas.

Buru-Buru gadis itu menaiki sepeda nya dan mulai mengayunkan memutar arah, Mulai sekarang, ia tidak ingin melewati jalan pintas itu lagi.

Kendrik tersenyum penuh arti, lalu berbalik ke arah fadil,

"Ken, ini kalung siapa?" Tanya Fadil

Kendrik mengambil kalung emas dengan bandul nama kecil ALORA✧

Kendrik Tersenyum tipis lalu memasukan kalung itu kedalam saku nya,

"Biar gue aja yang simpen"

Fadil mengangguk, "Udah yuk, susul mereka ke rumah sakit."

Mereka berdua pun mulai menaiki motor mereka masing-masing, dan mulai pergi meninggalkan jalan itu, menuju rumah sakit.

•••••

VOTE KOMEN

Bonus(⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠) cute banget sih

Bonus(⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠) cute banget sih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


PHOTO BY PINTEREST

Hi, IntrovertWhere stories live. Discover now