-Hi, introvert 14-

23.7K 1.2K 34
                                        


Happy 1k vote and happy 10k pembaca yuhuu

Vote nya dong, jangan lupa tinggalin komentar.

••••••

Kepergian bobby meninggalkan kesedihan yang begitu mendalam, Bagi keluarga, Teman-Teman, dan para sahabat. Kini mereka semua tengah berada di Makam bobby. Para peziarah sudah kembali ke rumah mereka masing-masing, Makam bobby Sekarang hanya Tinggal ibu bobby, Geng FlyTher dengan Anggota yang lain, serta Alin, Alora, dan Jendra, pemuda itu tetap di sini karna ia yang menjadi perwakilan sementara dari pihak sekolah, teman-teman mereka yang lain sudah pulang dari satu jam yang lalu,

"Kenapa kamu ninggalin ibu secepet ini bob, ibu jadi sendirian, kalo kamu pergi ibu sama siapa, nak?" Wanita itu menangis sesegukan dengan terus memeluk Makam yang basah itu,

"Ibu engga percaya kamu bunuh diri!  ibu tau kamu orang nya ceria, Tapi kalo ada apa-apa kamu pasti cerita ke ibu hiks, bob ibu juga capek, Tapi engga harus mengakhiri diri kan? Ada ibu yang bisa jadi tempat kamu pulang di sini, Tapi kenapa malah milih pulang ke sana."

"Ibu sendirian bob, sendirian! Tanpa kamu, penguat ibu siapa? " 

Mereka yang berada di sana hanya diam, dan menyimak apa yang di ucapkan oleh ibu Ratih, ibu dari bobby. Mereka juga sedih, tapi yang paling merasa sedih adalah ibu nya, mereka juga kehilangan, tapi yang lebih kehilangan adalah ibu nya.

Mereka menunduk, Liga kembali meneteskan air mata nya, Alin sudah di peluk oleh Rafi, Cowok itu juga sudah memalingkan wajah nya, Dada mereka semua sesak. Sosok ceria yang selalu membuat mereka tertawa telah pergi, Mereka sangat kehilangan, Mengapa secepat ini? Padahal mereka belum berjuang untuk mencapai cita-cita mereka bersama.

Flashback on

"Ga, nanti kalo kita udah punya anak, dan anak kita beda gender jangan lupa jodohin yak! Biar besanan, hehe..."

Liga mendelik mendengar kata-kata itu dari bobby, "heh! Masih SMA jangan mikirin anak dulu lah, geli gue denger nya, mana mau di jodoh-jodohin lagi! Kalo anak gue sama anak lo beda usia nya jauh banget gimana, hayo?!"

"Ya engga masalah, makanya nikah nya barengan, biar punya anak nya bareng-bareng" Liga menggeplak belakang kepala bobby, "gampang banget lo ngomong begitu bob"

Bobby mengaduh dan mengusap belakang kepala nya yang di pukul oleh Liga, memang tidak terlalu keras tetapi lumayan terasa.

"Emang susah nya di mana? Yaudah kalo lo engga mau, gue mau jodohin anak gue sama anak Rafi dan Alin aja nanti, kalian mau kan?"

Pipi Alin Bersemu merah, sedangkan rafi cowok itu tersedak asap rokok di tangan nya,

"Gila lo, Ganti Pembahasan. Engga ada yang lain apa selain anak, apa kek, Bisnis? Pendidikan? Yang lain nya kan bisa"

Bobby, cowok itu cemberut "ah, Kalian mah engga asik, padahal kan ini juga Pembahasan tentang masa depan."

Liga menampar bibir yang di maju kan itu, Terlihat tidak cocok, Karna bobby itu sangar. "Cita-Cita deh, Cita-Cita lo apa?" Tanya Liga

"Maen geplak aja lo, Sakit ni bibir sexy gue!"

"Iya-Iya maaf, yaudah back to topik masa depan, Cita-Cita lo jadi apa?"

Bobby tampak berfikir lalu menjawab dengan antusias "Cita-Cita gue mau jadi Abdi negara, Kalo bisa TNI angkatan laut deh, gue juga kan hobi berenang."

