VOTE KOMEN NYA DONG!•••••••
"Bu, Jangan Tidur Oke. Ini demi keselamatan ibu dan Anak ibu"
Wanita muda Bernama Lily itu Mengangguk mencoba mematuhi Titah Alora. Meskipun mata nya sangat berat, yang rasanya ingin ia pejamkan.
"Sus sudah cuci tangan?"
"Sudah dok"
Alora mengangguk, "Baiklah, Taruh Alkohol di sini, Pakai sarung tangan itu, Dan bantu saya sus."
Alora menggulung rambut panjang nya, lalu mengoleskan Alkohol di tangan nya, Dan tak lupa memakai sarung tangan.
Setelah semua selesai, Dan kepala bayi sudah keluar, Alora memberikan aba-aba kepada ibu lily.
"ikutin aba-aba saya ya bu, Tarik nafas, Ngeden nya di perut, jangan di tahan di tenggorokan."
Ibu lily mengikuti aba-aba Alora,
"Dikit lagi bu, ayo semangat"
"Aaaa, huh...huh"
"Sedikit lagi"
Oek..Oek..Oek...
"Alhamdulilah dok,"
"Bayi nya laki-laki bu lily, Selamat ya, Anda menjadi ibu nya sekarang"
Ibu lily Tersenyum dengan wajah pucat itu, "Makasih ya dok, sus"
Mereka mengangguk, Lalu Alora memberikan bayi laki-laki itu kepada Nandini, jujur ia sangat bahagia melihat wajah merah menggemaskan bayi itu.
Mereka membagi tugas, Nandini mengurus Bayi itu, Dan Alora mengurus ibu lily,
Mata Ibu lily terpejam, Itu tidak apa-apa, Karna memang kelelahan, Tidak ada yang serius.
Alora beranjak untuk membersihkan semua nya, dan Setelah selesai, Ia mendudukan diri nya di kursi yang berada di kamar itu, Cukup melelahkan memang.
Meski tidak sopan, Alora memperhatikan sekeliling kamar, Tidak ada foto keluarga atau foto ibu lily di sini, jika di lihat-lihat lily lebih muda dari nya.
Saat mata nya tak sengaja melirik ke atas nakas yang berada di samping nya, Alora langsung mengambil nya dan mengamati foto itu, sial sekali, Padahal ia sudah jauh-jauh ke desa ini tapi masih saja berkaitan dengan mereka.
Dunia memang terasa sempit.
"Dok, Bayi nya udah bersih, dia sehat"
Alora mengalihkan pandangan nya lalu memasukan foto itu ke dalam jas nya.
Mata nya tersenyum cerah melihat bayi itu yang tengah membuka mata kecil lalu menutup nya lagi, Mata bayi memang seperti itu, Apalagi jika baru lahir seperti ini, Pasti Akan Terpejam terus.
"Sini biar saya gendong sus"
Suster Nandini memberikan bayi kepada alora, Alora menggendong nya dengan Hati-Hati dan Menggoyangkan nya pelan, Ia merasa sedikit de ja vu Teringat bayi gemas Anak tetangga nya yaitu lala.
Ah, Memikirkan lala, Alora menjadi merindukan nya. Sudah sebesar apa bayi menggemaskan itu?
"D-dok, Sus"
Mereka menoleh ke arah lily, lalu menghampiri nya, "Ini bayi Anda Bu lily" Ujar Suster Nandini.
Alora merebahkan bayi itu ke sisi kanan ibu nya, lalu menatap ke arah lily.
"Bu, Ini bayi nya kira-kira mau di kasih nama siapa?" Tanya Alora,
"Jangan panggil aku bu, panggil lily aja, Kaya nya kita seumuran" Ujar Lily
"Oh ya? Saya kira kamu lebih muda dari saya, wajah kamu baby face soalnya"
Memang umur mereka sama. Mereka seumuran dan tapi memang lebih tua alora 3 bulan.
Lily mengenggam tangan alora yang berada di samping nya, menatap alora dengan tersenyum tulus, kemudian mata nya bergantian menatap ke arah bayi nya, "Nama nya Zayan Zamonila Raferik, Panggil dia Zayan"
Alora berbinar mendengar nya, bagus sekali nama nya. Cocok dengan Bayi yang tampan itu.
"Wah, bagus sekali nama nya"
Lily mengangguk, lalu kembali menatap ke arah alora "Dok aku mau minta tolong, Titipkan Zayan, Aku bukan berniat membuang nya, Hanya saja seperti nya aku tidak bisa menjaga nya dan tidak bisa melihat pertumbuhan nya. Aku mau kamu pastikan Zayan tinggal di tempat yang benar. Titip Zayan di Tempat yang layak, Aku sudah Tidak kuat, Kamu boleh Titip dia di panti asuhan mana saja, Asal tempat itu bisa menjaga dan menyayangi nya dengan sepenuh hati."
Lily, ibu muda itu menangis dengan sesegukan. Membuat mata alora yang tadi nya berbinar kini berkaca-kaca.
"Kamu kenapa ngomong gitu ly? Kamu harus kuat, biar bisa jaga Zayan sampai besar, kamu engga mau emang nya liat semua tahap pertumbuhan anak kamu?"
Lily menatap name tag di jas alora, "Siapa yang engga mau dok, Tapi aku udah engga kuat, aku cuma mau kamu pastiin Anak aku di titipkan di tempat yang bisa menyayangi nya, aku mohon dok"
Alora dan suster Nandini saling menatap, Hufh "baiklah, Tapi beri dia Asi kamu dulu, kasian dia.. Zayan juga butuh energi dari ibu nya"
Lily mengangguk lalu menggendong zayan ke pelukan nya, Lalu mulai menyusui bayi tampan itu.
Alora juga menyuruh lily untuk mempompa asi nya dan di masukan ke dalam botol.
"Boleh aku panggil kamu alora?" Tanya lily,
"Tentu boleh,"
Tiba-Tiba lily kembali menangis, membuat Alora dan nandini panik, "loh ly kenapa? Saya ada salah ya?"
"Tidak kok, aku cuma sedih sekaligus bahagia, aku sedih karna Zayan tidak akan bertemu ayah nya, dan aku juga bahagia karna itu."
Kening alora mengkerut tidak mengerti, "Maksud kamu?"
Lily tidak menjawab, Namun mata nya mulai terpejam dan tangan yang memeluk Zayan kini mengendur, Nandini buru-buru mengambil alih menggendong bayi laki-laki itu.
Alora langsung mengecek keadaan lily, kaki nya perlahan mundur, lalu menatap Suster Nandini dan Alora menggeleng.
"L-ily udah meninggal"
Suster nandini menghela nafas, lalu menatap jam dinding di Tembok kamar itu,
"Waktu kematian 16.35"
•••••••
VOTE KOMEN!!
Masih awal-awal, wajar kalo pada bingung.
Jangan lupa vote nyaa
SEE YOU NEXT CHAPTER ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Introvert
AdventureSabrina tersedot ke dalam novel favoritnya dan menjadi Alora, adik perempuan sahabat protagonis laki-laki yang tidak di ketahui oleh kakak nya sendiri. Alora adalah introvert yang jarang berinteraksi dengan orang lain. Sabrina ingin mengamati dan me...