Happy reading, jangan lupa vote Komen banyak-banyak!!
"Apa yang ditakdirkan untuk mu, Tak akan pergi dari mu"
🍓Lembar_story
•••••
Dentuman musik dan lampu gemerlap menghiasi gedung ini, Minuman-Minuman beralkohol yang berbeda-beda merek nya menghiasi bartender, Banyak orang berbeda gender dan beda usia yang tengah menikmati hidup di tempat haram ini, salah satu nya adalah jendra.
Ia hanya sendiri di sini, Jika Fadil tau ia pasti akan dilarang keras menginjakan kaki ke tempat ini.
Niatnya hanya ingin minum sedikit, Tetapi jendra malah menghabiskan 1 botol Alkohol dengan kadar Yang lumayan tinggi, Sudah Ada beberapa wanita yang mencoba mendekati nya, Namun jendra langsung mengusir mereka dan langsung melemparkan uang tunai yang ia bawa kepada wanita-wanita itu, Hanya memberi tidak memakai, Tenang saja.
Mereka hanya butuh uang, jadi jendra memberikan nya, dari pada mereka tidak pergi dan malah merecoki nya.
Setelah beberapa jam, Jendra berjalan keluar dari club malam, Niat nya ingin minum sebentar namun malah kelabasan, Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, Jendra sudah mabuk sekarang. Ia Juga hanya sendiri karna ingin menenangkan diri di club Akibat tuntutan pekerjaan yang membuat nya lelah sekaligus pusing.
Jendra berjalan dengan gontai, Menuju mobil nya, Dengan Tatapan setengah sadar, Ia Tetap nekat Mengemudikan mobil Miliknya menuju hotel, ia sangat lelah dan mengantuk, jendra akan menginap di hotel terdekat saja malam ini.
Setelah sampai hotel, jendra langsung memesan satu kamar untuk satu hari di sini,
"Kamar nomor 110 ya kak, ini kuncinya"
Tanpa membalas jendra langsung mengambil kunci kamar nya dan langsung pergi dari sana, Berjalan dengan sempoyongan dan kepala nya yang pusing, Dengan mata yang melihat ke arah nomor-nomor di pintu kamar,
"99, 100, 110?" Gumam jendra di sela-sela racauan nya, Setelah itu ia langsung mendekat ke arah pintu kamar, Saat ingin memasukan kunci kedalam pintu, Ternyata pintu itu tidak tekunci,
Alis nya menyerngit, Tapi jendra tidak peduli, mungkin itu Otomatis, jendra langsung masuk kedalam kamar.
"Ini... Udah ada kunci nya? Untuk apa di kasih lagi?....." Lirih nya, dengan wajah memerah, lalu jendra langsung memutar kunci yang menggantung di dalam pintu, dan pintu itu terkunci.
"Udah, hm... Gak perlu lagi kan? Buang aja lah, " Beginilah jika tidak terbiasa minum, Tapi mencoba minum alkohol dengan jumlah yang banyak, Jendra menjadi tak terkendali dan seperti hilang akal?
Dengan sisa-sisa kekuatan nya, ia berjalan menuju balkon lalu mata nya menatap ke arah bawah, jendra tersenyum dan langsung melempar dua kunci yang ia pegang ke bawah, Tanpa tau kunci-kunci itu mendarat kemana,
"Selesai.... Haha, Nanana Hoam Nanana..." Jendra bergumam tidak jelas dengan mata yang sayu dan berat, ia langsung beranjak menuju kasur dan langsung tertidur dengan memeluk guling....(?)
"Guling nya empuk, ..... Suka...Suka" Jendra memeluk dengan erat guling wangi itu tak lupa mencium nya berkali-kali, sungguh wangi yang enak dan menenangkan, Jendra langsung tertidur karna kelelahan.
Tanpa tahu jika ia masuk kedalam kamar yang salah, jendra masuk kedalam kamar nomor 101 bukan 110.
••••••
Pagi hari tiba, jendra mengerjapkan mata nya, Sial! Kepala nya terasa sangat pusing. jendra itu typikal orang yang tidak terbiasa terbangun siang bagaimana pun kondisinya, Mata nya menatap sekeliling, lalu menguap pelan, Tangan nya mengusap mata nya yang terasa sepat,
"Masih ngantuk, sial" ujarnya lalu kembali memeluk guling itu dengan erat,
Tunggu dulu? Mengapa guling ini hangat? Dan, Rambut panjang siapa ini? Setau nya rambut miliknya tidak panjang,
"Akibat masih ngantuk, jadi berhalusinasi." Gumamnya, dengan suara khas jendra, Mata nya kembali terpejam. Namun beberapa detik kemudian langsung menatap kembali ke arah guling itu, hingga ia merasa ada keanehan karna kepala nya terasa hangat seperti nafas seseorang?
Apa?! Nafas? Jendra Refleks menengok,
Deg!Deg!Deg!
Jantung nya dua kali lipat berdetak lebih cepat, Yang berada di penglihatan nya adalah Seorang Gadis cantik yang ia cintai di masa lalu? Jendra Benar-Benar berhalusinasi, Tapi ini terasa nyata.
"Haha, Jangan karna saya kangen dia, saya jadi gila begini. Pagi-pagi sudah berhalusinasi, ck! Sadar jendra" Tangan kanan yang mengekung tubuh itu ia angkat untuk mengusap mata nya, berharap halusinasi itu hilang dari hadapan nya.
"Sudahlah, Mungkin Alkohol ini masih berefek, Mending saya Tidur kembali, biarkan fadil yang mengurus pekerjaan untuk hari ini." Jendra memang benar-benar kelelahan sedari kemarin, Kepala nya kembali tertidur di guling itu, yang kenyataan nya adalah perut alora,
Ya! Alora, Sangking kelelahan nya Alora sampai lupa untuk mengunci kamar, Hingga jendra yang berakhir tidur bersama nya semalaman!
Tak lama, Alora menggeliat dan Menguap pelan, bibir nya menarik senyuman menatap ke arah langit-langit kamar hotel itu, ia belum menyadari jika ada seorang pria yang tidur di perutnya.
"Selamat pagi dunia, Mari memulai hari dengan bahagia." Gumam nya, Saat ingin Membalikan tubuh nya, Alora di kaget kan dengan Pria yang tengah tertidur di perutnya, dan tangan besar yang memegang pinggang nya.
"AKHH... MAMII" Dengan Tiba-Tiba tangan nya langsung mendorong tubuh besar itu dan pria itu terjatuh kebawah.
"Agh, Fadil Sialan." Tunggu? Fadil tapi suara nya seperti perempuan? Jendra langsung mendongakan kepala nya,
Mata mereka bertemu, detik itu juga nafas kedua nya tercekat, dada mereka bergemuruh, lidah yang kelu dan Otak yang seakan tidak bisa berfungsi!
"S-sayang?" Jendra langsung membekap bibir nya yang berbicara spontan seperti itu, Lalu Memukulnya pelan.
Apa-Apaan ini? Apa semua ini? Kedua nya sama-sama terkejut dan tak bisa berfikir jernih
••••
Noh siapa yang mau cepet-cepet mereka bertemu, udah aku kabulin, jadi mana vote komen nya!
Bantu suport terus ya!
See you next chapter ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Introvert
AdventureSabrina tersedot ke dalam novel favoritnya dan menjadi Alora, adik perempuan sahabat protagonis laki-laki yang tidak di ketahui oleh kakak nya sendiri. Alora adalah introvert yang jarang berinteraksi dengan orang lain. Sabrina ingin mengamati dan me...