Liga dan Rafi Mengangguk, Bobby Sangat cocok dengan profesi itu, di lihat dari kemanpuan serta fisik nya,

"Keren bob, semoga tercapai ya"

Bobby tersenyum menanggapi Alin, "Makasih Alin"

Flashback off

Alora juga ikut menangis di dekapan Nuel, Jujur saja, Meskipun Alora belum sempat berkenalan, Tetapi Alora Tau jika Bobby orang yang baik dan ceria, Penyemangat Di dalam Geng FlyTher, sosok yang mampu Membawa suasana yang tidak mengenakan menjadi menyenangkan.

Alora menatap ke arah ibu Ratih, Wanita itu terlihat tidak bergerak dan berhenti bersuara, membuat ia khawatir, lalu mendongak ke arah Nuel,

"A-bang, kenapa ibu Ratih engga bergerak bang?'' Tanya Alora dengan suara serak, Nuel menatap ke arah ibu teman nya itu, "Sebentar Ra, Abang samperin dulu"

Nuel melepas pelukan nya dari tubuh Alora, Pemuda itu berjalan menghampiri ibu teman nya itu, lalu Nuel menepuk pelan punggung ibu Ratih, "Bu, Udah Ya Nangis nya, Kasian Bobby" Tidak ada pergerakan dan jawaban, Nuel langsung mengecek Keadaan ibu Ratih yang ternyata sudah pingsan, membuat nya panik, lalu Membalikan Tubuh itu dan mengangkat nya, Nuel langsung berlari menuju mobil tanpa sepatah kata pun.

Memang Nuel berhubungan dekat dengan ibu Ratih, semenjak berpisah dari mami nya, Ia sangat merindukan sosok ibu. Jadi ia merasa jika berada di dekat Ratih rasanya seperti berada di dekat mami nya.

"Bu Ratih pingsan, untuk anggota yang lain pulang duluan aja, nanti malem baru ke rumah bobby lagi," Perintah Rafi,

Mereka setuju dan mulai pergi menuju motor-motor mereka, Kemudian untuk para inti dan yang lain, mereka langsung menyusul Nuel menuju mobil milik ibu Ratih.

Setelah sampai, Nuel langsung merebahkan tubuh wanita itu dengan posisi duduk, Nuel berbalik menatap Para sahabat nya, "Ke rumah bobby aja, Sekalian kita bantu-bantu buat Doa nanti malem."

Rafi dan yang lain mengangguk,

Jendra yang semula diam kini bersuara, "Gue ikut ya, Gue mau bantu-bantu kalian"

"Ga boleh!" Sahut Alaska, Jendra menatap Alaska malas, "Kenapa ga
boleh?"

'Gue cemburu! Anjing'

"Ya engga boleh, ga usah banyak protes mending lo pulang!"

Jendra menghela nafas, "oke, gue pulang duluan, btw Turut berduka, Semoga Bobby di tempatkan, di Tempat paling Baik di sisi-Nya"

"Aamiin"

Lalu Jendra berbalik untuk menuju arah motor nya berada, Namun langkah nya terhenti karna Nuel memanggil Nama nya, "Ndra, Boleh Tolong Anterin Adek gue pulang? Gue engga bisa anterin, Sekalian aja gitu sama lo, soalnya rumah kalian searah" Pinta Nuel, Ia kasihan melihat adik nya yang terlihat kelelahan itu,

Jendra mengangguk setuju "Boleh-Boleh, Ayo ra pulang bareng gue!" Jendra Hendak Memegang Lengan Alora, Tetapi lebih dulu Alaska menyentak nya, "Ga boleh. Inget El, jangan asal kasih kepercayaan sama orang."

Jendra kini menatap Alaska datar. "Lo Aneh tau engga! Gue cuma mau nganterin, lo tenang aja!"

"Udahlah ka, kita engga bisa ngulur-ngulur waktu, kasian ibu Ratih, biarin adek gue pulang sama Jendra aja"

Alaska diam. Jendra kini menggenggam telapak tangan Alora yang terasa dingin itu, lalu pamit pergi dari sana.

'Ah-sial!' Alaska menggeram tertahan.

••••••••••

•VOTE KOMEN! KARNA JUJUR PEMBACA SAMA YANG VOTE JOMPLANG BANGET, AYO DONG VOTE GA MAKAN WAKTU KOK!!

•Spam next kalo suka

•see you next chapter

Hi, IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang